Untuk saat ini, Koko harus menahan sifat mata duitan nya. Sebab, ia masih dalam masa cuti nikah.
Menghela nafas lelah. Berbeda dengan kemarin, hari ini Koko benar-benar tidak melakukan hal apa-apa sejak pagi tadi.
Tetapi kenapa rasanya sangat melelahkan?.
Apakah Koko tidak mempunyai semangat hidup jika tidak menghasilkan uang?.
Berjalan mendekati sang istri yang sedang sibuk berkutat dengan alat-alat dapur, Koko tidak tahu harus melakukan hal apa. Yang laki-laki itu lakukan hanya berdiri di samping sang istri, tanpa berniat membantunya.
[Name] menyelipkan anak rambutnya yang tadi sempat menghalangi pandangannya. Menoleh ke arah Koko yang berdiri di sampingnya, lalu tersenyum tipis.
"Mau membantu ku?" Tawar [Name], walaupun merasa sedikit ragu. Bisa-bisa Koko justru menambah pekerjaannya.
Koko menganggukkan kepala, tangannya mengambil pisau yang tadi berada di genggaman tangan [Name]. Ia melanjutkan apa yang tadi di lakukan oleh [Name], memotong sayur.
[Name] meninggalkan Koko yang tengah memotong sayur, berjalan ke arah kulkas untuk mengambil ikan. Sebelumnya [Name] sudah memanaskan minyak terlebih dahulu.
Niat menjahili Koko muncul begitu saja di benak pikiran [Name], wanita itu tertawa dalam hati.
Dengan sengaja, [Name] memasukkan ikan tersebut ke dalam minyak panas tanpa sepengetahuan Koko, laki-laki itu terlalu fokus memotong sayur.
[Name] kembali tertawa, namun kali ini tidak dalam hati-- menertawakan ekspresi terkejut Koko.
Koko menatap datar [Name] yang masih tertawa, kemudian menyunggingkan senyum tipis. "Cantik."
[Name] tidak lagi tertawa. "Apanya?"
"Ikan nya."