13) Happy ending?

8 5 2
                                    

Bab terakhir 😭

Happy Reading 🤧



~||~

"Sari... Aku paham semua nya. Dan aku paham yang kamu rasakan saat ini. Maafkan aku telah menekanmu untuk menceritakan segala. DARI DULU AKU TETAP SAJA BODOHHH!!!" Aku menatap mata Sari kemudian memeluknya.

POV Naura off

Naura kini menumpahkan air matanya di pundak Sari. Begitu pun sebaliknya.

Angin di tempat itu semakin kencang. Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Tidak seperti biasa. Petir menggelegar dan membuat ketiga orang itu terjebak di dalam taman kenangan.

Hujan... Engkau datang di saat yang tepat....

~oOo~

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa dan orang tua. Hari dimana kelulusan angkatan Naura.

Pagi-pagi sekali Naura telah bersiap-siap. Memakai kebaya berwarna merah muda yang kemarin ia beli. 

Naura merasa sangat senang akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan menengahnya. Apalagi ia akan berkuliah di luar negeri bersama dengan Asyam. Membuat ia merasa tidak sabar.

Dengan di bantu oleh Mamanya, Naura mempersiapkan diri. Mulai dari memakai makeup, sampai memakai gaunnya yang super ribet.

"Anak Mama cantik banget deh." Mama Naura sedikit menggoda Naura.

"Apa sih Ma... Cantik gini juga berkat Mama iya kann...."

Mama Naura merasa gemas dengan tingkah laku putri satu-satunya ini. Setelah semua siap, Naura beserta Mama dan Papa nya langsung pergi menuju ke Aula tempat wisuda.

Sesampainya disana, terlihat banyak sekali para wisudawan dan wisudawati. Naura yang terlihat paling menonjol karena tubuh tinggi dan wajah cantiknya.

Acara wisuda pun dimulai. Pembacaan doa, penyambutan dan pengambilan ijazah. Satu per satu siswa dan siswi di panggil ke atas panggung.

Tibalah saatnya untuk Naura naik ke atas. Disambut oleh tepuk tangan yang meriah dan tangis kebahagian. Naura telah lulus sebagai salah satu dari 10 siswa/siswi terbaik dalam angkatannya.

"Selamat Nauraaa...." Teriak Sari dari bawah panggung.

Naura tersenyum dan memperhatikan sekeliling. Antara sedih dan senang, ketika ia tidak bisa didampingi Asyam dan bahagia karena predikat yang ia dapatkan.

Setelah Naura turun dari panggung, Naura disambut kembali oleh kedua orang tuanya. Mereka lantas memeluk Naura dengan eratnya.

"Selamat ya nakk...." Ucap Papa Naura.

"Iya Pa... Semua ini berkat kalian juga." Naura meneteskan sedikit air mata yang membuat eyeliner nya sedikit pudar.

"Nauraaaa...." Sari berlari dengan baju kebayanya dan langsung memeluk Naura dari arah belakang.

Disusul oleh Zan yang terus berteriak mengingat kan Sari. Takutnya tiba-tiba terjatuh atau cidera.

"Apaan sih..." Naura dengan malasnya membalikkan badan menghadap Sari.

"Dihhh gitu amatt!!" Sari membalas dengan nada yang tidak kalah malasnya.

"Nggak bercandaa...." Naura balik memeluk Sari yang awalnya cemberut menjadi sedikit tersenyum.

Zan merasa menjadi patung dan tidak dipedulikan kehadirannya. Zan yang tidak tahan langsung melayangkan protes kepada Naura dan Sari.

"Woyy gua dikacangin nihh?? Nggak ada yang mau meluk gua gitu??"

"Sini gua pelukk." Sari berpura-pura hendak memeluk Zan kemudian mendorong nya secara halus.

"Weh jahat sumpah." Zan merasa sedikit kesal.

Mama dan Papa Naura terkekeh melihat kelakuan para anak muda dihadapan mereka ini. Mereka berlima tertawa dan melepas semua kebahagian.

Tiba-tiba, dari arah belakang terdengar suara seseorang yang seperti nya Naura kenal.

"Naura?? Udah lupa sama gua?" Ucap lelaki itu.

Naura menoleh dan berusaha mendefinisikan siapa pemilik suara tersebut. Seorang pria memakai setelah jas berwarna hitam dengan bunga sebagai hiasan di sakunya. Setelah mengetahui bahwa yang memanggilnya adalah orang yang sangat ia nantikan, Naura langsung berlari memeluk orang itu.

"Bang Asyam!!! Kapan pulang?? Naura kangen banget sama Abang!!" Naura menumpahkan kesedihan nya di dada bidang milik Asyam.

Asyam ternyata sengaja ingin memberi Naura kejutan. Sebenarnya ia telah pulang sejak kemarin. Namun, pikiran Asyam teringat pada kata surprise.

"Yang penting Abang ada di sini iya kan?? Naura gimana kabarnya??" Asyam melepaskan pelukan Naura dan menghapus air matanya.

"Naura pasti baik-baik aja di sini. Apalagi sekarang bang Asyam udah ada di sini." Naura kembali jatuh dalam pelukan Asyam.

Kakak dan adik tersebut akhirnya bersatu kembali. Dengan restu kedua orang tua, apapun sebenarnya bisa terjadi.

Restu??

"Zan dan Sari telah menceritakan semua yang terjadi. Termasuk kejadian meninggal dunianya Zen." Asyam mencoba menenangkan Naura.

"Maaf kan Naura karena nggak bisa ngedapetin seseorang yang bisa menerima Naura seperti kata Abang dulu."

"Naura... sudahlah. Yang penting sekarang ada abang di sini. Naura mau lanjut kuliah di tempat abang kan? Kalau begitu, ini hadiah untuk Naura."

Tanpa Naura sadari, di sekeliling Naura telah berjejer segerombolan orang dan bunga yang bertebaran di mana-mana. Terlihat pula Papa dan Mama Asyam turun dari mobil mewah mereka.

Saat Naura sedang terheran-heran menatap sekeliling, Asyam berlutut di kaki Naura sambil membawa sebuah kotak yang berisi cincin berlian.

"Naura... Kamu memang adalah adikku. Tapi, kalau semua itu harus berakhir karena ikatan cinta, apakah kamu mau menerimanya?" Asyam membuat haru suasana.

"Maksud Abang?" Naura masih tidak memahami maksud perkataan Asyam.

"Dengan saksi seluruh anggota keluarga dan teman-teman disini... Aku ingin menjadikan Naura milikku untuk selamanya. Dan itu akan terjadi ketika waktu sudah tepat,"

Asyam melanjutkan kalimatnya.

"Naura, apakah kamu bersedia melepas hubungan persaudaraan kita dan menjadi kekasihku??" Asyam membuat pipi Naura kemerahan.

Orang-orang di sekeliling nya bertepuk tangan dan meneriakkan nama Asyam dan Naura secara bergantian.

Naura mengangguk tanpa mengatakan satu patah kata pun.

The end....

~||~

Nggak kerasa udah tamat aja kisah mereka berempat. Walau happy ending, tetap harus ada yang dikorbankan. Yaitu Zen....

Terimakasih dan sampai jumpa di karya-karya gaje Asy yang selanjutnya

😭🤧🤗

BLUE or GREY for Me? ✓(Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang