[ • s a m u d e r a p e r m a t a • ]
Di dalam kelas suasana cukup sepi karena murid yang lain sedang memanfaatkan jam istirahat untuk jajan ke kantin.
Bisa dihitung didalam kelas cuma ada 7 murid yaitu Nara, Nasa dan 4 murid lainnya yang terbentuk dalam satu geng.
"Dia itu yang pagi tadi berangkat bareng Radit kan?" Tanya salah satu dari mereka yang biasa dipanggil Bora. Bora ini gadis polos didalam geng itu.
"Dia?" Tanya Kesha ketua geng itu sambil menunjuk ke arah Nara yang sedang makan bersama Nasa.
"Iya anjir. Wah saingan lu, Sha " Jawab Ziva si tukang kompor di geng itu.
"Ga mungkin si kata gue" Jawab Nona orang yang bener di geng itu walaupun suka pedes omongannya.
"Iya lah ga mungkin, liat aja dia kaya apa" ujar Keshi sengaja menggunakan nada tinggi.
"Percuma kali, Sha. Orang ga bisa denger gitu" Ziva mengompori.
Nara menghentikan aksi makannya. Mereka salah, Nara bisa dengar.
"Udah ga usah di masukin hati. Makan dulu diabisin" Nasa mecoba menenangkan Nara.
"Woy Nasa. Kok lo mau aja si temenan sama dia?" Tanya Keshi.
"Hak gue lah" jawab Nasa santai tanpa melihat Keshi.
"Orang cacat kok ditemenin" Kompor Ziva.
"Bacot mulu lo, Va. Diem kek kaya Bora" Lerai Nona.
"Dia mah emang lemot" Jawab Kesha.
Ziva tertawa kencang. Tapi emang benar Bora itu lemot binti lelet.
"Engga ya! Gua ga lemot!" Bora membela dirinya sendiri.
Nona berdiri dari duduknya.
"Gue mau ke kantin. Yang mau ikut ayo"
"IKUTTT" jawab Bora dan Ziva serentak lalu mengikuti Nona yang sudah keluar dari kelas.
"Ck. Yang bos kalian disini siapa sih" Decak Kesha.
"Jiakhhh dikhianatin anak buah" Teriak seseorang dari arah belakang. Siapa?
Orang yang sedang tidur diatas 4 kursi yang di jejer bangkit dari tidurnya lalu menjulurkan lidah ke arah Kesha.
"Anjing lo, Gas" Kesha keluar dari kelas dengan kesal.
"Bagas dari tadi lo di sana?" Tanya Nasa heran. Begitu juga dengan Nara.
"Iya, tidur gue. Tapi kebangun gara-gara curut-curut itu" Ujar Bagas membuat kedua perempuan itu tertawa.
Sumpah walaupun ketawa Nara ngga ada suaranya tapi manis banget apalagi matanya juga ikut senyum.
"Eh tapi bener tadi lo berangkat bareng Kak Radit?" Nasa mengalihkan pembicaraan.
Nara mengerutkan dahinya.
"Anjir Nara masa lo gak tau si. Raditnya Nathaniel Pratama" Ujar Nasa geregetan poll sama Nara.
Setelah mengucapkan nama panjang Radit Nara mengerti lalu dia mengangguk.
"Sabar dong Sa, dia aja anak baru"
"Hehe" Nasa hanya cengengesan.
"Wah gila gila. Kok lo bisa sih berangkat bareng dia?" Nasa mulai heboh sendiri.
Lagi lagi Nara mengangguk.
"Cih. Gue yang adeknya aja belum pernah sekalipun naik mobil itu." Ucap Bagas membuat Nasa tidak enak karena perubahan raut wajah Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudera Permata
Teen Fiction[ Follow dulu yuk sebelum baca ] ❝Hidup itu sederhana, Gas. Kita yang membuatnya sulit.❞ - Narasi Putri Permata. ❝Aku akan selalu mencoba untuk mengubah kemalangan menjadi kesempatan, Ra.❞ - Bagaskara Samudera Pratama. ©Copy Right By Liayace started...