Cutter ?

2 0 0
                                    

Ctak!

Mendadak semuanya gelap, seorang wanita dengan rambut panjang memandang sekelilingnya dengan hati-hati.

Ada apa ini?

"Hallo, Chaggia? How are you?"

Tubuh wanita itu menegang, sialan! Ternyata lelaki brengsek itu dalang dibalik ini semua.

Lelaki itu mendekat, jelas sih wanita berjalan mundur atau tidak bisa habis dirinya.

Mundur.

Mundur.

Ah sialan! Langkahnya terhenti karena terhalang oleh tembok putih ini. Hajab! Pasti lelaki ini akan melakukan sesuatu.

Lelaki itu tersenyum puas melihat wanita itu tampak memucat.

"Ayolah --- Sayang, ada apa sama wajah mu itu, hmm? Belum juga aku apa-apai." Lelaki itu mendekat lalu memegang lembut dagu wanitanya.

Tetapi dihempas kasar oleh wanita itu membuat sih lelaki berdecih.

"Jangan membuatku menjadi liar terhadapmu, Nona!"

"Pergi!" usir wanita itu dengan sedikit ketakutan. Keringatnya sudah mulai muncul dari dahinya.

Lelaki itu hanya terkekeh lalu menjambak rambut panjang wanita itu.

"Ahhrrgg --- lepaskan! S-sakit ---" lirih wanita itu. Demi apa kepalanya sangat nyerih dibuat lelaki brengsek ini.

"Bagaimana kalau kita bermain-main sebentar, Sayang?" Lelaki itu mematikan jarak diantara mereka.

"Jangan macam-macam, Kim!"

Kim Taehyung. Lelaki itu bernama Kim Taehyung. Ia mengambil tali yang sudah disiapkan di saku celananya, dengan cekat kakinya mengambil kursi rias yang ada di dekatnya.

"Duduklah, Chaggi, jangan membuatku semakin murkah!"

Tae mendudukkan wanita itu di kusri yang sudah ia sediakan. Lalu mengikat wanitanya dengan tali berwarna putih.

Wanita itu memberontak membuat Tae sedikit kesusahan dalam melakukan aksinya.

"APA KAU TAK BISA DIAM SEBENTAR?!"

Wanita itu ketakutan melihat tatapan murkah dari wajah Tae. Apa yang ingin dilakukan lelaki gila ini? Apa tidak cukup?

"Aku mohon, Kim, lepaskan aku --- hiks." Air mata wanita itu menetes membasahi pipi. Tapi apa Tae peduli? Tentu saja tidak, sebab suara tangis dari orang itulah yang Tae sukai. Air matanya itu sumber kebahagiaannya.

Tae menutup mulut ribut gadis itu, sebab itu akan membuat ia tidak konsentrasi pada misinya.

"Hmmm --- hmmmm ----"

Tae tertawa bahagia melihatnya. Air mata. Mulut tertutup isolatip. Tubuh yang diikat oleh tambang putih. Oh God --- it's the perfect sight. Oh belum ini belum sempurna sebelum ia membuat karya di situ.

Tae memegang pipi wanita itu dengan posisi jari telunjuk dan ibu jari menekannya.

"Kau ingin mengatakan apa, Sayang? Hm? Sabarlah jangan terburu-buru."

Tae membuang asal wajah itu lalu tersenyum devil menatap wanita malang itu.

Tae membuka kemeja yang digunakan wanita itu. Bukan, bukan membuka tetapi merobeknya. Jelas wanita itu meronta hebat. Apa yang ingin dia lakukan? Tidak!

"Aku akan sedikit membuat tanda kepemilikan di sini, Sayang." Th
ae menunjuk dada mulus wanita itu dengan telunjuknya.

"Hmmmm --- hmmmm." Wanita itu menggeleng kuat serta air mata yang mengalir.

This Journal - 19th.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang