Part 9

94 14 0
                                    

"Kalian lama banget sih" Risa sedikit mengimel
"Loh ra lo kenapa nangis?" Tanya Abe
Rico yang tidak menyangka perbuatannya akan membuat Laura menangis sedikit kaget.
"Ra? Lo ga papa?" Risa mendekat ke arah Laura.
"Ra kok lo jadi nangis beneran?" Rico mendekat je arah Laura.
"Yaudah yuk lanjutin aja, kelompok kita biar ga ketinggalan"
Rico yang merasa tidak enak hati meminta maaf kepada Laura, dan Laura mengangguk2 kecil dengan senyuman disela tangisnya.
"Jadi ga marah lagi kan?" Rico mengulurkan jari kelingkingnya dan disambut oleh Laura tiba-tiba jari Abe ikut dan mereka bertiga memandangi Risa.
"Sa?" Abe mengingatkan Risa untuk ikut acara kelingking konyol ini, akhirnya Risa mengulurkan kelingkingnya.
"Anjir gila gini-ginian segala!" Abe heboh.
Mereka berempat duduk di pinggiran danau. Tiba-tiba Gio datang dan langsung menyelusup diantara Rico dan Laura yang terlihat kaget.
"Eh" Laura tersentak kaget.
"Gue ikut gabung ya, kelompok gue ga asik"
"Iya boleh boleh" jawab Laura tapi mendapat lirikan dari Risa.
"Eh ga bisa gitu dong lo kan punya kelompok sendiri" ucap Risa sedikit sewot.
"Tenang lagi gue cuma main ke kelompok lo, ga pindah" jawab Gio dengan tenang.
"Yoi biar gue sama Rico ada temennya juga" bela Abe
Mereka masih saja duduk disitu sampai semburat senja bermunculan kecil. Rico merasa risih melihat Gio dan Laura mengobrol akrab, dan sedikit menyesali kedatangan Gio.
"Ya udah yuk dilanjut lagi" ucap Rico yang mulai muak dengan Gio.
"Yuk yuk" jawab Nita antusias yg lain hanya mengikuti.

Dengan gantle, Gio melepaskan jaket dan ditaruhnya di bahu Laura. Rico yang berjalan persis dibelakangnya hanya bisa menghela napas berat.
**

Pukul 12 siang Laura sudah bangun, ia baru selese dengan kelompoknya 3 jam yang lalu. Sore nanti, semua siswa akan melakukan penjelajahan mengitari hutan. Ternyata Cleo dan Shena sudah bangun dulu.
"Hujan ya?" Tanya Laura
"Belum, hampir"
"Kalo gitu gue mandi sekarang aja deh" Laura bangkit dan menuju kamar mandi umum yang cukup jauh dari perkemahan.
Di kerumunan yang dilewati Laura, Gio tersenyum manis. Begitu juga dengan Abe. Tapi, Rico menatap dirinya dengan tatapan yang tidak biasa.
Laura menyepatkan langkah tatapan Rico masih terasa hingga membuat badan Laura semakin lengket. Ah mungkin aku sudah gila, pikir Laura.

Tepat keluar kamar mandi hujan begitu deras sehingga jarak pandang Laura terhalang. Tasnya dirogoh mencari hp, nihil. Mencari payung, nihil.
"Shit" Laura mengumpat, Laura mengacak acak rambut sebahunya dengan frustasi. Dengan pemikiran matang, Laura siap mengambil ancang-ancang berlari nrobos ujan, tapi tiba-tiba ....
"Yuk Ra" suara bariton begitu familiar menghentikan niat Laura untuk berlari, Rico.
"Yuk ikut ga?" Pertanyaan seperti yang dulu pernah Rico tanyakan saat pertama pulang bersama, sama-sama saat hujan.
Laura memandang apa yang dibawa Rico lalu tersenyum, daun pisang.
"Kenapa? Cuma nemuin ini tadi"
"Hehe gapapa, yaudah gue ikut ya"
Laura menjajarkan tubuhnya dengan Rico. Mereka berjalan beriringan menuju tenda. Karna hanya menggunakan daun pisang, Rico menggunakan tangan kiri untuk merangkul Laura dan tangan kanan untuk memegangi daun pisang.
Laura sedikit kaget dengan perlakuan Rico, tangan Laura digunakan untuk memeluk tas miliknya.
Tiba-tiba Rico menghentikan langkahnya, Laura yang meunduk hanya mengikuti.
"Kenapa?" Tanya Laura yang dijawab hanya dengan tunjukan dagu. Gio sudah berdiri disana dengan payung pelangi ditangannya.
"Yuk ikut gue aja"
"Gue bareng Rico lagi"
"Udah Ra lo ikut Gio aja, lagian dia pake payung." Sanggah Rico
"Tapi lo gimana?"
"Yaelah Ra gue cowok kali, dah sana"
"Yakin nih? Gue duluan ya"
"Ric duluan" Tangan Gio menepuk bahu Rico yang dibalas hanya mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis seperti biasanya.
Gio merangkul Laura. Melihat itu rahang Rico mengeras dan kepalan di daun pisang lalu diremasnya dan dubuangnya dengan sembarang. Rico sengaja tidak lewat jalan yang Gio dan Laura lewati. Tanpa berlari, tetap dengan langkahnya, tampa takut basah kuyup.

***

Semua peserta camp berkumpul siap untuk penjelajahan. Acara ini dikenal refcamp oleh SMA IS . Pak Rufik memberi arahan sekaligus rute perjalanan.
Rute jelajah kali ini cukup curam. Jalanan tanah terasa licin karna baru saja hutan diguyur hujan.
Rico masih saja teringat Gio dan Laura. Seruan istirahat terdengar. Semua peserta camp melakukan dengan senang hati. Laura dan Shena duduk, tanpa Cleo. Cleo kali ini sedang meliput camp ini, secara Cleo anak jurnalis. Tidak heran Cleo uptudate banget gosip SMA IS.
Laura sama sekali tidak melihat Gio, yang dia lihat justru Rico berkumpul bersama temannya.
"Sedeket apa lo sama Gio?" Tanya Shena lirih
"Gue ga tau shen, bingung. Gue ngrasa dia ngasih gue perhatian lebih tapi gue takut dia gitu ke semua cewek"
"Lo nyaman pas bareng Gio?"
"Gue barenga aja belum lama Shen, tapi jujur gue seneng gue deket sama Gio. Tiap malen dia telfon gue"
Dua pekan terakhir ini Gio selalu telfon Laura menjelang tidurnya, sekedar menyanyikan lagu dengan iringan gitar dari Rico.
"Gio pasti suka sama lo"
"Seenak jidat lo kalo ngomong" tapi Laura memikirkan apa yang dikatakan Shena itu ada benarnya juga. Tiba-tiba peserta camp lari menuju krumunan. Karna kepo, Shena dan Laura mengekor dibelangnya.
Hati Laura mencelos melihat Gio sedang memijat kaki Zaza dibawah sana.
"Itu zaza kenapa sih?" Tanya seorang cewek pada temannya.
"Zaza jatuh pas lagi jalan sama Gio. Kepleset deh kayaknya." Jawab salah seorang temannya.
Shena yang ingin menjaga perasaan Laura membujuk untuk pergi dari krumunan setan ini.
"Trus kalian pada tau ga? Tadi pas keatas Zaza digendong Gio gitu, ah gila sweet bangetttt. Kayaknya mereka pacaran deh" lanjut cewek tadi.
Mendengar itu, Laura menyeruak dari krumana itu. Mata Laura terasa panas.
"Udah Ra jangan deh dengerin mereka" Shena berusaha menenangkan Laura. Laura memeluk Shena.
"Belum tentu deh gosip tadi bener." lanjut Shena
"Gue bu kan pacarnya bu kan si apa nya nga pain gu e na ngis coba" ucap Laura sambil terisak.
"Etdah apaan nihhh?" Tiba-tiba Cleo muncul
Lalu Laura memeluk Cleo dan menceritakan semuanya tanpa disuruh.
Perjalanan dilanjut, Laura sama sekali tidak melihat Gio. Justru Rico yang muncul diamana-mana. Menurut Laura, hari ini Rico kelewat perhatiannya berlebih. Ada aja yang Rico lakuin membuat kekehan kecil di bibir Laura. Aneh bagi Laura.

****

Pukul 9 malam, setelah makan malam semua sudah di tenda. Laura duduk dibelakang tenda menghadap ribuan bahkan jutaan lampu kota yang jauh disana.
"Hei" Rico langsung menjajari duduk Laura.
"Hai juga" balas Laura datar.
"Kenapa? Keliatan bete banget" tanya Rico dengan hati-hati seolah tidak mau menyakiti hati Laura.
Laura hanya diam menatap jutaan lampu yang mirip dengan bintang. Laura suka bintang.
"Ara?" Hanya Rico yang memanggil dirinya dengan sebutan Ara. Akhir-akhir ini Rico teman curhat selai Cleo dan Shena.
"Ada apa lo sama Gio?" Tanya Rico lirih.
"Kenapa Gio lagi? Gue dah mau lupa padahal nih"
"Haha gatau Ric, gue ngrasa dipermainin dia atau gue aja yang gr. Kadang dia bikin hati berbunga kadang bikin nih hati sakit" lanjut Laura. Dirinya mulai terisak, mukanya ia benamkan di kedua lututnya ditekuk.
"Mungkin dia suka lo" hibur Rico.
Lama-lama Rico kasihan melihat Laura. Direngkuhnya tubuh Laura di pelukannya membiarkan kaosnya basah oleh air mata Laura. Laura membenamkan wajahnya dalam-dalam, seolah hanya ingin Rico saja yang mendengar isakannya.
Rico menguatkan pelukannya seoalah ia tau perasaan Laura, sangat tau. Entah kenapa perasaan seperti itu selalu muncul saat dirinya bersama Laura.
"Laaaa" ucapan Cleo terputus melihat Laura dan Rico. Cleo dan Shena mengurungkan niatnya menghampiri Laura.
Mereka tersenyum simpul seolah sudah memiliki rencana sebelum meninggalkan Rico dan Laura.

****

"Lauraaa" panggil Gio dengan berlari mendekat.
"Hei," Laura bersikap biasa.
"Semalem aku nyariin kamu. Kata Cleo kamu ditenda, tapi pas aku samperin ga ada"
"Aku tidur"
"Boong, aku aja ga liat kamu di tenda"
"Berarti matamu bermasalah"
"Ra kenapasih kamu? Sini aku bantuin"
Laura menepis tangan Rico yang akan membantunya.
"Kamu kenapa?"
"Gapapa Gi"
"Tapi kamu aneh Ra. Apa aku salah?"
"Kamu ga salah Gi"
"Lah trus kenapa? Kamu pms ya?"
"Terserah" jawab Laura pendek. Laura meninggalkan Gio.
Laura tidak menanggapi panggilan Gio, ia justru mempercepat langkahnya.

***

"Oke anak-anak semoga camp ini bermanfaaf untuk kita semua. Laporan dikumpulkan minggu depan, sekian terimakasih. Kalian pulangnya hati-hati" ucap Pak Taufik mengahiri pidatonya di mimbar sekolah.
Peserta camp perlahan meninggalkan sekolah.
"Ra lo dijemput siapa?" Tanya Cleo yang sepertinya sudah ada jemputan.
"Hehe lo duluan aja, gue lagi telfon kak Reyhan nih"
"Buru ah barengan aja"
"Ga, ga mau kan ga searah"
"Buset amit deh lo kaya sama sapa"
"Shena dah pulang sama Vicky?"
"Iyaaa" Vicky adalah teman mereka bertiga waktu SMP dan sekarang menjadi pacar Shena.
"Sial ga ada yang jemput lagi" grutu Laura.
"Yaudah yuk"
"ARA" baru saja Laura melangkah kakinya.
"Kok lo belum pulang Ra?"
"Ini mau pulang"
"Bareng yuk"
"Hehe udah mau sama Cleo"
"Loh kok gue? Gue mau pergi tau." Jawab Cleo cepat
"Cle kan lo yang tadi nawarin" Laura mulai mencium rencana Cleo, sementara Cleo yang mengerti tatapan Laura buru-buru pamit.
"Kan itu tadi. Udah deh, gue duluan ya. Byeeee"
Sialan! Grutu Laura.
Rico menarik tas gendong Laura hingga cewek itu lari terpontang panting mengikuti langkah Rico.
"Pelan kali Ricccccc, naik motor?" Tanya Laura kaget.
"Iya kenapa? Sorry ya"
"Oh ga gitu maksud gue, lo kok bawa motor? Gue kira kita mau naik bus bareng"
"Lo pengin naik bus bareng gue ya? Kapan-kapan deh oke" Rico menggoda Laura
"Ihhhhh" Laura memukul bahu Rico pelan.
"Iya iya ini motor gue tinggal disekolah"
"Ohhhhhhhhh" Rico buru buru membekap mulut Laura dengan tangannya sebelum 'oh'nya semakin panjang.
"Nah gitu diem" Laura buru buru naik ke motor Rico,
"Eh yakali, turun dulu. Gue aja belum naik"
"Bodo" Laura menjumurkan lidahnya dan menutup kaca helm yang tadi di berikan Rico.
Rico hanya tersenyum manis melihat tingkah Laura.
"Senyum-senyum kenapa?" Tanya Laura yang melihat senyum Rico dari kaca spion.
"Senyum aja ga boleh. Dah ini pegangan, mau jalan nih"
Laura memegangi jaket Rico.
"Yakin pegangannya? Kalo jatuh tanggung sendiri" Rico menggegas motornya sehingga Laura mengeratkan peganggannya pada pinggang Rico.
"Dasar lo" Laura memukul Rico yang masih tertawa.

*

Gimana? Maaf ya slow update banget hehe oya vote sama comment yaaaa :*:*
😘😘😍😍💜💜

Cintaiku dan CintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang