12

87 15 3
                                    

Greha masih melongo di posisi berpijaknya.

Ia ingin tersenyum sebab Dirga mengangguk setelah menerima coklat darinya. Kini Greha menunjuk dirinya sendiri dan Dirga, dan Dirga mengangguk sekali lagi. Kali ini Greha tidak bisa lagi menahan senyumnya. 

"Makasih, Dirgantara!", pekik Greha sembari melambai-lambaikan tangannya ke arah Dirga. Dirga hanya melengos dan kembali ke bangkitnya, dan hal itu sempat membuat Greha memanyunkan bibir. Tak apa, yang jelas Greha sudah resmi menjadi teman Dirga.

Greha berbalik badan. Ia ingin kembali ke kelas. Ia ingin segera memberitahu Nila dan Rini jika usahanya hari ini telah berhasil.

Namun, ada satu hal yang mengganjal.

Sosok pemuda yang sempat menegurnya tadi, seolah Greha pernah melihatnya sebelum di depan kelas Dirga tadi.

Tapi di mana?

***

Dirga sudah tiba di kantin lebih dulu.

Ayres tadi sempat mengirimkan pesan padanya untuk ke kantin, sebab mereka ingin membicarakan soal pesta kejutan yang ingin Tara persiapkan untuk hari ulang tahun Mamanya.

"Bang Dir!"

Elang sudah tiba lebih dulu. Tanpa berpikir panjang pemuda dengan gummy smile yang menggemaskan itu menghampiri Dirga. "Loh, trio landak mana, Bang?"

Yang dimaksud 'trio landak' oleh Elang adalah Ayres, Dipa, dan Hara.

Dirga mengendikkan bahu. "Nggak tau. Ayek tadi nge-WA gue, tapi dia sendiri belum ada di sini."

Elang mangut-mangut. "Mungkin mereka ada urusan kali, Bang. Kita tungguin aja."

Keduanya memilih diam menunggu kedatangan Ayres, Dipa, dan Hara. Elang sibuk mengirim pesan pada Keanu dan Tara. Sementara Dirga sibuk memandang sekitarnya.

Kantin memang selalu menjadi tempat kesukaan siswa sekolah. Di kantin siswa bisa bertemu dengan temannya dari kelas lain, mereka bisa berbincang puas selama jam istirahat. Hitung-hitung juga saling berkeluh kesah guna melepaskan beban satu sama lain.

Dirga pun demikian. Kalau boleh jujur, sejak kelas sepuluh dua tidak memiliki teman yang akrab dengannya di kelas. Saat kelas sepuluh pun Dafa pernah merundungnya, tapi tidak parah. Ia ingat jika Ikhsan yang saat itu juga menjadi ketua kelas mereka yang menegur Dafa keras.

Tapi Dafa akan tetap menjadi Dafa, sebab pemuda itu terlalu keras kepala untuk diberitahu. Sampai naik ke kelas sebelas, tepatnya pertengahan semester, Dafa dan Dirga menjadi lumayan akrab. Sejak saat itu, Dafa selalu menceritakan permasalahannya pada Dirga tanpa rasa ragu.

Tapi, Dirga merasakan suasana pertemanan tidak bisa dengan keenam temannya yang lain. Keanu, Tara, Ayres. Dipa, Hara, dan Elang, adalah enam orang yang mengubah Dirga menjadi pribadi yang lebih terbuka dan menerima keadaan sekitar. Mereka sudah menjadi daftar orang yang ingin Dirga buat senang dan lindungi selama ia masih hidup selain keluarganya.

Dirga seolah mendapat keluarga baru di luar lingkungan keluarganya di rumah. Keanu dan Tara menjadi dua orang kakak yang melindungi dan menyayanginya, serta Ayres, Dipa, Hara, dan Elang yang menjadi empat adik kesayangannya yang selalu saja membuat kepalanya pusing dengan tingkah mereka yang lebih parah dari anak-anak. Walau begitu, Dirga bisa menempatkan diri bagaimana ia harus bersikap pada kedua kakak lelakinya, dan keempat adik lelakinya.

Dari kejauhan, Ayres sudah datang bersama Hara dan Dipa. Hara dan Dipa sudah sempat-sempatnya saling mendorong dan tertawa-tawa. Ayres dengan cepat langsung merangkul Hara dan Dipa, membuat dua pemuda itu memberontak karena tangan Ayres serasa mencekik mereka.

Things You Never Say To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang