Selalu ada saja sajak yang tak tersampaikan rinai kepada dahan rapuh itu..
Aku sudah beritahu..
Daunnya cepat sekali gugur
Jika tak cepat-cepat kau lipur pedihnya...
Rinai..
Kau aku rindui setiapwaktu
Tetapi ada dahan yang lebih butuh rintikmu..
Setiap kali jemari terentang
Lalu sejenak memejam dalam syahdunya rinaimu
Engkau ku rindui setiap waktu
Tak pernah sejengkal tasbih menghapus harapku padamu....
Kau tahu hal yang paling menyiksa bagiku?
Ketika aku harus lewati kemarau panjang penuh debu..
Kau tiada..
Dan aku hanya mampu mengenang rinaimu
Kau terkasih...
Aku ingin sepenuhnya terjaga dalam rinai bersamamu..
Tetapi..
Aku tak cukup berani memintamu untuk tinggal selamanya disisiku..
Oh rinai..
Inikah yang lebih pedih dari menunggu habisnya kemaraumu?
Bahwa kau takkan pernah kembali Sejukkan dahanku ...
Semarang, oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
PUKAT HUJAN
Poetryhujan tak pernah berhenti memberi rahmat, sekalipun begitu hujan sering membiarkan luka jadi keramat, membuat trauma terukir dengan hebat, kau boleh saja sukai hujan lamat-lamat, asal tak hanya kenangan masa lalu yang kau ingat, sekali lagi, hujan i...