09. Fruits Baby

30 7 4
                                    

Tara's POV

Aku memberhentikan motorku di depan gerbang rumah Haechan.

Tadi aku sempat mampir ke minimarket untuk membeli buah-buahan. Jadi aku tidak datang dengan tangan kosong.

Ting! Tong!

Bel rumah berbunyi.

Beberapa detik kemudian seorang wanita cantik membuka gerbang rumah. Senyum ramah langsung muncul di wajahnya begitu melihat sosokku.

"Eh, neng Tara! Sini masuk." ucap tante Dea, mamanya Haechan.

"Hallo, tan!" balasku dengan senyum lebar, aku menyalami tangannya, menyentuhkan punggung tangannya ke dahiku, "Hehe Happy Sunday juga, tan."

"Happy Sunday!" balasnya, "Ayo, sini masuk."

Aku mengikutinya masuk ke pekarangan rumah, menutup pagar di belakangku.

"Mau kemana, tan? Rapi amat?" tanyaku.

Wanita itu kini sedang mengenakan gaun simple berwarna merah muda dengan rambutnya yang ditata rapi.

"Ini tante sama papanya Haechan mau ada acara, bentar lagi berangkat." jawabnya.

Begitu kami hendak masuk ke rumah, seorang pria dengan setelan jas hitam keluar dari dalam rumah.

"Hallo, om!" sapaku ramah, menyalam tangannya.

"Oh, hallo Tara!" balasnya.

"Pasti mau jengukin si Haechan ya?" tanyanya.

"Hehe iya nih, om."

"Tuh anaknya di dalem, masuk aja ya. Tu anak main game doang kerjaannya, sekali-sekali jewer aja kupingnya, Ta." canda pria berpostur tinggi itu.

Aku tertawa, "Siap, om. Ntar ku awasin dia."

"Cie pada ngomongin gua ya? Oh, jadi gini rasanya terkenal." tiba-tiba cowo berkaus hitam menampakkan dirinya.

Haechan berdiri di belakang tubuh papanya sambil membawa sebuah gelas.

"Idih." balas tante Dea singkat namun mampu membuat aku dan om Hendra tertawa.

"Eh, kalo gitu om sama tante berangkat dulu ya." ucap om Hendra.

"Iya om, tante, hati-hati di jalan." balasku.

"Hati-hati di jalan ma, pa, aku belom siap memperebutkan harta warisan yang melimpah ini." aku reflek memukul lengan Haechan setelah ia melontarkan candaan itu.

"Hehehe bercanda ma, pa." tambahnya.

Setelah mobil silver keluarga Lee itu meninggalkan rumah, kami berdua masuk ke rumah.

"Chon, nih buah." aku menyodorkan keranjang warna-warni berisi buah-buahan.

"Eh, makasih loh, yang. Sampe repot-repot, jadi enak deh akunya." ucapnya.

Ia mengambil keranjang tersebut dari tanganku dan menyuruhku duduk di sofa ruang tamu.

Haechan kembali setelah meletakkan keranjang tersebut di meja makan. Ia membawa 2 gelas berisi sirup lalu duduk di sebelahku.

Baru saja aku menyandarkan punggungku, mataku menangkap sesuatu di dalam gelas.

"Dih?! Kok lo pake es?!" ucapku tidak santai.

"Cuma 2 biji loh ini, Ta." jawabnya, menarik bahuku agar kembali bersandar.

"Ga boleh! Baru sakit! Aku buang dulu esnya."

Dengan cepat aku berdiri dan membawa gelas milik Haechan ke dapur.

Yang punya hanya mendecak tidak terima, tapi tidak menghentikan gerakanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHURCH BOYS || NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang