Motor sport Rico berhenti tepat di depan gerbang rumah Laura.
"Udah pulang?" Jessi menghentikan aktivitas menyiram bunganya dan mendekat.
"Gimana sih mamah kok ga jemput"
"Kan mamah udah bilang, lagian udah ada yang nganter" Mama Jessi tersenyum ramah ke arah Rico
"Tante, mau langsung pamit pulang" jawab Rico melepas helm dan turun dari motornya lalu salaman dengan mama Jessi.
"Loh ga mampir dulu? Kan capek"
"Engga tante, lain kali aja."
"Oh gitu, ya udah hati-hati ya" deru motor Rico masih terdengar hingga belokan meninggalkan mama Jessi dengan Laura.
"Namanya siapa itu La" tanya Jessi dengan iseng
"Rico mah, yang hpnya ketuker" jawab Laura dengan melangkahkan kakinya masuk.
"Kok bisa ya kalian mirip" jessi mengimbangi langkah Laura.
"Mirip gimana mah? Ngarang dehhh"
"Ya udah sih kalo ga percaya, intinya kalian mirip. Sama malah" jawab Jessi serius.
"Ahiya deh apa kata mamah. Mah makan yukkkk"
Jessi merangkul anak cantiknya masuk ke dalam rumah.***
-Nita- ✅
Bsk kumpul drmh gw ya, bkn laporan.
Padahal besok Laura sudah ada janji dengan Cleo dan Shena. Laura madih memikirkan mana yang akan dibatalkan.-Cleo-
Ntar mlm gw sm Sasa krmh lo. Btw gw dah tau bsk lo ngrjain lprn
-laura-
Yuhu okSetelah membalas pesan Cleo, Laura turun untuk mandi di bawah. Ternyata di ruang tamu ada kak Reyhan bareng temen-temennya.
"Itu ade lo?" Tanya william teman Reyhan. Reyhan hanya mengangguk
"Kalo tau lo punya adek cakep gitu tiap hari deh gue kerumahlo" ucap William asal yang mendapat jitakan teman-temannya.
"De sini de" teriak Reyhan
"Ya bentar" setelah cuci muka Laura menuju kmar Reyhan. Mereka berada disana.
"Dia ade gue, Laura. Jago tp tp nurunin gue" Reyhan mendapat pukulan pelan dibahunya oleh Laura.
"Ini Kevin" Reyhan menunjuk cowok kece lagi baca majalah otomotif.
"Ini Stef" menunjuk cowok sedang main ps
"Hei Laura seneng ketemu lo" ucap Stef tanpa memalingkan mukanya dari playstationnya.
"Nah dia Alex" cowok yabg terlihat kalem.
"Hai semua gue Laura, dah ya duluan ya" Laura pergi begitu saja.
"Sini aja lagi, temenin gue main ps"
"Eh gue"
Laura berlalu dengan geleng geleng kepala mendengar seruuan mereka kemudian terdengar gelak tawa.**
Tepat pukul 4 sore benar saja Cleo dan Shena sudah di kamar Laura.
"Ra gimana udah tanya Zaza?" Tanya Shena, Cleo yang sedang rebahan dikasur dan mengotak atik laptop Laura menimpali
"Iya Ra. Zaza kan deket tuh sama Gio"
"Iya nih gue line"
-Laura
Za, kayaknya lo deket bgt sm Gio
-Zaza
Cuma tmn kok, lo nyanre aja lagi
"Tuh kan Ra makanya jangan percaya gosip murahan deh" ucap Cleo
"Apaan si"
-Zaza
Lo mau tanya kan soal Gio, apa?
-Laura
Hehe engga kok
-Zaza
Boleh aja, mau tanya Gio suka sm cwe gmn?
"Anjir Zaza ngena bangetttttt" ucap Shena lebay
"Buru bales, jawab iya" timpal Cleo
"Yakin nih?"
"Iyaaaa buru" perintah Cleo
-Laura
Iya deh, gmn?
-Zaza
Rico suka cewe feminim, dia suka banget.
-Laura
Oh yaudah deh itu aja, thanks ya
-Zaza
Ok sante aja lg, gw dukung loLaura tidak membalas pesan Zaza. Cleo dan Shena buru buru menghampiri Laura dan saling berpandangan.
"Berarti lo harus lebih memperempuankan diri lo" ucap Shena antusias. Diantara mereka bertiga cuma Shena yang berpenampilan paling feminim.
"Gila aja, ga. Ga mau"
"Yaudah berarti Gio ga mau sama lo" ledek Cleo
"Masa iyaaa sih, ah gamau ah"
"Yakin?" Shena memasang wajah sok imutnya.
"Bentar bentar" laura berpikir sejenak.
"Oke oke, gue mau" lanjut Laura.
"Pertama, gue mau liat semua baju di lemari lo" Shena berjalan menuju lemari besar milik Laura.
"Baju lo kebanyakan kurang feminim ya" ucap Shena setelah membuka isi lemari Laura.
"Gue baru nyadar loh" Cleo menimpali ucapan Shena.
Mereka bertiga terus mengeluarkan isi lemari Laura hingga aksesoris semua mereka keluarkan
"Gila setiap lo kesini kamar gue dah kek kapal pecah. Tanggung jawab lo berdua" sungut Laura. Hampir setiap mereka kesini kamar selalu tidak berbentuk kamar.
"Iya bawel ih" jawab Cleo. Shena terus melihat-lihat aksesoris milik Laura
"Ihh yang ini lucu nih" Shena menempelkan kalung perak lucu.
"Itu dibeliin nenek gue di Papua itu" jelas Laura
Mata Shena berbinar melihat aksesoris maupun baju lucu. Dia suka dunia fashion. Cita-citanya menjadi designer.
"Ok sekarang ke sepatu" Shena dan Cleo berjalan ke lemari sepatu
"Cle inget ga lo waktu itu pinjem ini dan lo jatoh hahahaha" ucap Laura
"Iya gur ingetttt, inget banget malah"
"Ga ikhlas tuh minjeminnya" lanjut Cleo yang dibalas dengan gelak tawa mereka.
Mereka bertiga membuat daftar list apa yang akan Laura beli tanpa melebihi batas.
Shena selesai mengobrak abrik lemari baju tas sepatu lalu terbahak melihat keadaan kamar Laura. Begitu juga Cleo. Yang punya kamar hanya memanyunkan bibirnya yang justru membuat Cleo dan Shena tertawa terbahak.***
Pukul 9 malam Shena dan Cleo baru saja pulang. Teman-teman Reyhan juga sudah pulang. Kini tinggal Reyhan dan Laura dirumah. Orang tua mereka sedang menghadiri pernikahan klien ayah Laura.
"Ka besok aku mau belanja"
"Beneran?" Reyhan memandang Laura tidak percaya.
"Sama siapa?" Lanjut Reyhan
"Cleo sama Shena. Tapi ini bukan belanja biasa. Ini belanja besar-besaran. Mendengar itu Reyhan memandang Laura lekat-lekat.
"Serius?" Tanya Reyhan masih heran.
"Iyaa lagian aku dah bilang mamah, trus boleh"
"Tumben ga sama mamah, biasanya kan belanja besar-besaran bareng mamah"
"Ih kak kan aku udah gede, pengin kek bareng temen" ucap Laura sedikit jengkel karna masih dianggap anak kecil.
"Dasar anak kecil ya tetep anak kecil. Ga usah sok gede" ucap Reyhan sengit
"Loh kok jadi kak sewot. Bodo deh serah lo" jawab Laura sedikit ketus.
Reyhan bungkam. Tidak menanggapi ucapan Laura, biasanya dia akan memilih berdebat dengan Laura tapi kenapa kali ini bungkam? Laura merasa tidak enak hati.
"Kok diem? Kenapa?!" Tanya Laura masih sedikit ketus. Tapi Rico tetap bungkam. Laura akhirnya memilih bungkam juga.
"Kak marah?" Tanya Laura yang merasa aneh diem-dieman dengan Reyhan yang biasanya selalu berantem.
"Kakkkkkk"Laura mulai merengek seperti anak kecil. Tapi kemudian Reyhan malah bangkit menuju lantai atas, kamarnya.
Reyhan tidak bergeming denga panggilan panggilan Laura.
Terpaksa kali ini Laura mengikuti langkah Reyhan dibelakangnya. Laura mengintip dari celah pintu ternyata Reyhan sudah asik dengan laptopnya di sofa berbentuk bola dari club kebanggaannya, MU.
"Kaaaakkk" Laura mencoba memanggil Reyhan kembali. Tapi nihil, Reyhan tetap diam. Laura lalu menghempaskan dirinya keras-keras diranjang milik Reyhan yang betmotif sama seperti sofa bola disebrang. Sebelah ranjang, ada meja tidur lalu lemari dan sebuah cermin besar terpapampang jelas di sebrang kasur Reyhan, sama seperti kamar Laura.
"Kak diem mulu. Jawab elah. Marahh terus dah kaya cewe pms" ucap Laura frustasi dengan berguling guling di ranjang milik Reyhan.
"Bawel deh" akhirnya Reyhan bersuara.
"Lain kali yang sopan. Kakak kan dah sering bilang sama kamu kalo lo gue itu cuma diguanin sama temen" jelas Reyhan. Laura hanya mengangguk angguk bersalah.
"Kaya ga diajarin aja"
"Iya iyaaaa minta maaf. Janji deh ga kaya gitu lagi"
Memang dikeluarga Laura lo gue tidak digunakan, menurutnya tidak ada kesopanan sama sekali.
"Jadi udah ga marah nih?" Laura mendekat Reyhan dan menyodorkan kelingkingnya, bertautan kelingking mereka.
"Ya udah sana keluar. Beresin tuh kasur"
"Siap!!" jawab Laura
"Janji dah ga marah loh" Lanjut Laura
"Iya bawel" jawab Reyhan masih asik dengan laptopnya.
Laura mencium pipi Reyhan lalu berlari keluar kamarnya. Reyhan diam saja tidak bergeming. Sudah biasa mengatasi sifat Laura yang kemanja-manjaan
Brkkkk terdengar pintu kamar Laura ditutup. Beberapa saat kemudian Reyhan baru sadar
"LAURA KASURKUUU!!!!!" teriak Reyhan
"IYA KAK, BESOK AKU BERESIN" teriak Laura tak kalah keras dari dalam kamar.***
Votenya jangan lupaaa :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaiku dan Cintaimu
Teen FictionKelak kita akan tau mana yang akan menang. Yang selalu ada, yang istimewa, atau yang selalu berusaha.