1

2 4 1
                                    

Larinya nampak sangat terburu-buru. Ia terus menatap jam arloji di sela-sela larinya itu. Membuatnya semangkin mempercepat langkahnya. Ini semua karena ia bangun kesiangan. Membuaatnya harus berjalan kaki untuk pergi kesekolah. Karena kakaknya yang sudah pergi kerja duluan. Dia sebenarnya tadi naik angkot. Tapi angkot itu terjebak macet. Membuatnya harus turun dari angkot, dan berlari kesekolah yang jaraknya numayan jauh. Ini demi dia tak kesiangan lebih jauh.

Helan napas itu terengah-engah. Dan ia memperhentikan larinya, untuk mengontrolkan napasnya yang tak beraturan. Ia melirik pada gang kecil. Dan masuk kedalam gang itu untuk melanjutkan larinya.

Untung saja gadis itu mengetahu jalan pintas ini. Jalan yang memang jarang di lalui karena kumuh dan meyeramkan. Namun begitu, Ia juga baru mencoba jalan pintas ini. Kalu tidak mendesak, ia tidak akan mau pergi ke gang kecil yang sering di jadikan tongkrongan anak-anak nakal di sekolahnya itu.

Langkahnya yang terburu-buru itu seketika memelan. Mengetahui ada satu sosok laki-laki sedang menyegatnya di depan. Ia sudah memprediksi itu akan terjadi. Ia mencoba tak mempedulikan cowo berandalan itu. Langkahnya kini di percepat kembali, dengan wajah yang masih mempertahankan muka biasa saja.

“Mau kemana cantik? Ko sendiri aja.” Goda cowo itu. Namun gadis itu tetap berjalan, sampai akhirnya tangannya di tahan dan tubuhnya di benturkan pada tembok gang. Ia sedikit meringis namun masih bisa menahannya.

Ia menatap laki-laki itu dengan tajam. Rasanya ingin sekali ia menampar wajah pas-pasannya itu. Namun ini masih terbilang pagi, untuk memukuli orang.

“Minggir!.” Ucapnya sedikit mendorong tubuh cowok itu. Namun sang lelaki masih bisa menahan tubuhnya agar tidak pergi.

“Mau kemana? Temanin aku dulu di sini.” Ucapan Cowok berandalaan itu berhasil membuat nya, mendecih geli.

Tangan laki-laki itu kini mulai menghampiri wajahnya dan wajah lelaki itu juga muali mendekat. Namun sang gadis masih mempertahankan muka datarnya.

Di saat niat mesum laki-laki itu terlaksana, gadis itu sudah mendahului rencananya untuk memukul barangnya dengan kakinya. Dan itu berhasil membuatnya meringis kesakitan. Gadis bernama Lani itupun mendorong tubuh laki-laki itu sampai terjatuh. Dan kemabali menginjak kelemahan cowo itu dengan geram.

“Dasar cowo mesum! Dasar cowo mesum!.” Itu lah dumalan nya di saat menyiksa laki-laki itu. Setelah puas, Lani melanjutkan larinya meninggalkan cowok itu, yang kini sudah tak bisa berkata-kata karena kesakitan.

Setidaknya itulah hukuman untuk cowok mesum sepertinya. Dan mungkin itu bisa membalaskan dendam para korban pelecehannya. Para siswi perempuan yang sempat di lecehkannya. Karena cowok itu memang gemar berbuat mesum pada gadis-gadis yang terlihat lemah. Namun, ia belum mengetahui bahwa gadis yang hendak di lecehkannya tadi, tidak selemah itu.

                             ****

Langkahnya gontai, ia sunguh pegal. Dengan usah payah ia berlari dan mengambil jalan pintas. Ia masih bisa di temukan oleh sampam penjaga. Itu membuatnya jengkel, karena ia tetap mendapati hukuman, untuk berdiri di tiang bendera sampai jam istirahat.

Dengan langkah gontainya itu dia hendak pergi kekantin untuk makan siang. Namun, niatnya itu terhenti saat tiga laki-laki meyegatnya. Dengan sepontan ia memberhentikan langkahnya.

Ia mendecih pada salah satu laki-laki itu. Sunguh tak percaya bahwa ia masih menampakan wajah meyebalkannya, sama seperti saat di jalan pintas tadi. Apa dia belum kapok setelah gadis itu menghajar masa depannya.

“Apa mau mu!.” Ketus Lani.

“Eh kau galak sekali teryata yah.” Jawab cowok itu.

“Aku tak punya waktu untuk berdepat dengan kalian. Minggir!.” Lani mencoba menyingkirkan laki-laki yang menutupi jalannya itu. Tapi langkahnya terhenti karena tangannya di cengkram oleh cowok berna Doni itu.

Lani melirik pada cowok itu dengan malas. Doni terseyum miring padanya. Dan itu berhasil membuatnya semakin jengkel pada muka jeleknya itu. Lani menggilir tangan cowok itu dengan trik bela diri yang ia miliki, tak memperdulikan Doni yang kini meringis kesakitan.

“Jangan pernah kau menyentuhku lagi. Atau tidak ku patahkan tanganmu ini!.” Ketusnya mengacam. Setelah itu ia melepaskan tangan lelaki itu kasar, dan kembali melangkah, namun langkahnya masih tertahan karena tangannya kini di cekram lagi. Dengan seketika ia menggilirkan tangan itu seperti tadi, namun kali ini lebih kuat dan berhasil membuat tangan Doni di patahkan olehnya.

“Akhhh! Tangaku!.” Ringisnya kesakitan membuat beberapa siswa mengeburni mereka.

“Sudah kubilang jangan sentuh!.”

                           ****

“Kenapa kau mematahkan tangannya?.” Tanya laki-laki paruh baya itu. Yang tak lain adalah guru BK nya.

Ia kini berada di ruang BK karena berhasil mematahkan tangan anak orang.
“Aku hanya melindungi diri pak.” Jawabnya datar. Ia masih bisa tenang karena ia tak merasa bersalah.

“Tapi tidak sampai membuat anak orang, kau larikan ke rumah sakit.”

“Yah... setidaknya itu bisa membuat tangannya tidak berbuat mesum lagi.”

“Apa maksudmu?.” Tanya sang guru heran.
“Aku hanya ingin membuat cowok itu kapok. Agar tidak melecehkan dan mengganggu para siswi lagi pak. Dia itu sangat mesum. Tadi saya hampir di lecehkan olehnya. Dan bukan hanya saya. Teman-teman saya pun pernah di lecehkan oleh dia. Karena itu saya mematahkan tangannya. Karena saya benci sama dia pak.” Lantangnya memperjelas kelakua cowok biadab itu.

Guru BK yang baru mengetahui itu terkejut tak percaya. Karena baru mendengar itu. Sebab semua korbannya di ancam. Dan tidak ada yang mau melaporkan kelakuan biadab cowok itu. Pada guru atau pun pihak kepolisian. Karena kebanyakan korbanya adalah cewek pemalu dan lemah.

Lani melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu setelah urusannya sudah terselesaikan. Untung saja ia hanya mendapatkan ceramahan saja dan tidak menambatkan sykor. Itu berkat kesaksiannya yang tadi. Dan dia hanya perlu mengumpulkan para wanita yang sempat di lecehkan cowok itu saja, untuk bukti bahwa perkataanya tidak bohong. Dan itu tidak sulit untuknya karena memang ia sudah sepakat pada siswi-siwi itu.
                       
                             ****

Halo🙂

Aku masih belajar nulis, jadi mungkin masih ada koso kata yang kurang bagus. Semoga kalian terhibur dengan ceritaku.
Selamat menerjun di dunia imajinasiku😂
Jika kalian suka jangan lupa klik bintangnya, dan komen yah🙂👉👈


Mawar EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang