AKU

3 0 0
                                    

Aku pikir, semua akan berjalan lancar.

Aku belajar untuk menerima dan mencintai diriku, memperbaiki pribadi buruk ku, dan aku akan terbebas dari siksa yang membelenggu. Nyatanya, itu tak semudah yang aku rencanakan.

Seperti saat ini, aku yang berusaha keras untuk menutup telingaku. Menghentikan suara-suara itu untuk memasuki indera pendengaran. Aku tersenyum, tertawa, dan teriak. Namun, tak ada satupun suara yang keluar dari mulutku. Hatiku terasa sesak. Aku menurunkan satu tanganku untuk menghilangkan rasa sesak yang merayapi dadaku. Belum hilang sesak itu, kini kepalaku rasanya akan meledak. Ku pukuli kepala ini. Berusaha menghilangkan rasa sakit yang juga menderanya.

'Harusnya aku tidak melakukan itu. Itu kesalahan! Aku tidak boleh melakukan kesalahan!'

Hatiku terus menjerit. Kepalaku terus mengulang kembali kecelakaan tadi, amarah tadi, nada suara tadi, dan kalimat yang keluar dari mulutnya. Aku membenci itu semua!

Kata ia, aku gila. Padahal, ia sendiri yang membuatku gila seperti ini. Tekanan, aturan, perintah dan bait kata yang ia ucapkan, semua selalu menyakitiku. Ia tak pernah tau, serapuh dan sekuat apa jiwa seseorang. Ia hanya menilai dan menakar semuanya berdasarkan penampilan luar. Ia tak pernah memperhatikan, sekacau dan sehancur apa jiwa seseorang. Yang ia lihat, dia tersenyum dan dia baik-baik saja.

Hampir tiap Minggu aku bolak-balik menemui seorang psikiater. Mengharapkan suatu hari nanti, terapi yang kini ku jalani tidaklah sia-sia. Tapi hari ini, aku hilang kesadaran dan kendali. Rasa cemas itu terus menghantuiku. Dengan banyak kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi nantinya bersarang dalam otak ku. Aku tak bisa menghentikan ini. Aku seakan lupa dengan semua yang dokter ajarkan padaku. Aku terus menangis tanpa suara, memukuli kepalaku sekuat mungkin. Berputar dan tertawa ketika kakiku mencapai kaca besar yang ada dalam kamarku. Lihatlah.. makhluk ini, buruk sekali! Tangan yang bertengger menutupi daun telinga, rambut yang sudah tak beraturan lagi, mata yang terus mengucurkan air mata, dan bibir yang melengkung dengan buruk.

Aku semakin tertawa keras. Merapalkan doa dan bantuan dalam hatiku. Aku ingin mengakhiri ini. Aku membenci ini. Aku membenci diriku yang seperti ini. Menjijikkan!

'Tolong.. bawa aku pergi dari semua ini..'

━━━━━━━━━━━━
tᧉrι꧑αkα᥉ιh. αrdα
creator : kai'arda
-
aku
❘❙❚❙❚❘❙❘❚❙❚❘❙❘❙❘❚❘❙❘❙❘❚❘❙❘❚❙❚❘❙❘❙❘❚❘❙❘❚❘
privyazannost .
━━━━━━━━━━━━

This Journal - 19th.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang