What's upsetting is that we've made a decision and there's no telling who's right or wrong
If I must let go my hand to achieve
Then why in my heart there's a sense of hesitation...❤💛❤💛❤
Awalnya memang mengasyikkan.
Mereka seperti main rumah-rumahan di apartemen molek tempat mereka seakan tak pernah puas bermesraan. Zhang Qiling pergi ke kantor pagi hari dan pulang sore hari sementara Wu Xie lebih fleksibel dalam hal jam kerja dan seringkali harus berada di lapangan untuk kebutuhan artikelnya. Tetapi menginjak usia hubungan tiga bulan, pengalaman baru yang mengasyikkan itu dengan cepat menjadi usang. Terutama bagi Wu Xie.
Ketika pemuda yang mencintai kebebasan itu mulai merasa terkurung oleh banyak pertanyaan Zhang Qiling setiap kali ia terlambat pulang, dan ketika apartemen indah itu tiba-tiba terasa menjadi terlalu sesak bagi dua pribadi yang belum sepenuhnya bisa menyesuaikan diri, Wu Xie bermimpi untuk meraih kebebasannya kembali.
Pada minggu pertama di bulan keempat, Wu Xie terjebak dalam satu pekerjaan yang mengharuskannya menginap di motel di pinggiran kota. Dia tidak pulang selama dua hari, tapi bukan itu masalahnya.
Zhang Qiling seorang yang cerdas dan berwawasan luas jadi ia bisa memahami resiko pekerjaan Wu Xie. Yang jadi masalah adalah pemuda itu sama sekali tidak mengabarinya.
Itu pengabaian yang pertama, dan ia memaafkan Wu Xie. Tapi ternyata masih akan ada lagi.
Sudah beberapa hari Zhang Qiling tidak mendengar kabar dari Wu Xie. Dia berpikir-pikir tentang pertemuan mereka yang terakhir waktu mereka menghabiskan semalaman bicara di apartemen mereka membahas tentang pekerjaan.
Saat itu Zhang Qiling menyinggung tentang pekerjaan Wu Xie yang terlalu menyita waktu dan membuatnya harus bepergian kapan saja. Dia menyembunyikan maksud tersirat bahwa bukan itu yang membuatnya khawatir, tetapi kemungkinan Wu Xie semakin bebas dan semakin jauh darinya.
Apakah aku melakukan kesalahan hari itu?
Zhang Qiling menduga-duga. Dia kembali teringat kisah singkat Wu Xie dengan beberapa mantan kekasihnya. Setiap kali menjalani kedekatan dengan seseorang, Wu Xie selalu khawatir memikirkan arah dan kelanjutan hubungan, kemudian melarikan diri pada akhirnya tanpa merasa bersalah.
Apakah dengan dirinya, Wu Xie juga diusik kekhawatiran semacam itu. Apakah dirinya, di mata Wu Xie, sama dengan orang lain yang pernah dekat dengannya?
Sabtu sore ketika ia memutuskan untuk kembali tidak pergi bekerja, akhirnya Zhang Qiling menelepon Wu Xie dan mendesaknya secara ekstrim untuk bertemu malam ini juga.
Sepanjang sisa sore, Zhang Qiling menghabiskan waktu bermalas-malasan di apartemennya. Tiba-tiba merasa ada yang janggal dan tidak lengkap dalam hidupnya. Dulu, dia selalu bangga akan dirinya yang kuat, mandiri dan berintegritas. Sekarang, dengan begitu mudahnya dia dibuat stress hanya oleh masalah kepergian Wu Xie yang menurut pemuda itu adalah hal sepele, keraguan dan depresi mulai membelenggu dirinya.
Dia mulai mempertanyakan hubungannya dengan Wu Xie.
Aku sangat mencintainya, ia mengisi kekosongan dalam dirinya dengan pernyataan itu secara berulang-ulang.
Aku hanya khawatir, jangan-jangan dia hanya main-main denganku, atau hanya merasa kasihan..
Melengkapi pikiran buruk lainnya yang satu persatu datang menyergap, Zhang Qiling memikirkan tentang kemungkinan Wu Xie hanya memanfaatkan uang dan fasilitas miliknya. Tapi ia segera menepiskan itu. Dia tidak ingin kelemahannya dalam mengatasi emosi membuat ia memandang rendah Wu Xie. Bagaimana pun ia bisa melihat sisi lembut dan kemurnian pemuda itu, dia tidak akan terlalu peduli bahkan jika harus tinggal di rumah sempit dan berantakan. Bukan itu masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞)
FanfictionPerjumpaan aneh di tengah jalan raya membawa Zhang Qiling dan Wu Xie pada satu rendezvous semalam mengelilingi keindahan kota Wuhan. Kebetulan yang indah itu menjadi titik balik kehidupan mereka. Romantis, namun menghindari komitmen. Seolah tahu bah...