"HIDUP BOBA!!" teriak Haechan semangat begitu Wendy masuk membawa plastik besar berisi minuman boba.
Dengan cepat ketujuh pemuda yang tadinya duduk, segera berdiri menghampiri Wendy.
Masing-masing mengambil minuman sesuai yang mereka pesan.
"No boba no life." ucap Haechan.
"Lah? Jaem, lu cuma beli susu putih polos sama bobanya doang?" tanya Jeno bingung.
Pasalnya, Jaemin hanya memesan fresh milk dengan boba.
"Shh!" Jaemin mendekatkan telunjuknya ke bibir, mengisyaratkan agar Jeno tidak mengganggunya.
Ia mengambil saringan teh dan sebuah gelas.
Setelah membuka tutup cup minumannya, ia menuang susu berisi boba tersebut ke saringan.
Boba berwarna coklat itu pun tertahan di saringan sementara susunya masuk ke gelas.
Ia menyiram boba-boba tersebut dengan air hingga benar-benar bersih dari susu.
Jaemin pergi ke dapur dan kembali dengan membawa segelas kopi hitam tanpa gula.
Tanpa ragu, ia menuang boba dari saringan ke dalam gelas berisi kopi itu.
Ia mengangkat gelas di tangannya, "No boba no life!"
Jaemin tersenyum bangga akan hasil campurannya sementara yang lain menganga kaget.
Kelakuan si golongan darah AB itu memang sedikit ajaib.
"Sering-sering jadian ya, Ci. Biar sering-sering pj!" ucap Renjun yang membuat kakaknya itu semakin cemberut.
Ia menatap sedih layar hpnya yang menampilkan saldo gopay miliknya.
600 rupiah.
"Hiks... Duit gue..." Wendy mengelap air mata tak-kasat-mata di pipinya.
Dua hari lalu dia baru saja jadian dengan seorang senior di kantornya.
Johnny Seo.
Jadilah hari ini dia dituntut adik dan teman-teman adiknya yang akhlak-eobseo untuk mentraktir mereka.
Ketujuh laki-laki tampan itu kini duduk nyaman di sofa ruang tamu rumah Renjun.
Sementara yang lain menikmati boba, Wendy duduk dengan gelas berisi teh manis di tangannya.
Ia menatap sinis ketujuh pemuda yang berhasil merampoknya.
Mark memetik gitar di tangannya, gitar milik Renjun.
Melodi lagu roman yang bernuansa sedih itu mengalun di udara.
"I'm jealous of the rain..." tanpa sadar Renjun mulai bernyanyi.
"That falls upon your skin..." tipe suaranya yang menenangkan mengisi telinga orang-orang di ruangan tersebut.
"It's closer than my hands have been. I'm jealous of the rain..." Mark ikut menyanyi, masih dengan tangan yang memetik gitar.
"I'm jealous of the wind..." kali ini singer kebaktian pemuda, Chenle yang menyanyi.
"That ripples through your clothes. It's closer than your shadow... Oh I'm jealous of the wind..."
"Cause, I wished you the best of all this world could give..." nada tinggi di reff diambil alih oleh Wendy.
Suara Wendy membuat bulu kuduk yang lainnya berdiri.
"And I told you when you left me, there's nothing to forgive..."
"But I always thought you'd come back, tell me all you found was, heartbreak and misery..." Mark kembali bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHURCH BOYS || NCT Dream
Fiksi PenggemarMungkin begini jadinya kalau Dreamies jadi pemuda gereja. Kisah pelayanan, persahabatan, dan romansa yang dibumbui berbagai guyonan. "Mark, sini temenin gue." "Ngapain?" "Nyari om-om." Plak! "Heh! Lagi di gereja juga!" "Apaan sih orang emang mau car...