10. 함정에 추측

121 18 16
                                    

"Percayalah- hidup itu biasa saja ketika kau anggap demikian. Tapi akan luar biasa kalau kalian merangkainya,"

.

Matahari terbit menyapa wajah putih dan manis seseorang yang kini tak ter-gubris. Si pangeran tidur kekenyangan minum segelas air putih semalam, hidup dalam rumah sederhana mengontrak. Sungguh ironi kemudian ketika dia berusaha untuk menerima takdir jika ia-

Tinggal bersama saudara Kurama dalam Ras dan Keluarga berbeda.

"Uhmmm..."

Lenguhan lirih keluar dari bibirnya. Yoongi tergesa dari tidurnya, harus bangun saat tubuhnya merespon sebuah suara. Suara dari dapur, terdengar ricuh dan seseorang memberontak di dalamnya. Efeknya dia duduk mengumpulkan nyawa di atas tempat tidur dan membiarkan rambut hitamnya berdiri bagai pohon beringin.

Dua bola mata enggan mengintip sebenarnya. Rasa kantuk sudah mengalahkan segalanya, dia hendak bermalasan juga mulai tidur berbaring memeluk pacar kesayangannya (guling) dalam pelukan sayang dan siap menjangkau harta dalam mimpi.

Jika saja, suara panci tidak mengakibatkan dia terjungkal ke belakang mendadak hingga dia terguling ke kanan.

"Ya ampun apa itu? Kenapa pagi sudah ada kebisingan?!" Serunya pada diri sendiri, dia sadar kalau safari mimpinya telah berakhir secara paksa. Yoongi bangun terduduk di atas lantai, keadaan mata sedikit terpejam dan beberapa kali bibirnya ngedumel sendiri. Rusak sudah mimpi indahnya, dia hanya liburan dalam bunga mimpi saja. Tidak bisa pergi ke pantai atau wisata elit sedikit dikarenakan biaya.

Hidup boleh miskin akan tetapi cita-cita Yoongi sebagai seorang produser masih ada.

Yoongi yang malas mengusap kepala belakangnya. Aneh memang, dia baru saja jatuh dan beberapa detik kemudian dia merasa sakit di kepalanya. Desahan kesal menahan segalanya, sudah cukup sudah. Cerita menyedihkan Min Yoongi tidak akan berakhir kalau dia hanya diam sejenak di dalam kamar tanpa lakukan suatu hal berguna. "Kurasa aku akan kehilangan seluruh daging ku kalau aku mendengar suara itu lagi," ucapnya secara tak sabar.

Yoongi bukan manusia baik hati dan sabar. Dia harus segera ke dapur, melihat keadaan. Keadaan setelah dia yakini jika di dalamnya bagai kapal pecah.

"Tata! Kau ada disana? Apa yang kau lakukan anak nakal?!"

Yoongi yakin dan sangat yakin, disana tidak ada maling atau perampok. Miskin iya, tanpa uang juga iya! Hanya Tata yang ada di dalam rumah ini serta bergerak bebas melakukan hal yang menurutnya suka.

Tata mendengarnya dan itu suara tuannya. Mie di dalam wajan mengepul di atas kompor dengan api yang cukup besar. Menoleh ke arah pintu saat suara langkah kaki dia dengar mendekat. Mie instan dia masak itu hendak menjadi sarapan enak kalau Tata mampu mengeksekusinya.

"Tuan?" Ucapnya senang. Mendengar suara Yoongi saja bagai mendengar angin surga. Apakah ini berlebihan? Ah, Tata tidak mengenal apa itu berlebihan. Dia hanya ingin tuannya sayang padanya.

"Tata, apa yang kau la-" Yoongi sudah sampai, "kukan...." Penyelesaian yang manis, saat Yoongi membeku di tempat dan Tata tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangan bahagia. Berjumpa dengan Yoongi juga mengatakan hai pada si tuan. Terangguk-angguk dan Tata berlari mendekat ke Yoongi sembari menatap matanya senang. Tata tidak mengikat rambut panjangnya, membiarkan rambut cokelat rubah nya terurai. Dia tidak suka penampilan diikat dia senang menjadi dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Where To Next?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang