04 ㅡ sayang

728 148 150
                                    

Chapter ini lebih panjang dari sebelumnya. Jangan lupa vote sama komennya ah, gak mau tahu. Yang siders atau yang gak votement nanti di ghosting doi. Bye. Selamat membaca syg😗

___________

Ketika ada salah satu teman yang berulang tahun, di situlah kejahilan di mulai dan hal-hal menyebalkan lainnya yang akan di hadapi oleh yang berulang tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika ada salah satu teman yang berulang tahun, di situlah kejahilan di mulai dan hal-hal menyebalkan lainnya yang akan di hadapi oleh yang berulang tahun. Malah ada yang pura-pura memusuhi dan menjauh sehingga yang ulang tahun menyendiri seharian penuh hingga akhirnya mendapat surprise di akhir.

Jisoo hari ini ulang tahun dan semua teman sekelasnya tentu melakukan hal-hal yang jahil dan menyebalkan padanya. Makanya, sejak dulu Jisoo tidak pernah merasa spesial di hari ulang tahunnya. Rasanya biasa saja, malah menyebalkan karena teman-temannya ini malah memperkeruh dengan memanfaatkan kesempatan ini untuk menjahilinya. Seperti saat ini, mereka semua menyembunyikan topi sekolah Jisoo di saat upacara akan segera di mulai. Mereka sengaja karena ingin Jisoo di hukum berdiri di tengah lapangan bersama para pelanggar lainnya.

Untung saja, Jisoo punya penyelamat. Siapa lagi kalau bukan Seokjin. Laki-laki itu membawa topi cadangan dan tentunya langsung di berikan pada Jisoo yang sebelumnya meminta terlebih dulu. Seokjin itu terlalu baik sampai selalu membawa topi cadangan untuk orang yang membutuhkan di saat seperti ini.

"Ah, gak asik lo anjir. Malah ngasih topi ke si Jisoo. Gak bisa di ajak kerja sama lo." Protes Jimin pada Seokjin yang kini berada di depan kelasnya Jisoo.

"Ya tapi kasian Jichu kalau harus di hukum berdiri di tengah lapangan. Kan masih ada cara lain yang lebih aman," Balas Seokjin. Ia tidak bisa membiarkan Jisoo di hukum nanti, padahal kan gadis itu tidak melanggar. "Sekarang, topinya Jichu yang kalian sembunyiin mana? Tolong kasihin ke dia."

"Bodo amat anjing ah. Dari dulu juga hal kayak gini udah biasa di lakuin dan bukan ke si Jisoo doang. Lo dateng-dateng sok-sok-an jadi penyelamat cewek lo, ngapain sih? Mau di katain keren lo, hah? Sumpah, lo gak asik banget." Kesal Jimin.

"Maaf, aku cuma gak mau Jichu sampai di hukum. Kalian bisa pake cara lain—"

"Bacot, banci." Potong Jimin, setelahnya cowok itu pergi bersama teman-teman lainnya menuju lapangan.

Seokjin hanya menghela napas sabar setelah mendapatkan perkataan seperti itu lagi. Bukan hanya Jimin kok yang mengatainya seperti itu, banyak. Dan Seokjin mencoba terbiasa dengan itu karena melawan pun tidak ada gunanya, mereka akan tetap meremehkannya dan memandangnya demikian sekeras apa pun ia membuktikan.

Laki-laki itu berjalan mendekati pintu, mencari Jisoo yang masih di kelas menunggu salah satu temannya yang terlihat seperti sedang menyalin PR dengan terburu-buru.

Flower BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang