• 03. | Dimana?

26 4 0
                                    

[  • s a m u d e r a    p e r m a t a •  ]

"Sa!" Nasa, orang yang dipanggil menghentikan langkah kakinya, kemudian membalikkan badannya.

"Apa?!" Teriak Nasa pada Bagas dibelakang sana.

Bagas berjalan menghampiri Nasa.

"Lo liat Nara?"

"Engga tuh, kan gue baru berangkat"

Bagas menggaruk tengkuknya "Iya juga"

Mereka berdua lantas berjalan beriringan menuju kelas.

"Eh bentar" Bagas menghentikan langkahnya saat Nasa juga berhenti.

"Lo kenapa nyariin Nara?." Tanya Nasa curiga.

"Ya, gue ada perlu lah" Bagas berucap datar lalu pergi meninggalkan Nasa.

"Heol malah ditinggal." Nasa mencebikan bibirnya.

Saat hendak memasuki kelas dia melihat Nara sedang duduk dibangkunya. Sendiri.

Belum ada siswa-siswi lain disana. Hanya ada Nara yang sedang duduk dan Bagas yang hendak masuk kelas.

Dia menaruh kepalanya diatas tangannya yang dia gunakan sebagai bantal.

"Nara" Panggil Bagas lirih.

Iya, Bagas menepuk jidatnya pelan.

Bagas menepuk sebelah bahu Nara pelan. Belum sempat tangan Bagas menyentuh Nara. Perempuan itu terbangun membuat Bagas sedikit terkejut.

Nara menatap Bagas seakan bertanya 'kenapa?'

Bagas mengeluarkan sesuatu dari balik sakunya.

Nara terkejut lalu merampas kalung itu dari tangan Bagas.

"Lo kemaren jatuhin itu waktu di bus."

Nara berterimakasih dengan mengangguk-anggukan kepalanya berkali-kali.

Bagas baru sadar.

Nara bisa denger ucapan Bagas?

"Lah, lo bisa denger gue?" Bagas bertanya dengan mata membulat.

Nara mengambil buku dan menulis disana

"Aku pakai alat pendengar" kemudian Nara menunjuk benda itu yang sudah terpasang ditelinganya.

"Ah i see." Bagas menganggukkan kepalanya, lalu dia duduk di tempat duduknya.


[  • b a r a •  ]

"Hari ini hujan lagi." Batin Nara saat melihat bulir air yang satu persatu jatuh dari langit.

Nara sedang berada diparkiran. Tadinya dia hendak pulang tapi tiba-tiba hujan turun.

Nara memandangi air yang turun dari atas. Tangan kanannya dia gunakan untuk memegang sepeda dan tangan kirinya dia ulurkan, bermain dengan air hujan yang mengalir dari genteng.

Samudera PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang