프롤로그 🦊

284 31 14
                                    

Ribet!

Ini yang dirasakan oleh Yoongi saat dia dikejar oleh pria gila dengan dandanan menakutkannya.

Pria gila itu juga berseru keras memanggil suaranya, suara tinggi menakutkan seperti membelah hutang belantara nan gelap ini.

"Aisshhh! Kemana aku harus pergi? Pria mengerikan itu, datang darimana?!" Ucapannya terdengar sangat panik. Persis saat Yoongi merasakan lidahnya terbakar oleh kuah mie ramen yang dimasak mendiang ibunya.

Peluh keringat keluar dari dahinya sebesar biji. Sayangnya, dia tidak diberi ampun dan dipaksa untuk terus berlari hingga kakinya terasa sakit dan pegal.

Kapak diacungkan tinggi dan sangat berbahaya saat dia bisa melihat dengan jelas walau beberapa meter saja.

"JANGAN PERGI, AKU AKAN MENUSUK MU DENGAN TEMANKU INI HAHAHAHA!" Suara keras dengan nada marah. Anehnya dia juga tertawa lepas seolah semua ini hanyalah lelucon semata.

Yoongi semakin merinding saja. Ransel di belakangnya seolah tidak berguna saja karena tak ada senjata api di dalamnya. Tubuhnya merinding, kedua tangan Yoongi memeluk tubuhnya sendiri dengan perasaan tidak karuan.

'Aku akan mati.' ucapnya dalam hati, berharap jika Tuhan selamatkan dia dari marabahaya sebesar ini. Begitu susah payah Yoongi menelan ludahnya sendiri, tidak mampu menimpal bahwa petaka malah mengejarnya sekarang.

"Kau ambil sesuatu dariku! Kau ambil benda milikku! Kembalikan, ayo kembalikan!" Semakin lama pria gila itu mendekat, semakin kalut juga perasaan Yoongi. Secara pelan kedua kaki pemuda berusia 23 tahun sepertinya mundur perlahan.

Nyawanya akan melayang di atas tebing ini. Yoongi menoleh ke belakang dan melihat ada tebing jurang begitu dalam dan dia berada di pinggir bibirnya.

Meski nyawa terancam, bukan Yoongi namanya kalau dia menunjukkan sisi pengecut dari dalam dirinya. Tubuh dibuat tegap dan wajah manis bak gula itu tersenyum dan semakin manis saja. Kedua mata sipit itu tak ada kata takut, apalagi saat bagian rambut depannya menutupi bagian atas kelopak matanya.

Tampan, dia memang seperti itu kalau dilihat dalam jangka lama.

"Hey pak tua! Bukannya aku tak sopan atau apa, tapi... Kau menuduh diriku atas sesuatu yang tak aku lakukan! Memangnya aku mengambil apa? Aku justru tidak mengambil barang atau harta."

Yoongi sok kuat dan itu fakta.

Pria itu bukannya percaya justru, tersenyum lucu. Dia baru saja menemukan pembohong yang ulung, dia bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah. Sementara benda yang dia maksud berada di belakang tubuhnya alias di dalam tasnya.

Tak ayal kalau tangannya menunjuk pada benda yang dipakai Yoongi di belakangnya.

"Jangan bohong anak muda. Aku memang gila tapi aku tidak buta, aku bisa lihat kau bawa sesuatu. Kembalikan mutiara itu, kau akan mendapatkan kesialan kalau kau membawanya," ucapannya menakutkan dengan cara bicara menekan dan serak.

Yoongi hampir gelagapan, di samping dia salah. Kenyataan lainnya dia bisa mati kalau satu lagi langkah berjalan mundur.

"A-aku tidak bohong. Aku juga tidak tahu soal mutiara atau apa itu, aku hanya tahu kalau kau punya guci cantik dan aku suka. Kau tahu, aku seorang kolektor! Kolektor terkenal yang bisa jadi populer." Yoongi mengusap kepalanya pelan, dia juga berusaha mengatur nafasnya agar tidak kelihatan bodoh sekali.

Gagal sudah, saat pria itu semakin mendekat ke arahnya. Yoongi pikir kalau tidak satu katapun membuat dia mundur untuk menyerangnya.

Pembohong ulung bukan berarti mampu meloloskan diri dengan mudah. Demi barang antik harga mahal, nyawa bisa menjadi taruhannya.

Where To Next?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang