Chapter 8

1.6K 172 2
                                    

Happy reading ....

🍓🍓🍓🍓



Betapa bahagianya perasaan bocah laki-laki yang sedang berjalan bergandengan tangan dengan omanya. Baru saja ada seseorang yang mengiyakan permintaannya hari ini. Padahal bagi orang lain, permintaan itu sangat mustahil untuk diwujudkan. Senyum tiga jari ala pepsodent tak luntur dari wajah Bimo. Bahkan ia terus melambaikan tangan pada setiap karyawan yang menyapa omanya.

"Seneng banget nih kayaknya ...." goda Mommy saat mereka sudah di dalam mobil.

"Iya dong!" Balas Bimo penuh semangat.

Ya, gimana nggak seneng ya, saat video call dengan Salma tadi, gadis yang dipanggil mama oleh Bimo itu tanpa tedeng aling-aling, langsung meng-iya-kan keinginan Bimo. Entah Salma sadar atau tidak saat memyanggupinya. Yang pasti setelah ini, janji yang sudah ia buat akan ditagih oleh anak bosnya itu.

🍓🍓🍓🍓

Abyan dan Bimo baru selesai makan malam di rumah Daddy Randy. Kebetulan sekali hari ini juga ada Alea dan anak-anaknya. Suaminya sedang dinas ke luar kota, makanya ia menginap di rumah orang tuanya.

Suasana rumah jadi makin ramai karena keberadaan anak-anak kecil itu. Si sulungnya Alea, Tara mengajari Bimo cara merawat boneka bayinya. Tadi Bimo sudah meninfokan pada Tara kalau ia juga akan mempunyai adik bayi. Tara yang berumur dua tahun di atas Bimo pun ikut senang mendengarnya. Ia masih kecil, jadi belum mengerti proses kemunculan bayi itu sendiri. Dan tanpa banyak bertanya, Tara mengajak Bimo untuk bermain dengan 'baby chacha', boneka bayi kesayangan Tara.

"Bunda, Bunda ... liat deh!" Tara berseru mengalihkan perhatian semua orang yang sedang mengobrol di ruang keluarga.

"Liat, Bun. Bimbim jago masangin popok Baby Chacha."

"Tara, kok Bimbim diajarin main boneka sih? 'Kan dia cowok." Mommy heboh melihat cucu laki-lakinya ikut bermain boneka.

"Ih, Oma. Ini Bimbim yang mau. Katanya bentar lagi dia mau punya adek bayi."

Alea yang gemas mendengar penuturan putrinya pun mendekati Bimo yang asyik menimang-nimang 'baby chacha'.

"Bimbim ... ini mainan anak cewek. Mending Bimbim mainan yang lain. Kita main lego aja ya, Nak ya ...." bujuk Alea.

"Nggak, Bun. Bimbim belajar pasang popok. Nanti biar adeknya Bimbim yang pakein." Balas Bimbim tetap mempertahankan bonekanya.

Alea yang tak tahu menahu tentang tragedi hari ini pun masih bersikukuh untuk mengalihkan Bimo pada permainan yang lain. Bahaya sekali kalau sampai Bimo keterusan main boneka, Alea takut Bimo salah arah nanti.

"Udah, Al. Biarin aja Bimo belajar. Bentar lagi dia mau dapet adik bayi dari mamanya." Celetuk Mommy.

"Apa?"

"Maksud, Mom?"

Byurr

Daddy dan Alea sangat terkejut mendengar ucapan Mommy. Bahkan Abyan sampai tak sengaja menyemburkan tehnya, karena ucapan Mommy yang tak terduga itu.

Semua mata tertuju pada Mommy. Orang-orang dewasa itu menuntut penjelasan dari wanita paruh baya yang kini seperti tersangka.

"Apa sih? Nggak percaya? Tanya aja sendiri sama anaknya."

Mommy memanggil Bimo agar ia mendekat padanya, lalu membawa bocah laki-laki yang kini sudah melepaskan boneka bayi itu ke pangkuannya.

"Bim, coba oma tanya lagi ya. Tadi Mama bilang apa waktu kita video call?"

Mas Bos, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang