You're the moon and I'm the stars
Accompanying you to speak your heartbeat
Witnessing the arrival of our love❤💛❤
Dua Jam Sebelumnya
Zhang Qiling berdiri di depan cermin panjang lantai yang disandarkan ke dinding di kamar tidurnya dan dengan canggung merapikan kemeja katun hitam yang ia kenakan.
Kemeja ini cukup sederhana, demikian juga jeansnya. rambut hitamnya terlihat cukup rapi, dan cermin mengatakan bahwa ia sangat tampan, tapi Zhang Qiling masih gugup.
Dia hanya punya beberapa menit lagi sebelum taksi yang ia telepon akan tiba di lantai bawah dan rasanya dia akan muntah karena gugup dan tidak sabar. Membayangkan banyak hal yang mungkin terjadi dalam satu malam.
Zhang Qiling menghela napas berat dan meraih hoodie hitam dari kursi, menyelinapkan tubuh ke dalamnya. Setelah memastikan bahwa dompet dan ponsel tersimpan dengan hati-hati di saku jaket, dia meninggalkan kamar, membanting pintu hingga tertutup di belakang.
Berjalan menyusuri lorong menuju pintu utama, dia mendengar suara seseorang berbicara dengan cara norak dan mengalir dalam bentuk ocehan.
Itu pasti Liu Sang, pikir Zhang Qiling jengkel.
Pemuda berkacamata itu sedang bersandar ke dinding di ruang duduk, jaketnya dilempar ke sofa, ponsel berada di genggamannya saat dia mengobrol dengan seseorang. Entah apa yang dibicarakan tapi tidak diragukan lagi adalah panggilan tidak penting dan bergosip.
Liu Sang mendongak ketika Zhang Qiling berjalan melewati ruang tamu keluar dan mengejutkan Qiling dengan mengatakan, "Baiklah, aku akan meneleponmu nanti. Xiao ge bersiap-siap untuk pergi jadi aku harus mengantarnya."
Zhang Qiling menoleh dengan alis berkerut.
"Apa yang kamu lakukan di rumah, kenapa tidak pulang?" ia bertanya pada Liu Sang sambil mengambil segelas wine dan menyesapnya.
"Tadinya aku akan pulang sekarang, tapi sepertinya kau ingin pergi keluar. Bukankah sudah tugasku untuk mengantar, menemanimu kemanapun kau pergi layaknya pendamping setia??" Liu Sang menyeringai, dengan sudut matanya Zhang Qiling melihat ekspresi penuh minat Liu Sang dan seketika ia bergidik.
"Aku ingin pergi sendiri," kalimatnya tegas dan tidak tergoyahkan.
"Dan jangan menguntitku!"Dia memutar bahu, mengangkat telunjuknya pada Liu Sang padahal pemuda itu sudah membuka mulutnya, berniat mengajukan bantahan. Akhirnya Liu Sang diam dengan wajah merengut.
"Apakah kamu yakin ingin pergi sendiri malam ini?" dia akhirnya bertanya, alisnya yang gelap menyatu dalam ekspresi penasaran.
"Iya," ucap Zhang Qiling cepat.
Dia bahkan tidak perlu memikirkannya sebelum melontarkan jawaban. Tidak diragukan lagi bahwa dia benar-benar tidak yakin dengan semua yang terjadi dan ia rasakan akhir-akhir ini, tetapi ia yakin bahwa ia akan pergi ke Huanyu Road.
Ada pikiran kecil yang mengganggu di belakang kepalanya yang membuatnya bertanya-tanya berapa banyak kemungkinan si pemuda buta akan muncul malam ini.
Tetapi Zhang Qiling benar-benar tidak ingin memikirkannya. Dia akan tetap kesana meskipun hanya akan melihat bayangan."Sebenarnya ada acara apa? Kau bahkan berpenampilan seperti mahasiswa kalangan menengah," dari balik kaca mata, Liu Sang menembakkan lirikan sinis tapi penasaran.
"Bukan urusanmu."
"Hisss..."
Gemeretak benturan gigi terdengar dari mulut Liu Sang menandakan kekesalannya. Dia hanya menatap frustasi pada punggung Zhang Qiling.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞)
FanfictionPerjumpaan aneh di tengah jalan raya membawa Zhang Qiling dan Wu Xie pada satu rendezvous semalam mengelilingi keindahan kota Wuhan. Kebetulan yang indah itu menjadi titik balik kehidupan mereka. Romantis, namun menghindari komitmen. Seolah tahu bah...