Part 1

601 24 5
                                    

Haii. Selamat membaca cerita pertamaku. Semoga kalian suka ceritaku yaaa. Maaf typo bertebaran soalnya baru pertama nulis hehe, ini juga ada sedikit paksaan dari para sahabat tercinta suruh posting di wattpad hihi, makasih kalian :*
Happy reading guys!!

**

Laura berlari menuruni tangga dengan tergesa.

"Pa buruan! Ini udah mau jam 7 loh" ucap Laura heboh membuat papa Laura mendongkak dari koran pagi yang sedang dibacanya.

"Papa udah siap dari tadi. Kamu aja yang lama"

"Ya udah pa buruan. Maaah aku berangkat ya." pamit Laura setengah berteriak pada mamanya di dapur.

"Iya sayang hati-hati!" jawab mama Laura tidak kalah berteriak.

Mobil hitam keluaran terbaru berhenti tepat di depan gedung SMA Nusantara Internasional (NI). Laura keluar mobil setelah papahnya mengucapkan hati-hati dan mengecup puncak kepala anak tersayangnya.

Laura berlari menuju pintu gerbang yang hampir tertutup.

"Pak ijinin saya masuk dong pak" Laura memasang wajah memelas kepada satpam sekolah.

"Maaf non tapi ini sudah terlalu telat. Maaf ya non" pak satpam lalu pergi meninggalkan Laura yang berusaha membujuknya.

Sebenarnya ia merasa kasian tapi mau gimana lagi? Aturan ya tetap aturan namanya saja 'Internasional School'

Laura berdiri menyender pintu pagar. Begitu dilihatnya Bu Wid-guru tergalak- Laura berlari menjauhi sekolahnya. Padahal tadinya ia mau nunggu sampai ada temen yang telat.

Setelah berlari cukup jauh Laura buru-buru menyetop taksi dengan berdiri di tengah jalanan taksi. Tanpa pikir panjang Laura langsung masuk tapi dari arah dalam taksi seorang cowok menyeruak akan keluar.

Karna Laura mendorong cowok tadi dengan kuat cowok itu jatuh tersungkur ke bawah.

"Argggg.." cowok tadi mengerang kesakitan tapi Laura masih belum menyadari keberadaannya

Laura menyebutkan alamat rumahnya dengan galak yang membuat sopir taksi sedikit takut.

"Tapi saya membawa.."

"Udah pa buruan!" Laura memotong ucapan pak sopir.

Saat di depan sekolah Laura mencoba menunduk takut seragamnya dikenali. Betapa kagetnya Laura mendapati cowok berahang kuat meringkuk dilantai menahan sakit di badannya.

"Aaaaaaaaaa...." teriak Laura lalu kembali duduk dengan posisi semula.

"Siapa lo?! Ngapain lo disini?!" Laura memukuli punggung cowok tadi dan berkali kali mengenai jok sopir taksi.

Cowok tadi bangun dan membekap mulut Laura otomatis Laura mengeluarkan perlawanan dengan menendangi jok di depannya.

"He kalian ini! Cepat keluar! Saya tidak ingin terjadi kerusuhan di taksi saya! Cepat keluar!" hardik sopir taksi yang sudah menepikan taksinya.

"Ye ya udah si pak biasa aja. Salah siapa berenti"

"Kalo saya tidak berhenti kamu mau mati?!" sopir taksi mulai emosi, membuat Laura sedikit malu.

"Kamu juga mas kalo kamu turun di SMA ga bakal kaya gini! Sekarang keluar" lanjutnya.

Laura dan cowok tadi memberikan uang sebelum keluar.

Pengendara lain berlalu lalang menatap dengan perasaan ingin tau. Taksi tadi nylonong pergi saat Laura menuju halte.

"Lo ngapain ngikutin gue?" Laura menghentikan langkahnya tanpa berbalik arah. Merasa dirinya diajak bicara, cowok tadi menjawab "Gue ga ngikutin lo." Lalu berjalan mendahului Laura.

***

Laura berjalan masuk rumahnya. Ia menceritakan semua kejadian hari ini ke mamahnya termasuk handphone yang dibawa bukan miliknya tapi tanpa menceritakan tentang bolos sekolah.

Semoga sekolah tidak memberi surat dan memanggil orang tuanya. Jika itu terjadi, oh tidak!

Papa Laura adalah seorang CEO dan perusahaannya melejit hingga Asia.

"Mah hpku gimana ya?"

"Coba sekarang kamu telfon nomermu aja, sayang"

Sekarang mereka berdua sedang berada di halaman belakang rumahnya. Mama Laura -Jessi- hanya akan memanggil ART jika ia sedang ada urusan ke luar negri. Jessi lebih senang mengurus anaknya sendiri dan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri.

"Iya deh iya mah" Laura mencium pipi mamanya lalu berlari ke kamarnya. Ia merebahkan badannya di kasur bermotif bunga lily, bury-buru Laura menelfon nomor dirinya.

"Halo" suara cowok

"Eh ini siapa ya?"

"Huh ini hp ku"

"Apa lo yang tadi di taksi?"

"Ha iya! Hp kita ketuker pas di taksi" cowok tadi terkekeh pelan

"Kapan bisa ketemu?"

"Besok. Jangan berani lo ngapain ngapain hp gue"

"Ya lo juga"
KLIK! Telfon dimatikan.
Drttt drtt drt

"Halo" suara seorang cowok

"Eng.."

"Ric! Rico!"
KLIK! Handphone dimatikan lalu dia mengelus dada untung saja dia tidak bersuara sedikitpun, bisa marah kalo cowok yang punya hp tau Laura menganggkat telfonnya.

**

"Sayang, dibawah ada Cleo"

"Iya mah" Laura buru-buru turun dari kamarnya sebelum Cleo berbicara macam-macam.

"Wah parah lo kenapa tadi ga.." buru buru Laura membekap mulut sahabatnya.

"Lo ga usah ngomong macem macem, ntar gue critain." Cleo mengangguk karna nafasnya terasa sesak, Cleo menunjuk nunjuk tangan Laura.

"Tapi lo harus janji! Ntar gue lepasin" Cleo mengangguk mengerti

"Gila lo! Kalo gue mati gimana. Ih Lauraaaa"

"Ya gue layat lah. Buruan yuk ke kamar aja" ajak Laura meninggalkan Cleo yang lagi ngomel-ngomel ga jelas.

Laura menceritakan semuanya pada Cleo.

"Ya udah besok gue temenin lo"

"Thanks" Laura memeluk Cleo

"Tadi gue ngomong kalo lo lagi PMS terus takut bocor jadi lo ga berangkat deh" cleo berbicara tanpa rasa bersalah.

"Gila lo? Malu-maluin!"

"Iyaa gue tau. Terus tadi cowok kelas kita pada gosipin lo deh kayaknya"

"Cleeeeeee.." Laura siap memarahi Cleo tapi buru buru Cleo memotong.

"Eh ada murid baru loh" cleo histeris

"OMG! BENER? CEWEK APA COWOK CLE?" tanya Laura pura-pura ikut histeris.

"COWOK! Ganteng, kece, manis, tajir,..."

"Biasa" jawab Laura datar

"Dih, liat aja besok" Cleo tersenyum merona mengingat muka cowok tadi.

*****

Makasih udah mau baca. Maaf banyak typo maaf kalo jelek u.u

Jangan lupa vote sm comennya yaaaaa:)

Cintaiku dan CintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang