"Bang. Apa Abang tidak akan minta 'jatah' ame Aye?" Menurut cerita novel yang selalu dia baca, katanya suami sering meminta jatah sama istrinya. Aaron terkekeh mendengar ucapan istrinya.
"Emang kalau abang minta 'jatah' kamu mau ngasih" goda Aaron lalu mendekatkan dirinya pada Mae.
"Hah" Mae pikir mungkin karena Aaron terpaksa menikahi nya dia tidak akan meminta 'jatah' padanya karena mereka tidak saling cinta. Atau karena Mae bukan wanita seksi yang Aaron impikan.
"A..Abang mau apa" ujar Mae saat Aaron sudah berada di dekat wajahnya, jarak mereka hanya se-cm saja, Mae dapat merasakan hembusan nafas suaminya.
"Mau ini " Aaron mengecup singkat bibir Mae. " Kamu tau saya jadi kecanduan bibir ini" Aaron kembali mengecup nya.
"Sejak saya membuatkan nafas buatan buat kamu, mulai dari sana saya ingin menciumnya lagi" Mae langsung memukul lengan Aaron.
"Abang modus kan waktu ntu" Enyak nya pernah bilang saat itu, waktu Mae pingsan Aaron lah yang menyadarkan nya dengan nafas buatan.
"Enggak sih. Itu mah reflect saja saya kepikiran kesana, saya juga panik saat kamu ga bangun-bangun."
"Jadi bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Itu. Apakah malam ini saya di beri 'jatah' ?" Aaron mengedipkan matanya.
"Emang abang mau ame Aye?" Tanya Mae.
"Maksud kamu?" Aaron balik bertanya, dia tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Mae sekarang.
"Aye kan kagak seksi kaya wanita-wanita di sana, kali aja abang jember liat tubuh Aye. Kagak bikin nafsu abang gitu" Ujar Mae, dia enggan menatap wajah suaminya.
"Siti Maesaroh Pramaisela liat saya." Aaron menarik dagu Mae agar menatap nya. "Sejak saya memutuskan menikahi kamu berarti saya menerima semua kekurangan dan kelebihan kamu. Bagi saya kamu tuh spesial pake banget malah. Kamu berbeda dari wanita-wanita yang sering saya temui" Aaron membelai wajah Mae, walau tidak putih tapi wajah Mae bersih dari jerawat.
"Abang pernah ngelakuin ntu sana wanita lain" Tanya Mae dia takut Aaron marah.
"Jangan pikir karena wajah saya bule jadi saya sering ML dengan banyak wanita diluar sana." Mae mengangguk.
"Jujur saya hanya melakukan sebatas ciuman tidak lebih, itu juga hanya dengan pacar saya dulu" ujar Aaron. Dia memang sering berciuman dengan pacarnya dulu, hanya itu tidak lebih dari itu.
"Tapi itu dulu, saat kami masih pacaran. Dan bibir kamu sangat berbeda dengan nya, mungkin karena bibirmu sudah SAH menjadi milik saya, jadi terasa...." Aaron mendekati telinga Mae, "lebih nikmat" bisik Aaron, membuat Mae merona.
"Kate temen Aye saat malam pertama ntu sakit ya bang" Tanya Mae polos.
"Ya ga tau, saya kan juga belum pernah ngelakuin"
"Mau coba rasain?" tanya Aaron
"Trus katanya berdarah juga, Aye takut bang" Ya ampun Mae. Ingin sekali Aaron menyumpal mulut teman Mae yang telah menakuti istrinya itu.
"Kita coba yuk, benar apa enggak omongan teman kamu itu."
"Jangan takut, mungkin pertama akan sakit."
"Kita mulai?" Mae mengangguk. Dan malam itu Mae sudah sepenuhnya menjadi milik Aaron Aldama. Dia sempat menangis saat Aaron berhasil men- unboxing harta yang selama ini dia jaga. Aaron memperlakukan nya dengan lembut membuat Mae sangat nyaman, dan menikmati malam pertama mereka.
"Bang" Ujar Mae, mereka baru saja selesai melakukan malam pertama. Aaron memeluk tubuh subur istrinya.
"Hemm" Aaron sudah menemukan posisi nyamannya sepertinya sebentar lagi dia akan tidur.
"Maaf kalau Aye tidak sempurna seperti wanita lain"
"Siapa bilang, bagi saya kamu sempurna "
"Jangan pernah lagi membandingkan dirimu dengan orang lain." Aaron tidak suka jika Mae selalu membandingkan dirinya dengan wanita di luar sana. Tidak tahu apa jika Mae wanita yang spesial di hati Aaron. Sejak pertama melihatnya Aaron berharap suatu hari mendapat istri seperti Mae. Mungkin saat itu Malaikat mencatatnya dan Tuhan mengabulkan keinginan Aaron.
"Aye sayang sama abang"
"Abang juga sayang sama kamu Mai" Aaron memanggil istrinya Mai di ambil dari nama belakang Mae, Pramaisela. Itu nama kesayangan Aaron untuk istrinya.
"Tidurlah. Maafkan abang juga jika membuatmu kesakitan tadi"
"Apa kita akan melakukannya lagi bang" ujar Mae membuat Aaron kembali membuka matanya.
"Ya pasti lah, emang kamu pikir kita melakukannya hanya malam pertama saja. Malam-malam berikutnya sampai mau menjemput kita" Aaron benar-benar gemas pada istrinya.
"Kalau Aye bunting abang tanggung jawab ya, abang kan yang udah merawanin Aye" ujar Mae frontal.
"Iya Nyonya Aaron Hardian Aldama " ujar Aaron menarik hidung Mae.
"Ihh abang sakit tahu" Mae mengusap hidungnya.
"Aye baru tahu nama abang Aron" ujar Mae terkekeh. Selama ini dia memanggil suaminya abang karena memang tidak tahu siapa nama laki-laki yang sudah menikahinya. Dia tidak sempat membaca nama Aaron di surat-surat nikah mereka.
"Ya ampun. Jadi selama ini kamu tidak tahu nama abang"
"Kagak"
"Harus di hukum kamu ya, masa nama suami sendiri tidak tahu." Mae menjerit saat Aaron membuka selimut yang menutupi tubuh mereka.
"Abang mau apalagi " ujar Mae saat Aaron kembali berada di atasnya.
"Menghukum kamu "
Bersambung
2 Juli 2021
THB
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Manten Bule (Aldama Family seri 6)
Short StoryDalam tahap revisi Cerita ini hanya fiktif belaka mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh dan tempat, semua hanya kebetulan yang tidak di sengaja. Squel dari Amora 18+ Siti Maesaroh 20 tahun gadis Betawi, hobi makan berbadan subur tidak...