"Ra gimana sekolah kamu?" Feryaldi bertanya kepada Laura.
"Biasa aja pah"
"Tuh pah ade udah punya pacaran"
"Heh ga usah fitnah"
"Kenyataan" Reyhan terus saja menikmati makannya.
"Siapa Ra?" Jessi ikut-ikut
"Mamah ih, boong mah"
"Beneran juga ga papa. Kan kamu udah gede, wajar dong"
"Asal jangan keblabasan. Udah diberi kepercayaan jangan disalahgunakan. Papah yakin kamu ngga akan ngecewain papah" Feryaldi nimbrung.
Laura melirik kakaknya dengan geram. "2-0" bisik Reyhan pelan, menambah gemas Laura.
"Kamu juga Rey jangan bisanya cuma ngledekin. Buktiin ke adikmu"
"Loh ko mamah malah mbelain Laura si, Ih ga asik nih" Reyhan pura-pura marah.
"Perempuan mah gitu, selalu ngrasa bener" lanjutnya
"Betul itu" Feryaldi menambahi.
"Kamu ngomong apa Rey? Kamu pikir mamah sama adikmu bukan perempuan. Hm? Papah juga. Keterlauan."
"Huh makan malam yang menyeramkan" bisik Laura, Reyhan yang mendengar sedikit menetujui.
"Ngapain kita jadi si team? Ga awas2 sana. Aku seteam sama mamah"
"Amit deh"
Jessi dan Feryaldi yang sejak tadi terlibat omongan serius tiba-tiba bungkam.
"Udah ayuh Ra, kita pulang naij taksi aja" jessi pergi hanya menggandeng Laura. Sebelum pergi, Jessi sudah meletkan beberapa lembar uang dimeja.
"Huh gawat" Reyhan berseru pelan.
"Mah tunggu mah" Laura berlari mengejar mamahnya.
"Mah tunggu mah tunggu" Feryaldi berteriak mengejar Jessi
Tapi Jessi masih berjalan menggandeng Laura untuk menyetop taksi.
Tapi sebelum Jessi masuk ke taksi Feryaldi sudah menahan tanggannya dan memutar tubuhnya sehingga tubuh Jessi terkurung.
"Mamah marah hm?" Feryaldi bertanya dengan suara cool,
"Engga tuh, minggir deh mamah mau pulang" Jessi meregangkan cekalan tangan Feryaldi
"Ya udah ayok pulang sama papah biar anak-anak pulang sendiri"
Laura dan Reyhan yang dari hanya melihat sekarang tambah bingung ketika kedua orangtuanya melanggang pergi menuju parkiran mobil.
Feryaldi memberi isyarat seperti berbicara 'kaliang pulang sendiri ya'
Mau tidak mau akhirnya Laura dan Reyhan masuk ke taksi yang tadi berhenti.
"Huh gila aja kita ditinggal gini"
"Kamu yang bayar ya ka"
"Hmm"
Laura menyenderkan kepalanya sehingga dirinya tertidur dan bangun-bangun sudah didalam kamarnya, paling juga Reyhan yang sudah menggendong dirinya, pikir Laura.
Laura melirik jam di kamarnya pukul 2, karna bingung harus melakukan apa akhirnya Laura memilih online lewat tengah malam.
Baru saja masuk sudah ada pemberitahuan baru, dari Gio.
'Hai'
'Ya' dengan senyum di bibirnya
'Kok blm tdr'
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaiku dan Cintaimu
Teen FictionKelak kita akan tau mana yang akan menang. Yang selalu ada, yang istimewa, atau yang selalu berusaha.