"Ma kapan kakak pulang?" Tanya Laura ditengah sarapannya.
Laura memiliki satu kakak laki-laki yang bernama Reyhan. Sudah tiga hari ini Laura tidak bertemu Reyhan yang sedang pergi keluar kota untuk menuntaskan hobinya sebagai anak band. Di sela kuliahnya, Reyhan beserta tiga sahabatnya membentuk sebuah band, dan sukses di kalangan seumuran mereka. Terkadang, band Reyhan dipanggil dalam acara-acara sekolah namun pernah untuk mengisi di suatu cafe saat ada acara meet and greet salah satu penulis novel best seller pada waktu itu.
"Katanya sih nanti" jawab Jessi yang sedang mengolesi roti. Hari ini Feryaldi -ayah Laura- kembali lagi ke surabaya, ada urusan bisnis yang kemarin membuat Feryaldi harus kembali lagi.
"Mah kapan kita liburan lagi? Papah selalu sibuk"
"Akan mamah bicarakan kalau papahmu sudah pulang. Ayo habiskan makanmu sepertinya Shena dan Cleo sudah menunggu" ucap Jessi beranjak dari duduknya untuk menemui Shena dan Cleo yang akan berangkat bersama anaknya.
**
"Ra lo tau ga Rico udah masuk ekskul basket" ucap Cleo. Sekarang mereka bertiga sedang di kantin.
"Hm bagus dong berarti usaha lo ga sia-sia" jawab Laura
"Masalahnya Rico langsung dipilih sebagai kandidat kapten basket"
"Wah yang bener lo, terus Gio gimana Shen" jawab Laura
"Ampun dah ngapain lo tanya gue, tanya tuh Cleo" jawab Shena gemas.
"Ya kita liat aja besok siapa yang jadi" ucap Cleo enteng dengan kembali minum yang tadi dipesannya.
"Lo tuh Ra ntar malem berdoa dah sampe pagi" goda Shena.
"Ih ga gitu juga Shen! Lebay lo"
"Eh gue jadi inget gue udah bawa CD tuh" ucap Cleo santai.
Laura dan Shena tau persis apa isi dari CD itu. Isinya adalah Gio. Ya Gio.
Kemarin saat di lapangan Glory Cleo merekam khusus untuk sahabatnya dan sudah di permak sedemikian mungkin sehingga sudah tertata dalam CD. Tidak hanya satu kejadian, Cleo sering merekam Gio untuk Laura. Beruntung Cleo menjadi dokumentasi di setiap pertandingan basket, berkat bakat jurnalisnya.
"Lagi?" Tanya Shena
"Udah berapa banyak Ra? Mau sampe kapan?" Lanjut Shena. Shena tidak menyukai Gio, entah kenapa. Sejak awal Shena mengatakannya secara terang-terangan kepada Laura.
"Entah, gue juga ga tau"
**
Mereka kembali pulang bersama. Berangkat bertiga, pulang juga harus bertiga.
"Yakin nih ga mau mampir?"
"Ga deh kayaknya kakak lo pulang tuh, tapi gue ga ngliat mobil temen kakak lo. Jadi kita pulang aja ya Cle" ucap Shena tanpa rasa bersalah.
"Dasar lo. Hidup lo modus mulu" ledek Cleo dengan nyelonor pelan kepala Shena.
"Udah lah kita duluan" Shena menyalakan mesin mobilnya,
"Byeeee muaah" ucap Cleo dan Shena hampir bersamaan diiringi gelak tawa mereka berdua.
Laura buru-buru masuk setelah melihat mobil sport hitam milik kakaknya bernomor polisi B 123 HAN.
"Helllooooooooo..." Laura memasuki rumahnya dengan berteriak.
"Sayang jangan teriak-teriak kakakmu lagi tidur" Jessi baru saja pulang dari butiknya bebarengan dengan Reyhan.
Sesekali memang Jessi mendatangi beberapa butiknya hanya untuk mengontrol.
"Wahh dimana?" Mata Laura berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaiku dan Cintaimu
Teen FictionKelak kita akan tau mana yang akan menang. Yang selalu ada, yang istimewa, atau yang selalu berusaha.