Haechan memarkirkan motor hitamnya di parkiran gereja.
Saat ini sudah hampir pukul 1 siang.
Gadis yang diboncengnya tadi turun dari motor dan melepaskan helmnya, diikuti oleh Haechan.
Setelah mencabut kunci motor, Haechan menyampirkan lengannya ke bahu si gadis, mengajaknya berjalan.
"Eh eh-" si gadis hampir hilang keseimbangan karena lengan Haechan yang menarik tubuhnya.
Tangannya reflek menoyor kepala Haechan yang hanya ditanggapi dengan cengiran si korban.
"Maung banget sih lu." ucap Haechan.
"Ya gimana gue hampir jatoh ya Samsudin." balas di gadis sengit.
Mereka menaiki tangga ke lantai 2.
Begitu memasuki ruang serba guna, mata mereka menangkap 5 sosok di ruangan itu. Renjun, Jaemin, Chenle, Jisung, dan Arana.
"SHALOM FANS!" teriak Haechan sambil menutupi telinga gadisnya, kasihan dengan pendengarannya.
"Kayak ada suara badak Afrika, dari mana ya?" ucap Chenle, pura-pura mencari di sekitar ruangan.
"Eh, neng Tara, duduk sini neng." ucap Renjun ceria, mengalihkan pandangan dari Haechan.
"Enak aja!" Haechan memeluk leher pacarnya tidak terima.
Ia menatap Renjun sinis.
"Aduh anjir gue ga bisa nafas!" Tara memukul brutal lengan Haechan.
"Eh maap maap aduh kasian sayangnya aku." Haechan memasang muka menyesal dan mengelus kepala Tara.
Mereka berdua berjalan mendekat ke tempat kelima orang tadi duduk.
Haechan melakukan fistbump dengan teman-temannya itu. Renjun, Jaemin, Jisung, Chenle, dan Arana.
Gerakannya diikuti oleh Tara, menyapa satu-persatu orang di ruangan itu.
"Arana." ucap Arana memperkenalkan diri saat kepalan tangannya bertemu dengan kepalan tangan Tara.
"Tara." balas Tara tersenyum ramah.
"Tumben pake masker bang?", tanya Jisung.
Haechan mengambil tempat duduk di sebelah Chenle, dan Tara duduk di sebelahnya.
Posisi duduk mereka semua mengelilingi meja berbentuk persegi panjang yang ukurannya cukup besar.
"Lagi batuk gua, Sung." jawab Haechan, menaikkan maskernya yang melorot.
"Talinya kepanjangan ya?" tanya Tara pelan, memperhatikan gerak-gerik Haechan.
Haechan mengangguk kecil.
"Siniin," ucap Tara.
Haechan melepaskan maskernya dan memberikannya pada Tara, yang dengan cepat membuat simpul kecil di kedua tali masker tersebut. Ia mengatur panjang talinya agar pas.
"Nah, sini deketan." ucap Tara pelan, tidak mau yang lain mendengar.
Haechan menurut, sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Tara.
Tara memasangkan masker hitam tersebut hingga kembali menutupi hidung dan mulut Haechan. Ia merapikan bagian kawatnya agar pas dengan hidung Haechan.
"Dah, sono!" usir Tara.
Bukannya menjauh, Haechan dengan usil malah semakin mendekatkan wajahnya.
Tara yang kesal otomatis mengangkat tangannya, berancang-ancang hendak memukul Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHURCH BOYS || NCT Dream
أدب الهواةMungkin begini jadinya kalau Dreamies jadi pemuda gereja. Kisah pelayanan, persahabatan, dan romansa yang dibumbui berbagai guyonan. "Mark, sini temenin gue." "Ngapain?" "Nyari om-om." Plak! "Heh! Lagi di gereja juga!" "Apaan sih orang emang mau car...