3

1 2 0
                                    

Setelah sekian lama, akhirnya ia mendapatkan tempat duduk, di kantin pengap itu. Ia menyendok baksonya hendak memakannya. Namun suapanya terhenti setelah tiga laki-laki tiba-tiba duduk di sebelah tempat duduknya itu.

Ia mendengus lelah, lalu melanjutkan aktivitasnya untuk melahap bakso. Ia tidak ingin jam makan siangnya terganggu, hanya karena cowok-cowok tidak jelas itu. Yang kini memperhatikannya, sambil seyum-seyum pada dirinya. Rasanya ingin sekali ia memuntahkan bakso itu pada muka mereka. Tapi ia masih punya rasa sompan santun.

Lani hendak menggambil botol kecap di meja kantin itu, namun niatnya sudah di dahului oleh salah satu cowok di sebelahnya, ia memberikan botol kecap itu padanya. Dan Lani hanya memperhatikan cowok bernama Revel itu bingung.

Salah satu temannya bernama Nano, merasa geram. Iapun menggambil botol kecap itu, dan menuangkannya pada makok bakso Lani. Dan Lani tambah bingung. Pasalnya ia tidak terlalu mengenal cowok di hadapannya ini. Ia hanya mengenal bahwa mereka adalah anak kelas sebelah.

Ia kembali mencoba biasa saja, mencoba tidak peduli pada para lelaki ini. Dan mengraih botol saus. Namun botol itu di raih dengan sepontan oleh salah satu cowok bernama Fatih dan menuangkannya pada bakso Lani. Namun karena ambisius, ia terlalu kuat menekan botol saus itu, tambah tutup botol itu tidak kuat. Sehingga saus itupun tumpah pada makok bakso Lani. Beserta tutup botolnya.

“Eh maaf, aku gak sengaja. Biar aku pesenin lagi yah.” Ucapnya kikuk, lalu teriak pada mba warung kantin memesan bakso lagi.

“Eh aku pesenin minum seklaian yah.” Nano mulai ikut memesan minuman sambil berlari ke warung dan menggambil pesenan minumnya. Setelah itu ia kembali dengan segelas jus jeruk. Namun karena langkahnya yang terburu-buru dan tangan yang begetar, karena takut di apa-apakan gadis itu. Gelas itu tertumpah sehingga membasahi adrok Lani.

Dan tentu saja ia geram. Karena ketiga cowok itu telah merusak jam makan siangnya. Ia memukul meja itu kasar, sampai menimbulkan bunyi, lalu pergi begitu saja. Meninggalkan cowok-cowok itu yang merasa bersalah.

“Ishh dasar bodoh!.”  Revel menjendulkan kepala Nano yang menumpahkan jus tadi, lalu mengejar Lani dengan segera.

     ****

Lani mengumpat di sela-sela langkahnya. Rasanya ia ingin sekali meniju cowok-cowok tadi.

“Is ngapaain sih tuh cowok, gangguin gue makan aja.” Umpatnya sambil membersihkan adroknya.

Setelah itu ia terheti karena dua laki-laki di depanya yang terilahat mendekatinya, lalu berhenti di depannya.

“Kenapa adrokmu basah seperti itu?.” Tanya salah satu cowok itu yang betnama Indra. Dan cowok satunya hanya memandangnya datar.

Lani mencoba bersikap biasa saja. “Tidak papa. Hanya kejatohan jus jeruk.” Jawabnya mencoba datar.

“Lani... tunggu!.” Teriak Revel di belakangnya, yang dari tadi mengejarnya.

“Maafin temanku yah, adrokmu jadi basah seperti itu.” Ucapnya setelah ia sampai di dekat Lani.

“Jadi elu yang ngotorin adrok si Lani hah!.” Indra mendekati Revel yang masih bersetatus temannya itu. Lalu menjitak kepala lelaki itu.

“Aduh. Bukan gue lah. Itu kelakuan si Nano.” Sungutnya tak terima.

Indra kembali melirik Lani yang kini masih membersihkan adrok dengan tangannya, dan ia pun menjulurkan sapu tangannya pada gadis itu. “Ini pake sapu tangan gue.”

“Gak makasih. Gue gak perlu itu.” Ucapnya dingin lalu pergi.

Indra meremas sapu tangannya, menahan emosinya pada gadis itu. “Liat aja nanti, suatu hari nanti elu bakal tergila-gila ama gue.” Ucapnya sambil dengan sengirannya.

“Udah dramanya?” Ucap Putra yang dari tadi diam.

“Gue laper nih. Buru ayo kekantin.” Lanjutnya lalu melangkah pergi yang di ikuti Indra dan Revel.

Mawar EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang