Mood Booster Ku

3 0 0
                                    

Pagi hari Sharlena merupakan ketua OSIS dari SMA Nusa Bangsa. Kehidupannya biasa saja sampai menemukan Haekal orang yang terkenal karena happy virus di sekolah, berdiri diatas pagar pembatas balkon. Kalau sudah seperti ini fikiran ia mana mungkin bisa berfikir positif, dia sontak menarik Haekal agar turun. Pas ditanyai, Haekal mengaku kalung couple dia bersama mantannya jatuh.

"Kamu ga lagi bikin musikalisasi puisi kan Run?" kata Haekal yang baru saja lewat, yang melihat Sharlena melamun di bawah pohon sekolah. Run nama panggilan Haekal untuk Sharlena, dari nama belakangnya Arunika panggil itu katanya lebih lucu.

Sharlena tersinggung, dia tersenyum paksa "Mau kemana kal?"

"Biasalah, ngapelin mantan"

"Move on dong sayaaanggg, liat sainganmu lebih ganteng sama lebih kaya. Akupun kalau jadi Sonya pasti milih Rajendra lah" ujar Sharlena sambil merangkul Haekal dengan 'sedikit' tenaga.

Semua berjalan seperti biasanya, gosip Sharlena ketua OSIS yang phobia lelaki dan Haekal moodbooster sekolah tetap ada. Ngomong-ngomong soal gosip Sharlena phobia laki-laki, itu tidak sepenuhnya salah karena Sharlena yang entah malas atau tidak mau berhubungan dengan lelaki jika tidak ada urusan yang penting.

"Yang kuat lebat wangi?"

"Kumis Pak Agus"

Ruangan OSIS lumayan ramai, apalagi melihat Abigail dan Sarah bermain tebak-tebakan.
"Dasar haters Pak Agus" kata Sharlena saat duduk di kursi dekat mereka.

"Bukan hatersnya serius deh, tapi aku haters kumisnya" ucap Sarah menggebu-gebu.

"Apalagi kalo ngomel kumisnya itu, mana kalo nerangin pelajaran suka ada hujan lokal" ucap Abigail sambil tertawa dan memukul orang disebelahnya.

"Eh tau gak-" ucap Sarah terpotong Zidan.

"Ca ada Haekal nyariin"

"Ngapain coba dia kesini"

"Ngapel tuh Na pasti" Abigail memasang wajah mengejek.

"Aku taruhan dalam 1 bulan kalian bakal jadian" tukas Sarah sambil memukul Sharlena.

" Gak gak, paling cuma 2 minggu" ucap Renjana yang entah sejak kapan ada disana.

Tanpa mempedulikan teman sepergosipannya Sharlena menghampiri Haekal.
"Malming run" tiba-tiba Haekal berkata

"Bahkan sekarang masih hari Jumat Haekal sayang" Sharlena heran ini masih hari Jumat yapi Haekal sudah ribut soal malam Minggu.

"Punya kaki ga run?" tanya Haekal tanpa mempedulikan jawaban Sharlena tadi.

"Ga"

"Yahh sayang deh gak bisa jalan, haekal gendong aja gimana?" ucap Haekal sambil memasang tampang mengejek

"Kok ngajak aku jalan sih, kerasukan apa?" Sharlena merasa aneh, ya karena sejak awal mereka hanya sebagai teman seperghibahan dan perjulidan.

"Mau menghamburkan duit" elak Haekal

"Bilang aja mau flashback di tempat jadian sama Sonaya." Tidak ada yang bisa membohongi seorang Sharlena yang katanya peka.

"Tau aja, bisa kan run?" Haekal tersenyum paksa.

"Gendong aku tapi" kata Sharlena sambil memasang tampang mengejek

Malam Minggu pun tiba, Sharlena juga terkejut melihat Haekal dengan setelan kemeja santai berdiri di depan rumahnya. Tapi serius, Sharlena fikir itu cuma candaan Haekal yang sedang istilah kerennya 'gamon'. Mereka pun pergi ke bioskop, tepat setelah memesan tiket.

"Haekal, ini beneran kamu" seorang wanita yang kira-kira berusia 40an menyentuh lengan Haekal.

Sontak Haekal kaget dan langsung berlari ke luar bioskop. Saat Sharlena akan berlari, wanita itu mencekal lengannya dan tersenyum lembut, lalu datang seorang lelaki yang kira-kira 2 tahun diatas mereka.

Sharlena bingung, dalam mall ini luas, tak mungkin dia mencari ke seluruh mall. Lalu terbesit kejadian yang membuatnya dekat dengan Haekal, malah membuatnya semakin panik. Akhirnya Sharlena menemukan Haekal duduk di luar mall.

Wanita yang tanpa sengaja mereka temui di bioskop, dihadapan Haekal dan Sharlena sekarang. Haekal terlihat ingin berlari, tapi berhasil dicegah Sharlena.

Wanita dan 2 lelaki tadi membawa mereka ke restoran, Sharlena bahkan tidak tau harus bereaksi apa saat ia ikut diseret kesana. Sampai ia mengerti Haekal berpisah dari orangtuanya membuatnya memiliki gangguan panik. Hanya itu saja, tidak lebih Haekal tidak mau bertindak lebih lanjut.

"Run, maafin aku ya" kata Haekal saat duduk di kursi supir.

"Bisa-bisanya kamu minta maaf, kamu gak pernah cerita ini ke temen kamu?" Sharlena heran kenapa Haekal meminta maaf.

Haekal menggeleng "Cuma kamu yang tau" cicitnya, tapi masih mampu didengat telinga Sharlena.

"Wah aku merasa kayak twice, cause i feel so special" Sharlena berusaha mencairkan suasana.

"Emang, aku tau kamu ini kedengeran konyol tap-" Haekal belum menyelesaikan ucapannya terpotong perkataan Sharlena.

"Kal kamu gak mau selesain masalah kamu sama ibu dan kakakmu?"

"Nggak pernah mulai, apanya yang harus diselesaikan." Haekal terlihat bad mood.

"Tapi kal-"

"Gausah ikut campur." potong Haekal

"Oke aku tau, maafin aku kalau banyak ikut campur." Sharlena baru menyadari ia terlalu banyak ikut campur. Haekal menyadari tangan Sharlena terluka ia pun membeli obat, Sharlena membuka suara.

"Pleasee demi aku sama ibu kamu juga selesain masalah ini, Kal aku gak pernah minta apa-apa sama kamu." Akhirnya Haekal mengalah dan mengobati luka Sharlena.

"Sharlena jadian yuk" ucap Haekal dengan panggilan 'Sharlena'.

"Gamau mending aku sama Kak Marka atau Kak Raka" Sharlena tidak membawa serius ucapan Haekal.

"Sharlena aku serius.." Haekal berbisik.

Setiap orang pasti membuat kesalahan, namun beberapa dari mereka terlambat menyadarinya. Itu juga dapat menyebabkan beban mental, penyakit hati atau dendam di salah satu pihak. Semua orang dengan perilakunya memiliki alasan tersendiri, ada yang menjadi mood booster di publik tapi tak dapat menjadi mood booster dirinya sendiri. Meminta maaf dan memaafkan memang sulit, tapi jika gengsi dan egonya telah dikalahkan itu akan menjadi mudah.

━━━━━━━━━━━━
tᧉrι꧑αkα᥉ιh. αzᧉnkα
creator : shuhua'azenka
-
Mood Booster Ku
❘❙❚❙❚❘❙❘❚❙❚❘❙❘❙❘❚❘❙❘❙❘❚❘❙❘❚❙❚❘❙❘❙❘❚❘❙❘❚❘
privyazannost .
━━━━━━━━━━━━

This Journal - 19th.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang