Fourtenth Trouble

289 40 18
                                    

Magical Dice

Aku tidak tahu mengapa hari itu aku tidak mengucapkan selamat tinggal. Mungkin karena aku menduga ada sesuatu yang tak bisa dilupakan, yang tak sempat terucapkan.

Aku terus berkata takkan ada lagi ikatan emosional, lalu kenapa aku merasakan saat-saat bersamanya adalah yang terbaik dalam kehidupan?

Setelah satu malam ini berlalu, kami mungkin akan berpisah. Mungkin kami tak akan pernah bertemu lagi.

❤💛❤💛❤💛❤

Seringkali, kebetulan adalah keanehan yang nyata dari cerita yang terinspirasi oleh kehidupan.

Zhang Qiling dan Wu Xie tidak pernah tahu bahwa mungkin satu kenangan akan mengubah hidup mereka selamanya.

Bagian pertama dari drama ini sudah selesai. Mereka berdua berusaha meninggalkan kisah singkat itu.
Meski waktu tak berhenti, dan kepercayaan telah pergi. Tapi bayangan wajah satu sama lain masih mendatangkan senyuman di wajah masing-masing.

Saat mereka berpikir semua akan berakhir.
Kisah cinta baru saja akan dimulai.

Dan ini, bagian kedua drama terindah kehidupan Zhang Qiling dan Wu Xie.

Bip! Bip!

Ponsel baru nan keren milik Wu Xie berdenting pertanda satu pesan masuk.

Dia tengah berbaring lesu di sofa depan televisi, memikirkan banyak hal yang membuatnya pusing.

Ada satu pesan dari Zhang Qiling. Mata Wu Xie berkedip-kedip ganas. Darahnya berdesir panas dan jantungnya berdetak cepat.

Pukul 18.00 aku akan menunggumu di kedai kopi Pang Zhi. Sampai jumpa nanti malam.

Senyum Wu Xie terkembang. Dia mengetik singkat, mengirim jawaban.

Jangan terlambat!

❤💛❤💛❤

Baik, apa pun akan ia lakukan untuk segera menyelesaikan masalah konyol yang dimulainya sendiri dan membuat dirinya terlibat hubungan dan perasaan aneh dengan Zhang Qiling dalam beberapa hari. Wu Xie berdoa bahwa dirinya dan Zhang Qiling akan berbaikan, entah bagaimana malam ini akan terlewati. Akhir-akhir ini hidupnya sangat membosankan karena kehilangan pekerjaan, itu adalah bonus bahwa dia bisa melihat wajah tampan Zhang Qiling dan berjalan-jalan dengannya.

Menjelang pukul enam, Wu Xie menyeret dirinya ke kamar mandi dan berendam air panas selama mungkin sebelum ia harus menemui Zhang Qiling. Dia harus membuat dirinya terlihat rapi dan keren untuk menghabiskan semalam suntuk bersama si tuan tampan.

Zhang Qiling tiba di kedai kopi Pang Zhi tepat pukul enam. Dia belum sempat melihat Pang Zhi lagi sejak pulih dari demam kemarin. Pemuda gendut itu nampak terkejut melihat kedatangan Zhang Qiling yang tak terduga. Agak aneh melihatnya setelah insiden konyol Wu Xie kemarin. Tetapi dia menyambut Zhang Qiling dengan antusias meskipun dia tidak tahu apa masih ada yang bisa dirasakan Zhang Qiling terhadap Wu Xie.

Zhang Qiling duduk di sofa dekat jendela, pikirannya terus melayang keluar masuk dari hal-hal yang paling acak mungkin merencanakan apa yang harus dilakukan dan kemana tempat yang akan dituju.

Ketika Wu Xie akhirnya sampai di kedai kopi, giginya bergemeletuk karena gugup, dan itu melegakan akhirnya masuk ke dalam tempat yang ramai, hangat dan wangi aroma kopi vanilla.

"Hallo Wu Xie. Apakah di luar dingin? Kenapa kau pucat dan gemetar?" Pang Zhi bertanya dengan suara keras sehingga membuat Zhang Qiling menoleh ke arah mereka.

"Pelankan suara jelekmu, aku sangat gugup," Wu Xie menggerutu. Dia menepuk bagian depan blazer warna biru yang ia kenakan. Merasa sudah keren maksimal, dia melengkapi tampilannya dengan sehelai dasi hitam yang diikat sembarangan, selain itu dia membiarkan anak rambutnya sedikit jatuh berantakan di kening, akibat korban model iklan sebuah produk di televisi.

𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang