"Hai" Gio langsung duduk disebelah Laura.
"Hai juga" balas Laura gugup sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Nanti pulang sekolah ada acara?" Tanya Gio lembut
"Ga ada, kenapa?" Jawab Laura dengan suara yang dibuat biasa aja tapi padahal seneng banget.
"Mmm pulang bareng ya"
"Tapi nanti kan apel" jawab Laura pura-pura biasa, padahal detik ini juga Laura ingin teriak di kantin sekarang juga.
"Ya kalo kita bisa ga ikut. Kenapa ga?" Jawab Gio santai dengan senyum coolnya.
'Meleleh kau Ra! Ditengah panasnya matahari dikasih senyum macam apa itu' Laura merutuki dirinya sendiri.
"Hehe bisa aja"
"Oke gue duluan. Bye" Gio berlalu dengan melambaikan tangannya ke arah Laura dan kedua sahabatnya.
**Laura duduk dengan mata yang mengantuk. Siapa yang tidak ngantuk pelajaran terakhir di hari senin adalah sejarah.
Dan sialnya lagi apel pengganti upacara diganti tadi saat sebelum pelajaran sejarah. Laura merutuki kenapa tidak saat pelajaran sejarah.
Guru sejarah ini pandai sekali dalam membuat muridnya tidur, dalam kurang dari satu jam pelajaran muridnya semua sudah meletakan kepala dimeja.
Katanya sih ga papa yang penting saat ulangan nilainya bagus. Prinsip macam apa ini?
Tapi bagi Laura hari ini dirinya sukses menahan gejala ngantuk, biasanya Laura-lah yang akan pertama kali tertunduk ngantuk dimejanya.Pak Rufik selesai menjelaskan walau dirinya tau bahwa murid-muridnya telah mengabaikannya Pak Rufik tetap menjelaskan.
Saat ulangan dan ada yang mendapat nilai jelek dengan santainya Pak Rufik berkata "Saya sudah menjelaskan semuanya. Didengarkan atau tidak itu bukan urusan saya"Pak Rufik duduk dikursinya, saat Pak Rufik sedang mengipas-ngipaskan kertas ke arahnya pemandangan depannya seperti ada yang ganjil.
Dan benar saja, ada satu anak yang tetap duduk dalam keadaan sempurna. Pak Rufik terkejut menyadari hal itu sekaligus terharu."Laura, bukankah kamu Laura?" Tanya pak rufik dengan sedikit histeris.
"I..iya pak" jawab Laura terkejut mendapai Psk Rufik sudah didepannya.
"Kenapa tidak mengantuk? Apakah saya mengajarnya sudah terlihat tidak mengantuki?"
"Mmm maaf pak, biasa aja deh kayaknya. Ya maaf sekali lagi ya pak sebenernya saya juga ngantuk"
"Haa? Halah kamu ini sama saja" Pak Rufik meninggalkan kelas dengan langkah keras.Sejujurnya Laura memang tidak merasa ngantuk. Bukan karena pelajaran sejarah, munkin karena Gio mengajaknya pulang hari ini.
Kringg..kringg
Laura bangkit dengan menggendong tasnya lalu membangunkan salah satu temannya yaitu Cipto. Otomatis Cipto estafet membangunkan yang lain.Saat berjalan keluar hp Laura bunyi.
Gue otw kelas lo ya
GioLaura lalu berbalik menuju bangkunya.
"Loh balik lagi?"
"Sst diem deh" jawab Laura sambil berlari ke arah bangkunya di baris kedua dari depan pojok deket jendela."Laura ada?" Suara laki-laki didepan pintu kelas bertanya kepada teman sekelas Laura.
"Laura" suara bariton memanggil dirinya. Diambang pintu ternyata Rico. Ya Rico bukan Gio membuat Laura tercengang.Rico malah tersenyum manis mendapati wajah bingung Laura.
"Ya" jawab Laura setelah berada tepat didepan Rico.
Laura agak risih pintu kelasnya menjadi kerumunan dari kelas sebelah maupun teman kelasnya sendiri yang bakal heboh kalo Rico lewat. Termasuk Cleo, dia sudah berdiri disebelah Laura."Hihihi" Rico nyengir dan sukses ngebuat anak yang pada ngrumun teriak tertahan.
Laura bergeleng tidak percaya. Menurutnya Rico tidak ganteng tidak keren tapi good looking. Sedikit."Gio nyuruh gue kesini" ucapan Rico menggantung karena anak-anak yang tadi ngumpul perlahan pergi setelah mendengar Gio. Tidak dengan Cleo, dia masih setia berdiri disebelah Laura.
"Gio nyuruh gue gantiin dia" ulang Rico
"Gantiin ngapain?"
"Katanya lo sama dia mau.."
Drrttdrtt
'Ra hari ini lo plg sm Rico ya. Sorry bgt, bsk janji gue jmpt lo'
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaiku dan Cintaimu
Teen FictionKelak kita akan tau mana yang akan menang. Yang selalu ada, yang istimewa, atau yang selalu berusaha.