5. Good night

1.4K 335 14
                                    

" Diem bisa? "

Manusia-manusia yang tadinya sedang mewancarai Yuta tentang meninggalnya teman-temannya langsung terdiam. Melihat raut marah di wajah Yuta bukanlah hal baik.

Lelaki berdarah Jepang itu beranjak dari kursinya dengan kasar. Berjalan dengan amarah ke luar kelas.

" Bang Yut! "

" Apaansih anjing?! Berisik! "

Jeno yang baru saja datang dan tak tau apa-apa hanya menarik nafas dalam-dalam. Dia cuma mau mengajak pergi bersama ke basecamp, bukan ngajak maksiat.

" Bang Yut, kenapa sih? Sensi banget. "

" Gue bilang diem ya diem! "

Yuta melangkah cepat, meninggalkan Jeno yang terdiam di tempatnya. Menatap datar lelaki dengan surai dark brown yang sudah panjang itu berjalan menjauh.

" Cih. "













Pintu basecamp dibuka lalu ditutup dengan kasar. Si Nakamoto pelakunya. Membuat Xiaojun, Shotaro, Jaemin dan Winwin didalam terlonjak kaget.

" Kenapa, Bang? " sahut Jaemin begitu Yuta menidurkan diri diatas sofa, wajahnya nampak tak bersahabat.

" Capek! "

Ya bagaimana tidak. Meninggalnya empat orang dalam kurun waktu dua minggi tak bisa diterima akal sehatnya. Juga materi dari dosen yang membuat kepalanya pening tujuh keliling.

Belum lagi ia ditanyai ini itu oleh anak-anak yang penasaran dengan anggota NB yang sudah tiada. Rasanya ia ingin memukul siapapun yang mengajaknya bicara.

" Chicken chicken~ "

Haechan yang baru datang bersama Jaehyun membawa dua kotak ayam goreng. Jaehyun membawa beberapa botol coca cola.

" Yuk, makan! "

Seisi ruangan mendekat, mengerumuni ayam goreng yang dibalur saus pedas juga ditaburi biji wijen. Nampak menggiurkan.

Namun sayangnya Yuta tidak tergoda. Dia memikih untuk menutup mata dan menyelami alam mimpi.

" Bang Atuy ngape tuh? " tanya Haechan di sela mengunyah ayam goreng.

" Capek katanya. Tauk dah, sensi banget. " jawab Jaemin.

" Eh, ntar jenguk Lucas yok? "

Ajakan Jaehyun diangguki oleh yang lain. Mereka berakhir dengan menghabiskan ayam goreng dengan diselingi lelucon atau bahkan gosip.












" Bang! "

Taeyong yang sedang berjalan di koridor berhenti begitu seseorang memanggil. Ia membalik badan dan menemukan Mark yang berlari kecil menghampirinya.

" Ke basecamp? " tanya Mark, Taeyong menggeleng lantas memasukkan ponsel yang tadi digenggamnya kedalam saku.

" Gue mau kumpul sama anak teater. "

" Bang Doy juga? " kali ini Taeyong mengangguk.

" Mampir basecamp dulu bisa? Lo sama Bang Doy. "

Yang lebih tua nampak berpikir. " Ga bisa, Mark. " ujarnya. Mark menghela nafas kecewa.

" Mampir bentaran? Ada yang mau gue omongin. "

" Ga bisa, Mark. Ini gue buru-buru. "

" Bentaran doang, please? "

Taeyong diam. Menatap datar seorang Mark Lee yang menatapnya dengan puppy eyes. Ia lantas memutar mata malas.

" Ga bisa. Duluan, ya. "

Taeyon menepuk pundak Mark sekilas lantas berjalan menjauh. Sedangkan si Lee yang satu ini masih diam ditempat. Mengeraskan rahangnya karena kesal.

" Oke, dude. "













Pukul 18.45

Sebelum hari semakin malam, sekumpulan mahasiswa didalam cafe tersebut memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

" Thanks, Yong! "

" Yo! Hati-hati. "

Kecuali Taeyong dan Doyoung. Dua anak adam ini masih ingin berbincang disini.

" Anak-anak lagi jenguk Lucas, nyusul gak? " tanya Doyoung setelah membaca pesan Haechan di grup.

" Ayo ajalah. "

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi ke RS. Menjenguk Lucas yang katanya besok sudah bisa pulang.

Keduanya masuk kedalam mobil Doyoung, seperti biasa, memakai sabuk pengaman adalah hal penting. Taeyong yang nyetir, karena si Kim yang minta.

Jalanan malam ini sepi, apalagi mereka melewati jalan yang jarang ada rumah penduduk. Pencahayaan sedikit minim. Ngomong-ngomong, cafe yabg dikunjungi mereka tadi terletak dipinggir kota.

Jadi wajar jalannya seperti ini.

Semua berjalan normal. Mobil yang melaju tanpa hadangan menyusuri jalan aspal yang panjang. Didalamnya ada dua manusia yang sedang asik bernyanyi.

Yang tidak normal adalah mobil Doyoung yang tiba-tiba mogok.

" Kenapa nih? "

" Bensin nya full, kenapa deh? " Doyoung turun lantas berjalan ke depan, mengecek apa yang rusak sedangkan Taeyong memilih menunggu didalam.

Malam ini sedikit berangin. Bulan bersinar terang juga bintang-bintang yang bertaburan.

Badan Doyoung menghilang dibalik tutup depan(?) mobil.
gtau namanya euy:(

Taeyong membuka ponselnya, ada beberapa pesan yabg tak terlalu penting. Daripada bosan ia memikih untuk membuka sosial media lantas meng-scroll beranda.

" Udah, Doy? "

Pertanyaannya tak dijawab. Tak ada suara satupun yang didengarnya. Ngomong-ngomong daritadi Taeyong tak mendengar suara ribut Doyoung didepan sana.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk turun. Berniat melihat apa yang dilakukan Doyoung namun ia dibuat terkejut begitu melihat badan Doyoung terkapar diatas aspal.

" Doy?! Lo kenapa anj?! Bangun goblok! "

" Good night, Lee Taeyong. "

Bugh.






















" Nice dream, stupidity

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Nice dream, stupidity."
East Java, 4 Juli 2021

TRAGEDI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang