Tertarik Padamu ~ 6

4.8K 676 7
                                    

SANDYA POV

Kini aku tengah berada di tenda bersama Mbak Saras dan suaminya. Namanya Mas Arya. Ayah Delora itu adalah seorang wirausahawan yang bergerak di bidang UMKM. Dan kuakui dia sangat tampan. Pantas saja Delora jadi anak yang cantik jelita.

"San, Mbak mau pergi cari makan buat Mas Arya. Titip Lora dulu ya," tutur Mbak Saras.

"Siap, Mbak," timpalku dengan senang hati. Delora itu nggak nakal, makanya aku suka ketika bermain dengannya. Biasanya banyak anak kecil seusia Lora yang jahil, aku jadi agak jengkel.

"Aunty, aku mau ketemu Om Pandu." Setelah beberapa saat bermain, bocah kecil itu justru merengek ingin bertemu omnya.

Aku kebingungan. Pandu 'kan sedang manggung. Jadi aku harus bagaimana sekarang? Karena terus merengek, aku memutuskan membawa Delora ke belakang panggung saja.

Dari sini aku dapat melihat penampilan Pandu saat sedang bernyanyi. Sama seperti yang kubilang saat masih SMA, cara menyanyinya sungguh sangat keren. Para penonton pun ikut bernyanyi bersama. Ah, sudah lama aku nggak melihat adegan seperti ini dalam hidupku.

Meski tahu nggak baik bagi telingaku untuk terus berada disini, tapi aku tetap bersikukuh menunggunya sampai selesai. Hingga lebih dari 10 menit aku berada di sini, dan Pandu masih stay di panggung untuk berbincang dengan para fansnya.

Kemudian, kulihat dia bersiap turun panggung untuk beristirahat, digantikan dengan penyanyi lain yang menjadi bintang tamu. Pandu melihatku dan Delora yang tampak antusias. Dia segera menghampiri kami.

"Kenapa di sini? Nanti kalau kamu terluka gimana?"

Aku mengernyit heran. Apa Pandu sudah tahu kekuranganku? Sepertinya Mbak Saras sudah menceritakan semua padanya.

"Nggak apa-apa kok. Ini Delora pingin ketemu kamu."

"Sudah, ayo ke tenda dulu," sahutnya. Pandu menggenggam tangan Delora yang berada di sampingku.

Kami sampai di tenda yang masih sepi. Sepertinya Mbak Saras belum kembali. Aku mulai mengeluh di dalam hati, jika hanya bersama Pandu suasananya pasti akan canggung.
"Delora mau main apa?" tanya Pandu.

Kasihan dia. Harusnya beristirahat sejenak sebelum kembali manggung, tapi justru nggak bisa. Aku memutuskan untuk tetap di sini. Agar saat dia di panggil untuk bernyanyi lagi, Delora bisa bermain denganku.

"Om nanti nyanyi lagi, ya?" tanya Lora. Pandu tersenyum lembut pada keponakannya itu.

"Iya, Sayang. Delora mau ikut?"

"Ihh, nggak mau. Lora sama Aunty Sandya aja," sebut bocah kecil itu.

"Kenapa nggak mau?"

"Di sana rame, malu. Om Pandu nyanyi di sini aja," pinta Lora sambil merengek.

Pandu pun mengelus kepalanya. "Oke, deh. Dengerin, ya."

Jantungku tiba-tiba berdegup kencang, ini pertama kalinya aku melihat dia menyanyi secara jelas. Bukan di panggung apalagi di televisi.

Pandu akhirnya menyanyikan lagu you are my star miliknya. Dan suaranya itu...sangat merdu. Aku bahkan ikut terpukau.

"Giliran Aunty, dong. Aku pingin denger Aunty nyanyi."

Aku terkejut mendengar permintaan Lora. Nak, aku bukan penyanyi bersuara bagus.

"Eh, tapi Aunty nggak bisa nyanyi. Minta Om-mu aja," tolakku.

"Coba dulu," sela Pandu. Aku langsung melotot. Apa dia nggak mengerti situasinya? Aku benar-benar nggak bisa.

Tarik Suara (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang