Maaf ya kalo update lama sama alurnya lambat. Hehe
***Gio mengantar Laura sampai kerumah.
"Mau mampir?"
"Ada om Feryaldi?"
"Kayaknya sih ada, itu ada mobilnya."
"Ya udah deh lain kali aja ya. Hehe bye" Gio melajukan mobilnya meninggalkan Laura berdiri didepan rumahnya."Maaaah. Kok sepi sih" Laura berteriak seperti dihutan.
"Maaa.." ucapan Laura terpotong dengan hadirnya mama didepanya dengan membawa kue buatannya.
"Ckck teriak-teriak mulu kaya dihutan" ledek mama Laura.
"Hehe iya mah anu itu, kuenya enak hehe" Laura mencomot roti bolu buatan mamanya yang masih hangat lalu berlari menuju kamarnya."Elah dianterin Gio nih?" Tiba-tiba Reyhan sudah ada di kamar Laura
"Gila! Apaan sih kak dikamar aku! Keluar dehh" Laura melemparkan tas ke arah kakaknya.
"Habis dianterin ya?"
"Iya lah kakak ga mau jemput!" Laura mencari alasan
"Hahaha kapan kamu minta? Berangkat bareng Cleo Shena pulang sama Gio. Hmm"
"Cleo sama Shena ada urusan"
"Biasanya aja bertiga masa kali ini berdua" Reyhan terus menggoda Laura.
"Iya deh aku pulang dianterin Gio, cuma nemenin Gio basket aja kok" akhirnya Laura jujur.
"HAHAHAHA nah gitu kan jujur" Reyhan tertawa bahagia "eh surat apa tuh" Reyhan menunjuk kertas didekat tas Laura.
"Ahiya buat mamah" Laura memungutnya lalu berlari menuju ruang tv. Reyhan menyusulnya."Loh papah mana mah? Ada mobilnya kok" Laura duduk disebelah mamahnya.
"Tadi papah dianterin kakak jadi ga bawa mobil"
"Hm pasti mobilnya dipake buat tebar-tebar pesona tuh mah sama kakak" Laura mengecilkan volume suaranya, tapi apa daya Reyhan ternyata sudah disebelahnya.
"Hmm tptp *tebarpesona* apaan?"
"Paling juga iya. Ga papa sih aku udah pengin punya kakak ipar" Laura mendapat cubitan di pipinya
"Ya aku sih ada banyak. Tapi kalo aku udah nikah ga ada yang baik ke kamu gimana?"
"Ih ya gaaaaa!" Laura menerjang ke pelukan Reyhan tapi karna Reyhan yang duduk di bantalan sofa akhirnya Reyhan jatuh kebelakang. Buru-buru Laura bangkit dan menghambur ke mamahnya.
"Sakit tau"
Laura dan mamahnya tertawa lepas sampai tidak bisa menimpali perkataan Reyhan.
"Udah udah perut mamah sakit nih hhh"
"Hhh iya mah, eh nih mah" Laura menyerahkan surat sekolah disela tertawanya.
Mama Laura menaruh majalah mingguan yang tadi dibacanya.
"Hm ada-ada aja sekolahmu, mau kemah segala" Jessi melipat kembali suratnya.
"Ikut ga ya mah?"
"Mau alesan nih, mau ngrengek ga ikut nih, ya kan" cibir Reyhan
"Apa sih kak, sirik amat! Mah ikut ga mah?"
"Selagi bisa ikut ya ikut aja, lagian biar nambah pengalaman. Pasti papah ga bakal ngijinin kalo kamu mau ga berangkat. So, berangkat aja sayang"
"Ya udah besok mamah harus bantu nyiapin, kakak juga. Bye!" Laura berlari kecil menuju kamarnya. Dia sebenarna minat-tidak minat ikut acara itu tapi ya buat nambah pengalaman aja.**
"Ya anak-anak diharapkan nanti setelah maghrib kalian sudah disekolah semuanya. Agar camp ini berjalan lancar kalian semua harus on time, jaga kesehatan kalian, jangan sampai ada barang bawaan yang tertinggal. Kira-kira kita akan berangkat pukul 7. Ya mungkin sekian dari saya kalian langsung pulang jangan mampir-mampir. Persiapkan buat nanti!" Seru pak Akbar dengan microfon, suaranya memenuhi aula Nusantara Internasional (NI).
Seluruh siswa kelas XI dipulangkan lebih awal. Tepat pukul 4 Laura pulang tepat diantar Gio, sempat menawari Rico cs ikut tapi menolak katanya ketemu aja biar ga ngrepotin. Elah nih mau pada camp tapi masih aja janjian nongkrong.
"Lo udah prepare?" Gio melepas helm tapi tetap duduk dimotornya.
"Udah, kan ada mamah hehe" Laura berdiri di sebelahnya.
"Lo lucu banget sih, imut-imut"
Laura hanya tersenyum manis.
"Ntar malem berangkat bareng ya, gue jemput"
"Sori Gi, gue dianter kak Reyhan aja. Maaf ya"
"Nyante aja lagi, ya udah gue duluan ya"
"Mm yakin nih ga mau mampir?"
"Ga deh, lain kali aja. Bye Ra. Sampai ketemu ntar malem cantik" Gio melajukan motornya untuk pulang.***
"Kerumah Rico bentar ya, kakak mau ambil ps" ucap Reyhan. Laura bingung padahal Reyhan baru sekali bertemu Rico tapi langsung akrab, biasalah laki-laki.
"Bareng aja yuk Ric" tawar Reyhan
"Ga deh, gue bawa motor aja"
"Elah mobil masih muat kok, yuk bareng aja"
"Ga papa nih Ara?"
"Ara? Maksud lo Laura? Ah dia mah nurut. Yuk"
"Ra ga papa nih gue nebeng?" Tanya Rico didalam mobil.
"Gapapa kali Ric kan kita setujuan. Kamu udah lengkap bawaanya? Kok ga bareng Gio sama yang lain sih?"
"Satu-satu kali Ra, ga mereka pada bawa motor sendiri-sendiri."
Laura hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban Rico lalu Laura kembali mendengarkan lagu menggunakan earphonenya dan tidak tertarik menyimak pembicaraan Reyhan dan Rico.
"Kamu ati-ati ya" Reyhan mengusap lalu mengecup puncak kepala Laura
"Kalo udah nyampe langsung ngabarin"
"Iya kakak bawel, mamah mana ga ikut lagi" Laura cemberut
"Elah kan udah ada kakak, udah sana"
"Thanks Rey, gue duluan."
"Yo, gue titip tuh adik gue" Reyhan menepuk pelan pundak Rico.
Laura dan Rico meninggalkan Reyhan, tas milik Laura dibawakan Rico satu, lalu mereka menuju bus yang akan segera berangkat.
Rombongan bus menuju Desa Kliwi yang terkenal dengan hutannya. Sangat cocok untuk observasi sekaligus rekreasi.
"Ya anak-anak satu tenda kapasitas 6 orang, tenda perempuan disebelah kiri, tenda laki-laki sebelah kanan. Didalam tenda ada aturan harap dibaca tanpa ada yang melanggar"
"Oke kalian istirahat nanti pukul 12 kegiatan akan dimulai. Selamat beristirahat"Laura melirik jam tangan beruang miliknya menunjukan angka 10, cukup untuk istirahat, pikir Laura.
***
Semua siswa mengelilingi api unggun untuk upacara pembukaan(apel). Rata-rata muka mereka semua mengantuk.
"Baik saya bagi kelompok untuk acara ini, saya sebutkan kelas dan absen saja ya"
"Iya paaaak" jawab mereka serempak.
16 A 2, 26 A 4, 7 S 3, 20 A 1
Laura syok saat dikumpulkan ternyata Laura sekelompok dengan Abe cowok slengean, Risa cewek rank 1 pararel, dan yang satu belum tau.
"Ini kel 39?" Suara bariton dari belakang Luara
"Ya, anjir gila untung ada lo Ric jadi gue ga conge"
Rico tertawa senang dan menepuk pundak Abe berkali-kali.
"Yuk kita bagi tugas aja ya" Risa bersuara.
"Tugas pertama kita mencari telor katak. Kita bagi, cewek satu cowok satu" lanjut Risa
"Gue sama lo aja deh Ris" Abe berseru
"Abe curang tuh biar ga kerja" Laura meledek abe
"Ya udah gue sama Rico ga papa lah" lanjut Laura
"Ya emang ga papa" jawab Rico asal membuat Laura mendengus.
"Kita juga suruh nyari tanaman sirgona tau, kanta cuma ada disini" ucap Abe
"Sabar lagi, telornya aja belum" saut Laura
"Ya gue cuma ngomong kali Ra"
"Ya sante aja kali Ra Be" Rico menimpali
Risa hanya bergumam, tetap menyiapkan bahan untuk laporan.
"Yuk kita mulai, gue sama abe disebelah sini aja ya, Laura sama Rico yang sana, aku males kesana masalahnya"
Rico Abe dan Laura berpandangan, tiba-tiba Abe tertawa mengejek tanpa suara.Mau tidak mau Rico dan Laura mulai berjalan ke sebrang.
"Abang lo kayaknya sayang banget" tiba-tiba Rico bersuara
"Sama gue?" Tanya Laura polos
"Yaiya, masa sama gue"
"Ya emang gitu, namanya juga kakak gue"
"Ya semua orang juga tau kali" mereka sudah sampai dipinggiran danau, Laura tiba-tiba bergidik.
"Lo kenapa ra?" Tanya Rico tetapi Laura malah mundur dan bersembunyi dibalik punggung Rico.
"Ra?"
"Huaaaaaaaaaa" Laura berlari sambil berteriak sampai Laura jatuh tengkurap kedepan.
"He lo masih waras kan?" Rico berteriak tanpa ada niat mendekat. Laura malah menendang-nendang kakinya membuat Rico bertambah bingung.
"RICO GUE TAKUT KATAK! DAN LO GA ADA NIAT BUAT NOLONGIN GUE?!!" Laura berteriak tetap dalam posisi tengkurap.
"Ga usah teriak kali, gue denger kok" Laura kaget karna Rico sudah ada di belakangnya dan sudah menolongnya.
"Kenapa harus takut kodok coba? Lemah" cibir Rico
"Mana mungkin gue nyuruh lo nyebur. Gue bakal nyari dan lo cukup duduk manis sambik doain gue"
"Doain kenapa?" Laura bertanya dengan polosnya. Sekarang sudah duduk di batu besar.
"Biar gue ga punya niat buat jailin lo" jawaban Rico mendapat lemparan kerikil dari Laura.
Rico mulai menggulung celana panjangnya dan melemlar jaket ke arah Laura, aroma mint maskulin menyeruak hidung Laura, malah jaketnya dihirup dalam-dalam tanpa sepengetahuan Rico.Laura memberikan kanyon plastik dan membukanya untuk dimasukan telur katak yang sudah ada du tangan Rico. Sialnya, tangan Laura terkena sedikit.
"Ihhhhh" Laura bergidik dengan refleks mengelapkan ke jaket Rico.
"Ckck refleks lo jelek banget. Mana jaket gue lagi"
Laura hanya nyengir tanpa rasa bersalah.
"Kenapa lo takut katak?" Ucap Rico dengan memainkan telor katak di telapak tangannya.
"Dulu waktu paman panen ikan gue ikut masuk ke kolamnya tuh, tiba-tiba didalam baju gue kek ada apanya gitu. Terus tiba-tiba ada bunyi katak didalem baju gue. Elah gue langsung jempalitan nangis naik kolam nyari mamah, ya terus gitu deh"
Rico mendengus mendengar crita Laura,
"Rico Lauraaa!" Baru Rico mau membalas kata-kata Laura mereka sudah dipanggil Abe.
"Yuk udah dipanggil" Laura mendahului Rico
Plek
Rambut Laura kejatuhan sesuatu membuat langkah Laura terhenti. Mata Laura membulat sekaligus bergidik jijik macam mana ada telor katak dirambutnya!
"RICOOO!!!!" teriak Laura jengkel di sela matanya yang sudah berkaca-kaca.Rico tertawa dengan berlari sambil meledek. Laura mengejar Rico dengan sedikit menangis.
"RICO, LO GUE BAKAL BILANGIN MAMAH!!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaiku dan Cintaimu
Teen FictionKelak kita akan tau mana yang akan menang. Yang selalu ada, yang istimewa, atau yang selalu berusaha.