Chapter 10

1.6K 147 16
                                    

Assalamualaikum...

Yuhuuu.... chapter baru Salma dan Abyan udah up.
Maaf ya, bun baru bisa update sekarang. Karna aku nulisnya curi-curi waktu sambil mengasuh si baby.

Maaf ya kalau bikin kalian lupa alurnya.. 😊

Selamat membaca...

🍓🍓🍓🍓


Salma sudah tiba di rumah Abyan lebih pagi dari biasanya. Pagi ini Abyan ada janji pertemuan dengan investor, jadi Salma terlebih dulu menyiapkan keperluan Abyan.

Seperti biasanya, jika ia berada di kamar Abyan, aroma citrus yang maskulin selalu menguar ke hidungnya. Ciri khas sekali bosnya. Tapi, sekarang seperti ada yang aneh. Saat Salma berada di dalam sana rasanya seperti ada yang tidak lengkap, ada sesuatu yang hilang dari sana.

"Kamu kenapa?" Tanya Abyan tiba-tiba saat Salma sedang menyimpulkan dasinya.

Salma mengernyit, "kenapa, apanya ya, Pak?"

"Saya perhatiin dari tadi kamu seperti mikirin sesuatu?"

"Oh. Nggak kok. Perasaan Bapak aja mungkin." Elak Salma.

Mereka berdua kembali diam dengan pikiran masing-masing, hingga Salma selesai dengan urusan dasi di tangannya, Abyan masih menatap Salma lekat dan ucapan pria itu selanjutnya membuat Salma ingin menghilang dari sana.

"Bibir kamu ...."

"Ha?" Salma menatap bingung.

"... rasanya saya ingin cium bibir kamu." Lanjut Abyan lirih.

Salma mendelik. Demi saus tartar. Tolong tenggelamkan Abyan ke rawa-rawa. Bosnya yang cool sudah berubah jadi 'duda mesum'. Oh no!

Tanpa basa-basi Salma meninggalkan Abyan dengan perasaan kesal. Bahkan tanpa mengingat jika Abyan adalah bosnya, Salma membanting pintu kamar Abyan dengan keras hingga si empunya kaget.

"Apa aku salah?" Abyan bermonolog.

Di sisi lain, masih dengan perasaan dongkol Salma bercermin di kamar mandi Bimo. Ia mengoreksi wajahnya, terutama di bagian bibir. Dan tidak ada yang salah. Kenapa si bos bisa sampai berkata seperti itu, padahal ia sama sekali tidak menunjukkan gelagat untuk menggoda Abyan.

Salma mendengus, "dasar duda mesum. Pasti karna udah lama kesepian, terus dia mau coba godain gue. Awas aja kalo berani." Salma mengepalkan tangan kanannya lalu dibenturkan pada telapak tangan kirinya.

Siapa yang tidak kesal jika orang yang dihormati memperlakukannya seperti itu. Apa maksudnya coba bosnya berbicara begitu. Batin Salma. Mulai sekarang Salma merasa harus hati-hati dalam bersikap terhadap Abyan. Pria itu sepertinya sudah menunjukkan naluri lelakinya. Salma juga berpikir mungkin itu karena sudah lama tidak terjamah. Jadi otaknya mulai terpancing saat ada gadis cantik di depannya.

Ya. Salma yang sedang bercermin saat ini merasa jika dirinya cantik. Setelan kerja yang senada,blezer dan celana panjang, rambut sebahunya yang digerai. Juga make up natural yang sedap dipandang mata. Apalagi tadi pagi ia menambahkan clear gloss pada bibirnya.

Oh, tunggu!

Salma mendelik menatap bibirnya yang terlihat berbeda. Shimerry, glossy, dan ... menggoda. Mungkinkah ini yang membuat bosnya berpikiran ingin mencium bibirnya? Batin Salma.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mas Bos, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang