Suara alarm dari ponsel pintar itu berbunyi cukup keras. Dengan mata terpejam Taehyung perlahan meraba nakas dan mematikan ponsel miliknya.
Pria itu menyingkap selimutnya dan bergegas ke kamar mandi. Ia harus bekerja hari ini karena pekerjaannya yang terbengkalai selama satu bulan ini sejak kematian istrinya.
Taehyung tidak mau berlarut-larut dalam kesedihannya dan berimbas ke perusahaan yang dibangun oleh Ayahnya. Walaupun rasa sakit di hatinya masih terasa perih tapi ia harus menahannya.
Rasa bersalah dan kecewa pada dirinya masih dirasakan Taehyung. Kadang-kadang ia mengingat masa-masa dimana ia bersama Yerin, walaupun waktu itu sebenarnya mereka berdua tidak pernah menghabiskan waktu bersama.
Taehyung sudah siap dengan jas formalnya dan dasi yang tersangkut di lehernya. Taehyung bercermin melihat tubuhnya lebih kurus dari sebelumnya dan lingkaran dibawah matanya menghitam.
Drrtt....
Suara ponsel pintar mengalihkan atensi Taehyung. Ia melihat sebuah nomor tak dikenal di sana membuat keningnya mengerut.
"Halo" Jawab Taehyung.
"H-halo a-apakah ini benar nomor Direktur Kim?" tanya sebrang sana membuat hati Taehyung berdetak lebih kencang.
Suara itu sangat mirip dengan suara istrinya, apakah ia halusinasi karena terlalu bersalah dan merindukan istrinya.
"Halo, Apakah masih ada orang disana?"
Mendengar itu lamunan Taehyung tentang istrinya buyar begitu saja.
"Ah iya, kau dimana? Aku akan menjemputmu" Ucap Taehyung karena dia sangat penasaran dengan si penelpon."Aku di cafe Rasa indah" jawab sebrang sana.
Setelah menutup telpon secara sepihak Taehyung langsung menuruni tangga dan bergegas keluar rumah untuk menemui orang itu.
Entah kenapa perasaan Taehyung mengatakan bahwa itu istrinya, suara yang di dengarnya dari telpon sangat mirip dengan suara indah istrinya.
Pria itu melaju kendaraannya dengan kecepatan penuh dan sedikit tidak terkendali.
Banyak kendaraan yang berlalu lalang memadati jalan raya, Taehyung memukul stirnya dan mengacak rambutnya frustasi. Kenapa saat keadaan genting seperti ini harus macet di tengah jalan.
Taehyung keluar dari mobil mewahnya tanpa peduli protesan orang lain karena parkir di sembarang tempat, dipikirannya sekarang hanya satu yaitu menemui seseorang yang diyakini itu Istrinya.
Dengan peluh keringat Taehyung berlari menuju angkutan umum atau ojek yang bisa ia tumpangi.
Mata Taehyung terbelalak melihat anak kecil dengan santainya berlari ke tengah jalan raya mengambil mainannya.
Ragu menggerogoti hati Taehyung antara memilih menolong anak kecil itu atau menemui istrinya.Sebuah truk melaju kencang, tanpa berpikir panjang Taehyung berlari ke arah anak kecil tersebut mendorongnya ke tepi jalan.
"Jika aku mati sekarang, semoga kita bertemu di surga Yerin istriku"
Truk besar itu menabrak tubuh Taehyung sehingga terpental cukup jauh dengan darah yang bercucuran. Ia merasakan pening mendera kepalanya, melihat orang-orang ramai berkumpul melihati dirinya.
Taehyung tersenyum tipis saat melihat anak yang ditolongnya menangis sangat kencang. Mata Taehyung perlahan memberat dan akhirnya terpejam.
.....
Bunyi alarm membuat seseorang meringkuk di dalam selimut pun terbangun.
Matanya perlahan terbuka saat cahaya matahari mengusik tidurnya. Pria itu meregangkan ototnya yang terasa kaku entah kenapa sebabnya.