Pukul 08.56
Jaemin melangkah ringan menyusuri jalan. Berniat menuju halte bus. Ia ada kelas pagi ini.
Mulai memasuki musim dingin. Itu mengapa Jaemin mengenakan jaket super tebal yang bisa menghangatkan tubuhnya. Bahkan ia tak mandi tadi pagi. Ya, karena dingin. Malas juga, hehe.
Rumahnya sedikit jauh dari jalan raya, mungkin hampir satu kilometer. Baginya jarak segitu tak terlalu jauh.
" HMPH! "
Ia yang tadinya sibuk menikmati pemandangan tiba-tiba dibungkam dengan kain. Ia ingin memberontak, namun sayangnya kain itu diberi bius.
Hingga membuat tubuhnya semakin lemas dan tak sadarkan diri.
Jaemin tak tau tadi siapa. Bahkan ia tak tau apa yang terjadi selanjutnya. Ia sudah sadar, namun enggan membuka mata.
Tiba-tiba saja punggungnya di tendang pelan, dengan rasa takut juga penasaran ia membuka mata. Sinar matahari yang menerobos masuk membuat matanyasilau.
" Loh?! " ia memekik tertahan.
Johnny dan Lucas. Mereka ada didepan Jaemin. Dengan posisi terduduk dan badan yang terlilit tali.
" Kok lo berdua di sini? Ini juga, kenapa kita diiket? " siapa yang tak panik coba? Ini ceritanya mereka di culik? Mau diapakan? Dijual?
" That's Mark, dude. "
Jaemin mendongak cepat. Tak paham dengan Johnny yang tiba-tiba membawa nama Mark yang tak ada sangkut paut nya dengan kondisi mereka sekarang.
" Apa sih? Bang Mark terus dari kemarin. " kesal Jaemin.
" Ck. Emang bener Mark. " sahut Lucas, membuat Jaemin semakin bingung dengan keadaannya.
Ia tak berniat mengajukan pertanyaan. Nampaknya Johnny dan Lucas juga terlalu malas untuk menjelaskan karena dari kemarin Jaemin terus membela Mark.
Keheningan didalam ruangan kosong yang sudah tua itu pecah ketika suara langkah kaki menggema.
Ketiganya menoleh kearah pintu. Tak lama setelahnya muncul lah seorang yang amat familiar. Johnny dan Lucas hanya menatap datar penuh kecewa.
Sedangkan Jaemin, ia sungguh tidak hebat menyembunyikan ekspresi terkejut.
" Bang? Lo ngapain? " refleks Jaemin meneriakinya.
" Kan udah gue bilang. That's Mark. " sahut Johnny, sorot mata nya tak bisa lepas dari lelaki yang dulu sangat dibanggakan olehnya. Namun kini?
" Hei, guys. Apa kabar? "
" Apa sih, Bang? "
Na Jaemin. Tampangnya saja unggul, namun masalah begini saja belum juga paham?
" You're right, John. "
Johnny menggertakkan gigi. Tangannya mengepal kuat. Sangat amat di buat kecewa oleh sosok Mark bukanlah hal yang diinginkannya.
" So, mau gimana? "
Pertanyaan yang pastinya tak harus di jawab itu hanya di respon kernyitan di dahi oleh Jaemin.
" Mau nyusul yang lain? "
" Fck?! " oke, Na Jaemin. Kau baru paham?
" Oke, siapa duluan? "
Ketiganya mencoba meneguk ludah dengan susah payah. Sosok Mark Lee tukang ketawa di basecamp kini nampak berbeda, sangat berbeda.