Chapter 11

1.5K 144 3
                                    

Salma merapikan dirinya di depan cermin. Barusan ia mengganti penampilan formalnya dengan gaya casual. Dibenahinya riasan wajah yang hampir pudar. Rambut yang tadinya diikat, sekarang ia gerai. Tak lupa sentuhan akhir, parfume aroma moringa yang ia beli dengan voucher discount lima puluh persen saat hari ulang tahunnya dua bulan lalu.

"Selesai." Ucapnya tersenyum di depan cermin.

Setelah memasukan perlengkapannya ke dalam tas, ia pun keluar dari toilet wanita. Langkah sepatunya menggema di sepanjang lorong. Sekarang sudah pukul setengah enam sore. Kantor sudah sepi, hanya tinggal beberapa karyawan yang lembur dan juga security yang berjaga.

Tak lama Salma berdiri menunggu di depan lobi, datang seseorang yang mengendarai sebuah motor sport dan berhenti tepat di depannya.

Mereka saling melempar senyum. Si pengendara memberikan helm untuk Salma. Untung saja Salma mengganti bawahannya dengan celana jeans, sehingga ia tak kesusahan menaiki bagian belakang motor yang cukup tinggi dan condong ke depan.

Sayang sekali wajah si pengendara tidak bisa terlihat jelas karena orang itu memakai helm full face dan hanya membuka kacanya. Jadinya, seseorang di sudut lain tak tahu dengan siapa sekretarisnya pulang.

Abyan sudah memperhatikan Salma sejak sekretarisnya keluar dari toilet wanita. Tadinya ia ingin menawarkan tumpangan pulang pada gadis itu, namun melihat tampilan Salma yang sudah berbeda dari saat jam kerja tadi, ia urungkan niatnya. Abyan hanya melangkah di belakang Salma tanpa gadis itu ketahui.

Dalam pikirannya bertanya-tanya, dengan siapa Salma pergi. Jika dilihat sepertinya mereka akan kencan. Buktinya saja Salma sampai mengganti pakaiannya. Jika memang benar, ini tidak bisa dibiarkan. Salma adalah kandidat paling tepat untuk menjadi ibunya Bimo. Memantapkan hal itu saja harus berpikir lama. Abyan harus bergerak cepat agar Salma tidak disamber pria lain.

🍓🍓🍓🍓

Biasanya Salma akan senang datang ke rumah Freya. Tapi semenjak Aiden menikah, ia sudah jarang ke sana lagi, kecuali mengantarkan pesanan kue. Sebab, Aiden dan istrinya juga berada di sana saat weekend. Pasti Salma keki jika melihat kebersamaan pasangan suami-istri itu. Sekarang jadi Freya yang sering datang ke rumah Salma.

Walaupun begitu, Salma sudah mengikhlaskan lelaki pujaannya itu. Jangan sampai kebahagiaan Aiden dibayangi oleh perasaan merana Salma. Toh sekarang Salma sudah punya gebetan lagi.

"Serius?!"

Freya yang tadinya sedang khitmat menyantap tekwan buatan bundanya Salma di cuaca yang mendung dan dingin begini, langsung teralihkan oleh cerita sahabatnya itu.

"Kak Johan yang populer seantero sekolah itu?" Heboh Freya.

"Ssttt. Jangan keras-keras."

Freya tak menggubris, "ih, kok bisa sih?"

"Ya gue juga gak tau. Tiba-tiba dia 'DM' gue di instagram. Komenin story. Terus dia minta nomor kontak gue ...."

"Terus dia rajin chat lo. Kemudian kalian janjian ketemuan." Freya menyela, seolah paham runtutan yang terjadi, dan diangguki Salma.

"Lo tau, Frey ... sekarang tuh cowok makin cakep. Macho banget. Gue diboncengin pake motor dia ...." Salma antusias menceritakan pertemuan mereka, "... pas gue pegangan di bahunya, eh dia malah mindahin tangan gue di pinggangnya. Aaa ... gue deg-degan banget. Dia tau nggak ya kalo gue nerveous waktu itu?" Salma menutupi wajahnya dengan boneka bantal kepala hello kitty kesayangannya ketika mengingat kejadian itu.

Mas Bos, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang