Aturan Kekaisaran Phoenix [2]

212

Tak Tahu Malu (1)

...

"Saya adalah orang berdosa abadi dari Huan Yun. Jika saya akan dihukum dengan seribu luka, bagaimana saya memenuhi syarat untuk memperbaiki obat untuk keluarga kerajaan? Selain itu, saya sangat muda dan sangat kejam. Bukankah Raja takut aku akan meracuni seseorang sampai mati?" Jun Mohuang tersenyum sinis.

Ketika dia tidak berguna, dia adalah orang berdosa di Huan Yun. Ketika dia berguna, dia harus memperbaiki obat dalam jumlah banyak untuk keluarga kerajaan.

Dia hanya ingin menertawakan ini.

Feng Kui merasa malu dengan kata-katanya. "Saya sudah mengatakan bahwa itu semua adalah kesalahpahaman. Kata-kata itu tidak masuk hitungan."

Green Spirit Island telah dihancurkan. Jika Jun Mohuang ditangkap dan dihukum mati di penjara, mereka bisa melampiaskan amarah mereka.

Tetapi dengan temperamen Jun Mohuang, dia lebih baik mati daripada membuat setetes obat.

Dia memiliki pria yang kuat di sisinya. Bahkan jika ahli keluarga kerajaan bisa menjatuhkan mereka, mereka akan menderita kerugian besar dan keuntungan tidak akan menggantikan kerugian.

Oleh karena itu Feng Kui tidak berani memperlakukannya seperti dulu.

"Ini kesalahpahaman? Sayangnya, menurut saya itu bukan kesalahpahaman. Di masa depan, saya akan menyempurnakan Inti Roh Giok Tingkat Surga dan Tingkat Bumi menjadi obat dan melelang mereka di Paviliun Baibao. Jika keluarga kerajaan menginginkannya, ikut serta dalam pelelangan."

Jun Mohuang tersenyum. Dia sebenarnya tidak ingin menjual satu botol pun kepada keluarga kerajaan.

Tetapi keluarga kerajaan memiliki Batu Roh paling banyak, jadi mengapa dia harus melawan yang berkilau?

"Nona Jun, bagaimana dengan kita?"

Kepala keluarga lainnya tersenyum ramah ketika mereka melihatnya bersiap untuk melelang.

Ekspresi mengejek dan menghina di wajah mereka sebelumnya membentuk kontras yang tajam.

"Keluarga Wu, Keluarga Zhou, Keluarga Wang... Untuk 15 keluarga Anda ini, anggota keluarga Anda telah mengatakan dalam perjalanan kami ke Green Spirit Island bahwa mereka tidak akan melakukan kontak apapun dengan saya. Jadi tentu saja, Anda tidak bisa membeli obat yang saya buat."

Jun Mohuang tidak lupa bagaimana keluarga-keluarga ini menyerangnya dalam perjalanan ke Pulau Green Spirit.

"Nona Jun, jangan. Orang-orang dalam keluarga itulah yang cuek dan membuatmu marah. Jangan memasukkannya ke dalam hati!"

"Nona Jun, aku akan mengajari para bajingan itu pelajaran saat aku pulang. Jangan marah."

Setelah melihatnya secara langsung menolak untuk berdagang dengan mereka, Kepala Keluarga ini tidak lagi peduli dengan harga diri mereka.

"Oh, benar. Aku akan segera kembali untuk menyiapkan 5.000 Spirit Stone dan mengirimnya ke rumah Nona Jun nanti!"

"Nona Jun, aku akan pergi dulu. Aku akan pulang untuk mengambil Batu Roh..."

Selama proses ini, seorang patriark tiba-tiba mendapat ide dan mengingat taruhan mereka dengan Jun Mohuang di pelabuhan.

Dia kemudian bergegas pulang.

Setelah melihat ini, banyak Kepala Keluarga mengingat masalah ini dan juga mengucapkan selamat tinggal untuk pulang untuk mengambil Batu Roh.

Meskipun 5.000 Batu Roh adalah jumlah yang sangat besar, hampir setengah dari 15 keluarga memiliki Batu Roh.

Tapi dibandingkan dengan obat yang bisa dimurnikan Jun Mo, itu bukan apa-apa. Jika mereka tidak lagi memiliki Batu Roh, mereka perlahan bisa mengumpulkan lebih banyak.

Green Spirit Island telah dihancurkan, dan tidak akan ada lagi Jade Spirit Core di masa depan. Tidak akan pernah ada ramuan seperti itu untuk meningkatkan bakat seseorang lagi.

Kepala yang mengelilingi Jun Mohuang segera bubar. Kepala Keluarga lainnya pahit. 15 keluarga itu kaya dan mampu membeli 5.000 Spirit Stone.

Namun, untuk keluarga kecil seperti mereka, 5.000 Spirit Stones adalah seluruh aset mereka. Beberapa dari mereka bahkan tidak mampu membelinya.

Jika mereka memberikan semuanya kepada Jun Mohuang sekarang, mereka tidak akan memiliki Batu Roh untuk membeli obat.

Ini termasuk Keluarga Jun.

"Mohuang..."

Jun Yangfeng ragu-ragu sejenak. Pada akhirnya, dia memaksakan senyum ramah di wajah lamanya.