Back To The Past

535 59 13
                                    

Happy reading...

Sorry lama nggak update

Seorang pria berbaju serba hitam dan memegang payung dengan warna yang serupa. Hujan deras tidak menghalangi pria itu untuk melihat terakhir kali wajah istrinya.

"M-mafkan aku sayang dan juga calon baby kita" gunggamnya dengan suara bergetar. Ia mencium lembut wajah yang sudah dingin dan pucat itu.

Sebuah tangan mengusap lembut bahunya yang sudah bergetar.
"I-ibu. Aku sudah membunuhnya" ujar pria itu menghadap sang ibu dengan wajah yang sudah dipenuhi air mata.

"Tenanglah sayangku. Tidak ada yang membunuh siapa pun. Ini jalan takdir nak. Yerin pasti bahagia di alam sana, kau harus mengikhlaskannya" Ucap ibunya menenangkan sambil mengusap bahu anaknya dengan lembut.

Peti mati itu ditutup dan isakan tangis pria itu semakin menjadi. Ia tidak rela bahwa istrinya akan pergi secepat ini, bahkan dia belum memberikan kasih sayang sesungguhnya kepada istrinya.

Perlahan wajah Yerin menghilang dari pandangan Taehyung.
"Tidak! Kalian tidak boleh mengubur istriku!" teriak pria itu saat melihat istrinya sudah memasuki liang lahat.

"Lepaskan aku! Jimin! Aku harus menemani istriku pasti dia kesepian di dalam sana" ujarnya memberontak saat kedua tangannya di pegang oleh sahabatnya Jimin.

Sedangkan ibunya menangis terisak melihat anaknya kacau karena kematian menantunya.

"Jimin, Yerin pergi. Dia tidak pernah memberi tahuku, dia pergi begitu saja tanpa seijinku" adu Taehyung lemah saat para petugas mengubur istrinya.

"Shh. Tenanglah Taehyung, ikhlaslah semuanya" Ucap Jimin bergetar. Dia sebenarnya juga tidak sanggup melihat sahabatnya hancur begini. Dia tau apa yang dirasakan Taehyung. Rasa bersalah, kecewa dan benci semua bertumpuk menjadi satu dalam diri Taehyung sekarang.

"Aku bodoh! Kenapa aku tidak pernah peduli saat dia masih berada disampingku. Kenapa baru sekarang rasa cinta ini tumbuh, Kenapa?! Apakah tuhan marah kepadaku karena menyakiti hati seorang malaikat seperti dirinya" oceh Taehyung memukul dadanya yang terasa nyeri.

"D-dia gadis yang baik tapi bertemu iblis seperti diriku. Jimin bisakah aku menggantikan hidupnya, biar aku saja yang berada di bawah sana. Aku ingin melihat dia bahagia dengan senyum polosnya itu" adu Taehyung membuat Jimin menggeleng lantas memeluk sahabatnya.

"Kau bisa melaluinya, Taehyung" Ucap Jimin.

"Tidak! Aku mungkin sudah gila saat ini!" sentak Taehyung.

Rasa penyesalan itu memang datang di akhir. Taehyung mengira akan baik-baik saja tanpa gadis itu sekarang menjadi hancur saat melihat gadis itu meninggalkan dunia ini. Setiap kenangan yang mereka lewati seolah berputar seperti film di otak Taehyung.

Gadis itu sudah berhasil membuat Taehyung menjadi orang yang tidak waras bahkan dia tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. Ia merasa sangat bersalah dan kecewa saat gadis itu meninggalkannya dengan beribu luka.

Yerin kembali lah.























....

Taehyung membuka pintu megah yang bercat putih itu. Sudah sebulan sejak kematian istrinya, ia tidak pernah menempuh atau menginjakkan kakinya lagi dirumah ini. Tapi sekarang Taehyung ingin berdamai dengan kenangan Yerin.

Ia berjalan perlahan memasuki rumah. Taehyung melirik dapur yang dimana dulu adalah tempat yang sering ditempati Yerin selain kamar.

Taehyung membayangkan saat istrinya memasak dengan wajah serius dan mencoba tersenyum ramah saat Taehyung menatapnya dingin.

Stori'a BreveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang