Mungkin begini jadinya kalau Dreamies jadi pemuda gereja.
Kisah pelayanan, persahabatan, dan romansa yang dibumbui berbagai guyonan.
"Mark, sini temenin gue."
"Ngapain?"
"Nyari om-om."
Plak!
"Heh! Lagi di gereja juga!"
"Apaan sih orang emang mau car...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gambaran 3 gadis utama kita
°•°•°•°
Tara's POV
Aku sampai di gereja sekitar pukul 9.30. Setengah jam sebelum ibadah dimulai.
Aku berjalan hendak memasuki aula.
"Hai, Tara!"
Aku menoleh, "Eh heii, Arana!".
Arana menyapaku begitu aku melewati ambang pintu.
Ia menyodorkan kepalan tangannya yang dengan senang hati ku balas. Fistbump.
"Btw, ini Reine adek gua." ucap Arana sambil merangkul bahu gadis berambut panjang di sebelahnya.
"Oh hai! Gue Tara!" aku memperkenalkan diriku.
Aku menyodorkan tanganku yang disambut dengan jabatan tangan oleh Reine.
"Gue Reine!" balasnya sambil tersenyum ramah.
"Eh, Haechan belom dateng, Ta?" tanya Arana.
"Batuknya makin parah tu anak. Dia demam jadi hari ini ga bisa dateng, sorry ya." ucapku.
"Owalah, it's okay santai aja masih ada Jeno kok." ucapnya.
Aku dan Reine duduk bersebelahan. Aku duduk di paling kanan, sebelah kiriku Reine, di sebelahnya Jisung, dan di sebelah Jisung adalah Renjun.
Di barisan belakang kami kak Wendy dan bang Johnny duduk bersebelahan.
"Lu SMA, Rei?" tanyaku memulai pembicaraan.
"Iya, kelas 2. Kakak kuliah?" ucapnya balik bertanya.
"Keliatan banget ya gua tua?" candaku.
"Haha ngga kokk, kebetulan kemarin kak Rana cerita tentang kakak." balasnya.
"Ooo... Gua udah lulus sih, sekarang kerja kantoran." ucapku.
Ibadah dimulai pukul 10 tepat. Lonceng berbunyi dan pendeta memasuki ruangan.
Ibadah remaja pemuda ini dibuka dengan lagu yang dipimpin Jeno sebagai WL. Yup, akhirnya Jeno menjadi WL sendirian karena Haechan benar-benar sakit.
Tadi pagi aku sempat meneleponnya untuk menanyakan kondisinya.
Ternyata malah lebih parah dari semalam. Demamnya semakin tinggi dan batuknya hampir tidak pernah berhenti.
Siang nanti aku akan menjenguk ke rumahnya, sekalian membawakan makanan atau buah.
Khotbah dibawakan oleh Pak Kim. Diambil dari Kisah Para Rasul 9 : 36-42, tentang Dorkas yang sepanjang hidupnya selalu berbuat baik dan memberi sedekah.
Lagu terakhir sebagai penutup ibadah, 'Terima Kasih Tuhan'.
