Kalau saja Tuhan mengijinkanku memilih
Untuk menetap di kediaman indah nan permai
Tentu tak akan ku lewatkan
Terlebih..
Disana aku menemukan mawar tanpa kelabu
Walau terkadang ia bias karena rinainya...
Tetapi aku menyadari
Aku harus berbalik
Dan membiarkan engkau yang ada kini
Menjadi samar dimataku
Sebab aku tak miliki alasan
Untuk duduk bersila ta;dhim dihadapanmu
Sambil memetikkan tasbih-Nya dengan syahdu..
Pulanglah..
Aku tak miliki seteguk salsabila atau secawan madu
Hidupku masih terlalu samar
Jauh untuk mengantarmu kepada ridho-Nya
Pulanglah..
Aku hanya pengepul mimpi
Yang sarat akan thoma' dalam setiap detiknya
Sedangkan engkau..
Engkau terjaga dari jari yang penu lumpur
Dikelilingi oleh orang yang pandai bersyukur..
Pergilah
Engkau berhak memilih hati
Yang mampu tawarkan bait bait suci
Di sanubari dan atap rumahmu nanti..
Semarang, 20 sep '16
KAMU SEDANG MEMBACA
PUKAT HUJAN
Poetryhujan tak pernah berhenti memberi rahmat, sekalipun begitu hujan sering membiarkan luka jadi keramat, membuat trauma terukir dengan hebat, kau boleh saja sukai hujan lamat-lamat, asal tak hanya kenangan masa lalu yang kau ingat, sekali lagi, hujan i...