"Kamu sendirian di rumah udah berapa hari, Chu?" Tanya Seokjin.
"Dari kemarin." Jawab Jisoo. Mereka sekarang tengah berjalan di jalanan komplek perumahan Jisoo sambil memakan masing-masing es krim yang mereka beli di toko depan.
"Gak apa-apa emangnya kamu sendirian di rumah? Padahal kamu nginep aja di rumah sodara yang deket, biar gak sendirian."
"Jangan ngeremehin, aku berani sendiri. Gak takut, biasa aja. Dan soal nginep di sodara, mereka semua pada jauh."
Seokjin mengangguk paham. "Emangnya Ayah kamu ke mana?"
"Kakek sakit. Jadi, selama beberapa hari Ayah harus nginep di sana buat ngurus sampe ngambil cuti seminggu." Jelas Jisoo.
"Kakek kamu tinggal sendirian?"
"Enggak. Ayah pengin ikut ngurus walaupun di rumah Kakek ada sodara lain yang tinggal." Jawab Jisoo.
Seokjin mengangguk lagi. Mereka terus berjalan di bawah langit sore yang tampak agak mendung, hingga melewati sebuah pos ronda yang selalu di jadikan tempat Seokjin menunggu dan perhentiannya setiap mengantar Jisoo pulang.
"Hari ini dan beberapa hari ke depan selama Ayah kamu gak ada, aku nganter kamu sampe ke depan rumah ya, Chu?"
"Gak mau. Udah sampe sini aja."
Seokjin mencebik. "Chu, please."
"Emangnya mau ngapain sih? Di rumah aku gak ada yang menarik."
"Ada. Kamu, penghuni rumahnya. Hehe."
Jisoo mendengus. "Seokjin, meskipun Ayah gak ada, tapi tetep aja tetangga pada mantau. Aku gak mau mereka sampe lapor ke Ayah kalau aku bawa cowok selama sendiri di rumah. Nanti di kira yang enggak-enggak."
"Kan gak sampe masuk rumah, Chu. Aku cuma nganter kamu sampe depan rumah, gak ikut masuk," balas Seokjin. "Ya kecuali kalau kamu yang undang."
"Gak ada ya!"
Seokjin cengengesan sambil mendekat dan menempelkan lengannya pada Jisoo. "Hehehe, bercanda."
"Apasih, jangan deket-deket!"
"Chu, sekali ini aja, please. Aku cuma pengin tahu rumah kamu tinggal. Jadi kalau ada apa-apa, aku langsung berangkat ke rumah kamu karena udah tahu," Seokjin tetep keukeuh. "Sekali ini aja tolong. Setelah ini aku anter dan jemput kamu lagi di pos ronda biasa, kecuali kalau kamu yang emang minta di depan rumah."
Jisoo membuang napas. "Janji dulu gak akan tiba-tiba dateng ke depan rumah? Maaf, bukannya kepedean, tapi kamu tuh udah kebaca bakalan ngelakuin hal itu. Aku gak mau sampe ketahuan pacaran sama Ayah, Seokjin."
"Iya, janji," Seokjin tersenyum seraya mengangkat jari kelingkingnya. "Kecuali kalau emang bener-bener mendesak."
"Mendesak karena apa tuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Boy
Fanfic[COMPLETED] [1st of short story collections] Pacaran sama cowok ganteng udah biasa. Tapi pernah gak sih pacaran sama cowok ganteng sekaligus cantik? (17+) Copyright © 2020 by carameluv.