------ HAIIII----'
Sepasang mata milik Arletta bergerak membuka secara perlahan hingga akhirnya terbuka dengan sempurna.
Arletta mengucek kedua mata nya lalu melihat sekeliling.
Bagaimana dia bisa ada di kamar nya, ah bukan, dia ada di kamar Aubrey, karena kamar nya sudah dipakai oleh Azalea dan Arletta tak berniat untuk mengambilnya kembali toh dia juga sudah di beri apartment sendiri oleh orang tua nya.
Tapi bagaimana dia bisa ada di sini padahal semalam dia menangis di parkiran basement hotel?
Arletta menyibak selimut yang dia pakai, Arletta duduk kembali di ranjang setelah berdiri dan merasakan nyeri di pergelangan kaki kanan nya.
Well, kaki nya sedikit bengkak dan berwarna biru keunguan seperti nya lumayan parah terkilir.
Arletta membuang nafas kasar, pandangan mata nya beralih pada sling bag nya yang ada di meja samping tempat tidur. Dengan cepat tangan Arletta meraih tas nya dan mengambil ponsel yang ada di dalam nya.
Banyak notifikasi masuk di ponsel nya, mulai dari panggilan tak terjawab, chat yang belum terbaca, sampai notifikasi sosial media yang makin bertambah sejak terakhir kali dia lihat semalam.
Namun diantara banyak nya notifikasi yang masuk, tak ada notifikasi dari orang yang dia harapkan.
Semarah itukah Junior padanya, sampai benar benar meninggalkan nya sendiri dan tak menghubungi nya sama sekali?
Arletta mencoba menelepon Junior.
Sekali, tak dijawab.
Dua kali tak dijawab.
Ketiga kali tak di jawab.
Dia hendak menelepon untuk kali keempat, namun gagal karena ponselnya di rebut oleh Aubrey yang tiba tiba datang.
"Ck. Ngapain sih manusia egois itu diteleponin kak. He's not worth it"
"Bree"
"Kakak tau gak panik nya aku sama koh Arland semalem gimana, kakak gak balik ke kursi, sampe ada staff anterin piala papa ke meja kita dan bilang kalo kakak ada masalah sama koh Jun, ditelepon gak diangkat, aku lupa tas nya ada sama aku. Dan kita temuin kakak pingsan di basement, keterlaluan emang, sampe koh Arland ngecek cctv dan dia bener bener marah karena ngeliat koh Junior ninggalin kakak gitu aja" jelas Aubrey.
"Kaya nya aku ketiduran bree, bukan pingsan" ujar Arletta selagi mencoba mengingat kejadian semalam.
Aubrey berdecak. "Dibilang aku sama koh Arland ngecheck cctv basement, disitu kak Letta nangis terus mendadak pingsan gitu aja gimana gak kesel lah aku sama koh Junior"
"Masa aku pingsan gitu aja, yaudah sini ponsel aku Bree"
Aubrey menggeleng, dia memasukkan ponsel Arletta ke kantung celana nya. "Aku sita biar gak ada hubungi koh Junior"
"Bree, tapi aku harus selesain masalah ny sama Junior"
Aubrey menggeleng. "Kakak udah coba, tapi dia gak dengerin kan? Biarin aja, if he really loves you he will come back to you"
"Bree"
"Ah lupa, kaki kakak masih sakit?"
"Sedikit"
"Yaudah biar nanti sarapan aku bawa ke sini ya, disini aja istirahat. Tuh netflix and chill kek di laptop aku" ujar Aubrey sambil beranjak meninggalkan Arletta.
Jika Aubrey dan saudara kembar nya dalam mode protective akan sulit bagi Arletta menyelesaikan masalah nya dengan Junior.
Karena bagi keluarga Sukamuljo, satu diantara mereka terluka, yang lain akan melindungi nya apapun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart By Heart
FanfictionKeluarga itu seperti ranting di pohon, tumbuh kearah yang berbeda, namun berasal dari satu akar yang sama- anonim. Lalu soal cinta? Terkadang kalian harus lebih sering mendengar apa isi hati kalian, dibanding menjalankan apa yang ada dalam pikiran.