❞ Ratusan, ribuan bintang kupandangi. Tak menerangi, namun senyumanmu tak bisa bohongi hati nurani. Kuinginkan dia, menerangi setiap malamku ❞
[ • s a m u d e r a p e r m a t a • ]
Berjalan seorang diri diselingi lompatan kecil dengan kantung keresek ditangannya, ditemani suara jangkrik dan udara sejuk sehabis hujan.
You should me
I have reasons
I should love myself
Begitulah Bagas bersenandung menyanyikan lagu penyanyi kesukaannya. Malam ini sangat sepi, mungkin karena habis hujan jadi orang-orang malas untuk keluar dan lebih memilih untuk berdiam diri di rumah.
Tidak apa, Bagas suka suasana sepi.
"Astaghfirullah!" Bagas terkejut, langkahnya ter kala melihat seorang perempuan dengan rambut panjang duduk sendirian dikursi tamanㅡSendirian!. Sedetik kemudian terdengar suara isak tangis.
Demi apapun Bagas merinding.
"Samperin, engga, samperin, engga, samperin" Bagas mengucapkan itu sambil menekuk satu persatu jari tangan kirinya.
"ih kok samperin sih??!!" Bagas menggerutu kesal, dia ingin menghampiri orang itu tapi takut kalau orang itu bukan manusia.
"Samperin banget nih?" Bagas melangkahkan kakinya pelan, saat baru empat langkah dia teringat Radit."Ga usah samperin deh nanti kelamaan takut Bang Radit marah" Akhirnya Bagas putar balik dan pulang kerumah.
Sedangkan di ruang tamu rumah, Radit sedang bermain dengan milkiㅡkucing kesayangan Bagas. Milki menggeliat dipangkuan Radit yang sedang duduk goleran di lantai.
"Gemes banget si" Radit mamainkan bulu lebat milki yang membuat kucing itu menggeliat merem melek.
Lenjeh banget milki.
"Woy permen" Panggil Radit pada si Milki. Asal kalian tau Radit memanggil kucing itu permen karena namanya milkiㅡmilkita?.
Seolah mengerti apa yang di ucapkan Radit, kucing yang sedang memainkan karpet itu mengeong.
"Babu lo lama banget si"
Miaw
"Babu lo sayang banget sama lo, ya?"
Miaw
"Lo bosen ga sih makan wishkas mulu?"
Miaw miaww
"Besok gue kasih ikan pindang deh tapi jangan bilang-bilang sama babu lo ya"
Miaw
"Tos dulu dong" seolah mengerti apa yang diucapkan Radit, Milki menempelkan satu kakinya ke tangan Radit.
"Permen kok lo bisa tos sih?!" Radit kaget. Baru tau kucing bisa tos. Radit membopong dan menciumi Milki gemas.
"Abang?"
Radit mematung mendengar suara yang sangat familiar baginya. Dia langsung menaruh Milki kebawah.
"Abang katanya ga suka kucing?" Bagas bertanya dengan wajah sumringahnya.
Setau Bagas, Radit tidak suka kucing. Pasalnya Bagas pernah mengajak Radit untuk bermain dengan Milki tapi Radit bilang kaya gini, "gak mau, gue gak suka kucing".
Radit berdiri dengan canggung "Gue emang ga suka kok"
"Tapi tadiㅡ" Bagas hendak bertanya tapi sudah di sela duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudera Permata
Teen Fiction[ Follow dulu yuk sebelum baca ] ❝Hidup itu sederhana, Gas. Kita yang membuatnya sulit.❞ - Narasi Putri Permata. ❝Aku akan selalu mencoba untuk mengubah kemalangan menjadi kesempatan, Ra.❞ - Bagaskara Samudera Pratama. ©Copy Right By Liayace started...