Happy Reading 🤧
.
.
.
.~||~
−siapa lagi kalau bukan Zen. Zen adalah salah satu anak yang bisa di bilang "diunggulkan" karena kemampuan akademis nya. Dulu, saat masih duduk di bangku kelas 7, Zen pernah mengalahkan Kakak kelasnya sendiri dalam ajang cerdas cermat se-provinsi. Pastinya kemampuannya lebih bertambah lagi, beriringan dengan ia tumbuh dewasa.
Naura yang melihat Zen, langsung menutupi pandangannya dengan buku geografi yang selalu ia bawa kemana-mana. Padahal saat itu, posisi duduk Naura telah membelakangi titik berdirinya Zen. Zen melewati kerumunan yang ada di belakang meja Naura. Tanpa sengaja, Zen terdorong oleh seseorang dan menabrak kursi yang diduduki Naura.
Sari yang terkejut, langsung berdiri dari kursinya. Apalagi Naura, dia sangat syok dan salah tingkah. Bagaimana tidak? Di belakangnya kini telah berdiri seseorang yang membuatnya merasa "deg". Naura perlahan menengok ke belakang dan....
"Oh my God, kenapa Zen ikut nengok ke arah gua juga!" pikir Naura. Ia serasa telah terkunci dengan posisi itu. Matanya yang lebar, tidak bisa berpaling dari pandangan Zen.
"Hm, ini gua kenapa? Oke, gua harus tetep jaga reputasi gua sebagai cowok dingin. Ayo Zen... lu pasti bisa keluar dari situasi ini." Di saat yang sama, pikiran Zen bahkan masih memikirkan hal lainnya.
Mereka mencoba keluar dari situasi itu. Namun, hasilnya nihil. Keduanya terjebak diantara tali tak terlihat dengan ekspresi muka datar. Sampai akhirnya, Sari ber-peran sebagai pahlawan kesiangan. Sari menepuk kedua tangannya, tepat diantara wajah kedua insan yang saling bertatapan tersebut. Akhirnya, adegan yang terlihat seperti di film pun berakhir dengan rona merah di wajah Naura.
"Halow?? Wah... ternyata inilah yang terjadi ketika ada dua Human cold bertemu. Gua ngerasa jadi nyamuk nehhh." Sari berteriak dan membuat seluruh Siswa yang berada di kantin menengok ke arah mereka bertiga.
Zen yang merasa dirinya menjadi pusat perhatian, memilih keluar dari kantin sambil mengucapkan satu kata
"Maaf...."
Setelah Zen pergi, semua orang tetap melihat ke arah Naura dan Sari. Mereka terlihat sedang meng-gosip. Apalagi golongan cewek-cewek dari kelas 10 IPS 2.
"Apa liat-liat? Dah bubar sono! Lanjutin aja aktivitas nggak berfaedah kalian." Sari berteriak kepada semua penghuni kantin, yang sejak tadi tidak bosan-bosannya memperhatikan dirinya dan sahabatnya.
~oOo~
"Naura, lu kenapa? Gua panggil dari tadi, lu tetep benggong." ucap Asyam sambil menaiki motor nya.
Seperti biasa, Naura dan Asyam selalu pulang bersama. Lain cerita jika akan berangkat sekolah. Asyam selalu datang saat bel hampir berbunyi. Hanya hari ini saja dia berangkat ke sekolah tepat waktu.
"Naura? Masih benggong? Gua tinggal lu disini biar jadi gelandangan." Asyam yang sepertinya sudah kurang kesabaran, memacu motor miliknya. Naura yang tengah termenung dengan aestectic, berteriak kepada Asyam.
"Bang Asyam! Tungguin gua! Bentar woyy. Klo gua nggak benggong, ntar nggak bakalan kek drama di film-film."
Asyam mendengar apa yang Naura katakan. Dia memutar balik dan menghampiri kembali Naura yang alisnya mengkerut dan pipi nya yang sedikit menggembung karena marah.
"Ayo cepetan naik. Kalau enggak−" Asyam menghentikan kalimatnya lalu melanjutkannya kembali "−mau gua traktir makan es krim rasa setoberi? Mumpung masih jam 3 sore nih."
"Mau lah... yok-yok gass."
Sampailah mereka di cafe yang berada tidak jauh dari Sekolah. Sesuai janji, Asyam mentraktir Naura es krim rasa strawberry. Sementara Asyam, memesan jus buah jambu merah. Naura tetap saja terlihat sedang termenung memikirkan sesuatu walau sudah duduk di meja cafe.
"Naura... lu mikirin apa sih dari tadi? Mikirin kejadian di kantin? Helehh... Cuma tatap-tatapan aja udah begitu lu." Asyam mengejek Naura dengan sinis nya.
"Lah? Bang Asyam kok tua?" Naura memberikan sedikit bumbu comedy.
"Coba kalo ngomong tuh liat ke KBBI dulu. Tua...tua... Mbah mu tua!"
Perdebatan mereka mengundang kegelian hati setiap orang yang melihatnya. Maksudnya? Berarti sejak tadi ada yang memperhatikan mereka? Benar... seperti cerita-cerita dalam novel. Zen dan Zan ternyata sejak tadi berada di tempat yang sama dengan Naura dan Asyam.
Zen dan Zan berada di kedua titik berbeda. Namun, Naura hanya menyadari kehadiran Zen. Ia tidak tau jika di meja lain ada Zan yang tengah memperhatikan dirinya. Fokus pikiran Naura saat ini hanya Zen. Tidak ada hal lainnya....
"Zen... Hidupnya yang terlihat suram seperti wakna abu-abu seragamku. Zen is Grey...."
Memiliki orang-orang yang menyayangi kita, lebih berharga daripada memiliki harta dan tahta.
~||~
Eakk... Harta dan tahta dungs 🤧
Bab kali ini gk sampe seribu kata.
Soalnya cuma memperkenalkan lebih jauh siapa itu Zen (Grey).Oke, kasih krisar nya....
Biar nanti klo udh revisi, gk berantakan dokumennya 🤧🗣️ : Asy lagi pilek ya? Emot nya tumben pake itu.
Hiks enggak, ini abis nangis gara-gara buat part nya cerita Asy yg satunya 🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE or GREY for Me? ✓(Belum Revisi)
Teen Fiction©Karya hasil Imajinatif sendiri, bukan terjemahan apalagi plagiat! ®Follow dulu sebelum baca ^^ •••••♪••••♥••••♪••••• Tenggelam dan peluk lah erat sajak ini. Semua akan hadir di dalam kisah ini. Cinta membawa alur indah dan memberikan kehidupan dala...