Chapter 4

677 59 8
                                    

Mobil Porsche dengan perpaduan warna hitam dan merah itu berhenti di loby sebuah apartmen 30 lantai

"Kau benar benar akan tidur sendirian disini? Tidak ingin dirumahku saja?"

"Tidak usah hyung, kemarin kan aku sudah menginap"

"Kau menginap seumur hidupmu juga boleh sahi, apa kau ingin aku temani?"

"Tidak, tidak perlu hyung besok pagi kau kan harus menjemput yoshi hyung dan akupun perlu menyiapkan barang barangku untuk pergi ke rumah eomma"

"Ya sudah, besok setelah jemput yoshi aku akan menjemputmu dan mengantar kerumah eommamu ya"

"Tenang saja jihoon hyung aku bisa sendiri oke?"

"Hm. Kalau ada apa apa telfon aku ya?"

"Tentu, sampai jumpa. Aku turun yaa, hati hati di jalan" pamit Asahi, tak lupa membawa barang barangnya dan membuka pintu mobil Jihoon, keluar, lalu menutupnya kembali.

Jihoon membuka kacanya dan melambaikan tangannya ke arah Asahi

Setelah mobil Jihoon keluar dari area apartmen dan tidak terlihat lagi Asahi pun naik ke lift untuk ke kamarnya di lantai 10.

Asahi memasuki apartnya, jam menunjukan pukul 11 malam, dia merasa sedikit lelah karna sepulang dari rumah sakit dia dan Jihoon berbelanja bahan makanan untuk dirumah dan memasak bersama.

Asahi menaruh barang belanjaannya di meja dapur dan mulai menata barang barang di tempatnya lalu membuka jaketnya dan menaruhnya di gantungan. Kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri

Saat masuk kedalam kamar mandi lampunya sedikit redup kemudian terang kembali. Asahi menenggakan kepalanya, ia bingung melihat ventilasi kamar mandi yang sedikit bergeser karena bautnya yang hilang satu, Asahi mulai membuka bajunya, menaruhnya di keranjang dan berjalan ke arah letak showernya berada dan tanpa sengaja dia menginjak baut kecil

Aku sudah lama tinggal disini, wajar bukan kalo penutup ventilasi merapuh, batin Asahi kemudian menaruh bautnya di wastafel.

Asahi menyalakan shower yang langsung mengeluarkan air dingin dan beberapa saat menghangat, air yang mengalir dari kepala hingga ke seluruh tubuhnya membuat Asahi nyaman tapi tiba tiba dia merasa benda tajam nyentuh sedikit punggungnya dan langsung terasa perih terkena air hangat, dia menoleh ke arah belakang tapi tidak ada siapa siapa. Asahi menyelesaikan mandinya, melihat punggungnya di cermin

Kenapa tiba tiba aku memiliki luka, apa aku tidak sadar saat mendapatkan luka ini? Apa dia membasah saat aku menyiramnya dengan air hangat? Ini sangat perih seperti luka baru, Pikir Asahi

Ingin mengobati lukanya tapi susah untuk di gapai, jadi Asahi memilih membiarkannya dan keluar dari kamar. Ia menggunakan kaus putih dan celana pendeknya, berniat untuk tidur karna besok dia harus merapikan barangnya dan pergi ke rumah ibunya di Dong-gu.

Asahi menidurkan dirinya dikasur dekat dengan jendela kamar, karna biasanya Jaehyuk yang akan tidur didekat pintu, lebih aman katanya. Asahi menarik selimutnya, tak lupa dia menelfon Jaehyuk agar merasa tenang

"Halo Jae"

"Halo asa, kau sedang dimana?"

"Aku di apart, baru saja pulang dari rumah jihoon hyung"

"Aku tidak bisa pulang malam ini, kenapa kau tidak menginap lagi saja?"

"Besok aku akan pergi ke rumah eomma, dan yaa lebih baik aku di rumahku sendiri kan"

"Bukannya kau bilang kau sedikit takut di apart?"

"Tidak lagi jae, tenang saja sekarang kan ada yang menemani" ucap Asahi sambil mengelus perutnya

JAESAHI | CASE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang