"Aku tidak suka diatur dalam sebuah takdir."
-Min Yoongi-
"Aku tidak pernah disepelekan begitu buruk sampai sekarang, untuk apa kau datang jika selama ini paman sudah membuat aku kehilangan semua."Min Yoongi, dia sangat benci kalau seorang pengganggu datang dalam hidupnya yang tentram. Disini seorang rubah menjadi saksi, dari kejauhan saja dan tidak mungkin ada di tempat lain. Sedikit jauh saat sang tuan meminta. Ya... Mata itu tiada pernah akan kata damai.
"Kau ini kenapa? Aku datang menjenguk keponakan ku kau malah marah. Apakah kau tidak suka aku jenguk? Sementara semua anak belum tentu beruntung seperti dirimu..." Ada kiasan dimana mata itu menginginkan banyak sesuatu. Yoongi tertawa dalam hati akan semua alasan tidak guna sang paman. "Kupikir aku akan gila, saat aku mengatakan pada dunia kalau paman jahat. Tidak ada yang percaya. Jujur aku tidak seberuntung itu," ujarnya dengan sedikit menyingkir dari pandangan mata sang paman.
Tata bisa melihat sendiri seorang pria mabuk tengah berdebat dengan tuan mudanya. Ada kalanya dia akan menggunakan kemampuannya untuk melakukan tindakan pencegahan demi selamatkan Yoongi.
Dengusan nafas tidak percaya akan segala tindakan biadab keponakan nya. Ini adalah hasil didikan dari saudaranya yang sudah mati.
"Itulah sebabnya aku tidak suka dirimu. Kau sangat egois seperti ayahmu. Padahal aku dulu yang merawat dia, bagian dimana aku sampai tidak menikah karena banyak mengurus dia!"
Yoongi mendengar gerutu itu sangat jelas. Seorang pria berumur telah mengatakan tidak setuju atas takdir dia dapatkan. Saat ayahnya telah tiada justru beliau dibuat tak tenang seruan seorang bajingan atas masa lalu. Yoongi bisa saja kalap kalau dia tidak ingat akan silsilah keluarga sebenarnya.
"Tuan terlihat sangat marah disana." Tata bilang dalam jangkauan sembunyi nya. Dia bisa melihat aura seorang manusia yang berubah sesuai perasaannya. Kasihan juga kalau tuannya harus mendapatkan penghinaan. Bagi Tata, hal itu adalah tindakan tidak baik. "Tata ingin sekali menolong paman..." Ujarnya dalam kata lirih. Dalam hal ini juga tidak ada tanggapan sama sekali, ketika Yoongi tak ada di dekatnya Tata seperti rubah yang asing.
Yoongi masih sabar, dia hendak masuk diam demi keteguhan hatinya. Luka yang dibuat oleh pihak keluarga lebih cepat berdarah ketimbang aksi keroyokan.
"Aku tidak bisa melakukan hal lain selain meminta tanggung jawab. Karena ayahmu pergi kau harus membayar semua hutang jasaku, aku memberi dia makan tempat tinggal dan menikahkannya dengan wanita itu. Ibumu yang seorang petani itu!" Suara itu mendadak menggeram menahan marah. Serasa bahwa dia adalah manusia paling bobrok saat tidak terima akan semua keputusan.
Putus asa.
Bau-bau seorang pria tua yang tak lagi punya uang dan hendak memanfaatkan seorang putra yang sebenarnya tak ada hubungan akan masalah dan masa lalu orang tua.
Yoongi lahir dengan hak dan segalanya dalam keadaan baru. Tidak ada sama sekali urusan orang tuanya.
"Ada banyak begitu uang harus kau bayar. Aku datang kesini tanpa sebuah alasan tepat. Karena aku tidak punya anak dan istri kau seharusnya membantu nasibku yang malang ini!" Gertaknya dengan memukul dadanya sendiri demi rasa jengkel agar cepat hilang.
Suaranya bisa saja kalap. Dia tidak akan tahu kalau ada air mata yang akan jatuh kemudian, Yoongi hanya menahan perasaan lebih dari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where To Next?
FanfictionMin Yoongi tidak akan menduga jika hidupnya akan diganggu seekor rubah ekor sembilan. Siluman yang mengikutinya hanya karena masuk dalam kuil kuno tak berpenghuni di gunung Mugwo. Kim Taehyung, manusia setengah rubah yang kesepian. Memutuskan ikut d...