Awas Typo berkepanjangan!
Seorang gadis berjalan sembari bersenandung, wajahnya yang ceria membuat semua orang ikut tersenyum melihatnya.
"Assalamualaikum, mang. Semoga jualannya laris ya mang" Ucap gadis itu tersenyum ramah kepada abang-abang tukang sayur yang sering melintas di kompleksnya.
"Waalaikumsalam neng Erin, cantik banget hari ini. Mau berangkat sekolah ya?" balas Abang Sayur.
Gadis yang dipanggil Erin itu tersenyum mengangguk, "iya nih mang, Erin berangkat sekolah dulu. Semangat jualan sayur nya, Assalamualaikum mang" Ucap Erin semangat membuat Abang jualan sayur terkekeh.
"Waalaikumsalam"
Erin menutupi wajah putih meronanya melihat orang yang dia suka sedang menghidupkan mesin motornya. Erin berlari kecil menghampiri cowok itu.
"Assalamualaikum, Kak Vino!" Ucap Erin tiba-tiba berdiri tegap di depan Vino.
Vino mengelus dada, terkejut karena Erin muncul tiba-tiba. "Waalaikumsalam, lo ngapain disini?" tanya Vino mengangkat sebelah alisnya.
"Mau berangkat sekolah dianterin kak Vino" Ucap Erin gamblang.
"Nggak bisa, tempat sekolah lo sama kuliah gue beda arah, sana main sama sepantaran lo" Balas Vino menyebalkan.
Bibir Erin mengerucut dan menatap sedih Vino. "Masa Kak Vino tega sih sama Erin, bilangin sama bunda nih"
Vino memutar matanya malas, kenapa sih dia bisa bertetangga dengan gadis SMA yang kekanakan seperti ini. Bundanya pun menyanyangi gadis ini melebihi perhatiannya kepada Vino sendiri.
"Bilang aja sana tuh! Bunda nggak dirumah juga" Ucap Vino mengangkat dagunya.
Erin menghentakkan kakinya kesal, "Yaudah kalau Kak Vino nggak mau nganterin Erin, Erin bisa berangkat sekolah sendiri" Ucap Erin kesal berjalan menjauhi Vino.
"Sama siapa? Naik apa?" tanya Vino membuat Erin berbalik memandang cowok itu tajam.
"Sendirilah naik angkot!" jawab Erin cemberut.
Vino melirik jam di tangannya, belum terlambat jika dia mengantar gadis kekanakan itu sekarang.
Vino menaiki motor dengan pelan sembari mengikuti Erin."Yaudah gue antar lo ke sekolah" Ucap Vino memberhentikan motornya di samping Erin dan menyodorkan helm pada Erin
Erin yang mendengar itu langsung berubah ceria dan mengambil helm di tangan Vino dan memakainya. Ia dengan cepat menaiki motor Vino dan jangan lupakan tangan yang bertengger di pinggang Vino.
"Kenapa nggak jalan?" tanya Erin bingung. Vino tersentak dan mendengus, ia belum terbiasa dengan sikap spontan gadis ini yang memeluk pinggangnya.
"Pegangan kita berangkat" Ucap Vino melajukan motor, Erin tersenyum senang dan menyadarkan kepalanya di punggung Vino.
"Punggung kak Vino, enak banget dijadiin sandaran" Ucap Erin tersenyum bahagia.
Vino hanya diam dan fokus ke jalanan.
"Kak Vino! Mau jadi pacar Erin nggak?" Ucap Erin pelan, sengaja.
"Apa?" tanya Vino karena bisingnya suara kendaraan.
"Mau jadi pacar Erin nggak?!" Ucap Erin keras.
Vino yang mendengar itu tiba-tiba mendadak terdiam.
"Nggak usah becanda! Lo itu masih bocah, mending fokus sekolah aja" tolak Vino membuat Erin cemberut."Erin nggak bocah tau!, Erin udah kelas 12 beberapa bulan lagi tamat!" teriak Erin kesal.
"Ya sebab lo kelas 12 harusnya itu fokus belajar bukan pacaran" Ucap Vino.