Shabiya berjalan dengan terburu-buru di koridor kampus karena sebentar lagi akan masuk jam kuliahnya. Dia melirik sekilas jam tangannya dan sudah menunjukkan pukul 07.50 dimana kelas akan dimulai pukul 08.00.
"Mampus gue". Sambil menepuk dahinya dengan tangan, dia mengutuk kebodohan dirinya sendiri karena tidur larut malam dan akhirnya bangun kesiangan.
Saat Shabiya melewati ruang musik, dia terhenti sejenak. Dia mendengar alunan musik yang sangat indah dari suara piano didalam sana. Shabiya memandang seorang lelaki tampan yang memainkan piano tersebut melalui jendela yang tepat berada disebelahnya. Beberapa menit kemudian dia tersadar dan langsung berlari dengan cepat menuju kelasnya.
Sesampainya dikelas, entah nasib beruntung atau nasib sial yang berpihak padanya, dosen yang mengajar pada jam tersebut tidak jadi masuk karena sakit. Shabiya ingin mengumpat dan meluapkan kemarahannya kepada Eysha temannya, tiba-tiba teringat lelaki yang memainkan piano tadi. Shabiya langsung berlari keluar dari kelas.
"Lo mau kemana lagi sha?" Teriak Eysha temannya.
"Mau ke toilet buang hajat". Balas Shabiya dengan teriakan dan membuat dirinya spontan dilihat seluruh teman sekelasnya.
Shabiya tidak menghiraukannya, dia langsung pergi ke ruang musik. Dia mendapati lelaki tersebut masih bermain piano dan langsung masuk kedalam ruang tersebut tanpa mengetuk pintu.
Lelaki tersebut tersentak saat Shabiya masuk dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum untuk memperkenalkan dirinya.
"Shabiya Elmeira, panggil saja Shabiya, kau?" Shabiya yang sok akrab ini menunggu lelaki tersebut menyambut uluran tangannya sambil terus tersenyum.
"Jordan." Ia menyambut uluran tangan Shabiya dengan wajah yang bingung."Hanya jordan?" Tanya Shabiya memastikan sekali lagi.
"Jordan Damanik". Sahut Jordan dengan singkat.
"Baiklah nama yang bagus." Jordan melepaskan tangannya dengan Shabiya.
Shabiya merasa aneh karena tangan Jordan sangat dingin. Tapi dia berfikir mungkin karena AC yang menyala.
Jordan mentapa Shabiya yang berdiri disebelahnya dengan canggung, dan akhirnya mempersilahkan Shabiya untuk duduk disebelahnya. Shabiya tersenyum kembali dan dengan semangat duduk disebelah Jordan.
"Apa judul lagu yang beberapa saat kau mainkan tadi? Tanya Shabiya penasaran.
"Love Me karya Yiruma." Jawab Jordan.
"Apa kau bisa memainkannya untukku? Aku ingin mendengarkannya sekali lagi." Pinta Shabiya kepada Jordan.""Baiklah."
Jordan memainkan piano sangat lincah menggunakan jari-jari tangannya. Setelah Jordan selesai memainkannya, Shabiya bertepuk tangan dengan keras mengapresiasi kehebatan Jordan.
"Kau sangat hebat memainkan piano ini. Apa kau mengambil jurusan musik disini?" Tanya Shabiya.
Jordan tersentak untuk yang kedua kalinya dan akhirnya mengangguk dengan canggung.
"Kau sendiri mengambil jurusan apa?" Jordan bertanya sambil memberanikan diri menatap Shabiya."Aku mengambil jurusan hukum, sudah semester 4, kau?". Jawab Shabiya dan Jordan menggangguk tanda dia berada di semester yang sama dengan Shabiya.
"Apa kau mau tau makna lagu yang aku mainkan tadi?" Tanya Jordan."Sepertinya menarik apa itu?" Jawab Shabiya yang antusias karena penasaran.
"Seorang lelaki yang menunggu cinta sejatinya datang, dan akhirnya ia menemukan seorang gadis cantik, dan tidak ada yang spesial selain gadis tersebut. Dia akan menunggu dan mencintainya, sampai cintanya tersebut terbalas, karna lelaki tersebut hanya menginginkan gadis itu." Jelas Jordan dengan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Journal - 19th.
Short Story🕊. hayyi kembali lagi di buku journal mjdd, ayyo dibaca dan vote setiap halaman ceritanya ya suapaya para senioe yang sudah menulis tinta nya di journal akan sangat senang bila ada yang mendukung karya nya ! dann jangan lupa setiap amanat di tiap c...