Lembar Dua

155 27 0
                                    

Love Under the Rain: Kim Sejeong

"Dasar sialan!"

Sudah kesekian kalinya gadis bernama lengkap Kim Sejeong itu mengumpat.

Ia baru bertemu kekasihnya hari ini.

Sejeong mengira kekasihnya akan memberinya kejutan, atau apa.

Namun tak disangka-sangka kekasihnya malah memutuskan hubungan mereka dengan beralasan ingin menikah dengan wanita dewasa.

"Apa dia ingin menikah dengan tante-tante beranak satu?! Aakkhhh..! Sialan!"

Sejeong mengacak rambutnya frustasi.

Ini baru bulan ke enam Sejeong dan Mingyu, kekasihnya menjalin hubungan.

Namun kandas di tengah jalan karena sang kekasih lebih memilih meninggalkannya untuk menikah dengan wanita yang jauh lebih matang.

Lebih dewasa katanya.

Lantas, apa arti Sejeong untuknya?

Mungkin hanya untuk pelarian semata.

Mingyu bilang, jika Sejeong bukan gadis yang matang dan cukup dewasa.

"Heol! Bukankah dia hanya ingin wanita dengan bokong yang besar dan dada yang maju seperti badut?" Terka Sejeong.

"Ya, terserah dia saja. Aku mungkin akan mendapatkan yang lebih baik dari Kim bangsat Mingyu."

Sejeong meneguk soju terakhirnya dan langsung terkapar di meja makan.

***

Bagaimana mendefinisikan sosok Kim Sejeong?

Ah--banyak hal konyol tentang gadis ini.

Dia peminum berat.

Toleransinya terhadap minuman beralkohol sangat tinggi.

Kim Sejeong itu cantik.

Senyumannya manis.

Pandai dalam segala hal rumah tangga.

Intinya, Kim Sejeong serba bisa dan cocok menjadi istri.

Namun satu yang Kim Sejeong tidak punya, keberuntungan.

Sejeong gadis pintar dan rajin, namun juga tidak beruntung.

Diasuh oleh paman dan bibi dari keluarga Ibu, yang bahkan selalu memakinya karema tidak diharapkan.

Ayah? Ibu? Sejeong tidak punya. Ayah pergi entah kemana dan meninggalkan tanggung jawabnya, dan Ibu yang meninggal karena serangan jantung yang dideritanya dari Sejeong berumur sepuluh tahun.

Sejeong kini telah lulus SMA. Tiga tahun yang lalu lebih tepatnya. Sejeong langsung pergi ke Seoul karena paksaan paman dan bibinya, kemudian mencari kerja.

Menjadi pelayan di restoran tradisional di pinggiran kota Seoul.

Dengan gaji yang lumayan cukup untuk makan dan biaya sewa apartemen.

Setidaknya dua ratus ribu won gajinya dalam sebulan, cukup untuk memenuhi kebutuhan Sejeong di kota.

Pertama kali Ayahnya meninggalkan Sejeong, saat ia berumur 10 tahun.

Tepat saat Ibunya meninggal.

Sang Ayah benar-benar hilang tanpa jejak.

Diasuh dan dibesarkan orang lain bukanlah hal yang mudah.

Sejeong tidak disayang.

Mendapat banyak makian dan kata-kata kasar.

"Dirimu seharusnya tidak ada di dunia ini. Menyusahkan orang lain saja! Masih mending jika kedua orang tuamu meninggalkan harta untukmu. Ini, apa? Sepeser uang pun tidak ada!"

Kata-kata itu yang membangkitkan Sejeong untuk bekerja keras mencari uang. Agar bisa membuktikan jika Kim Sejeong mampu.

"Sejeong tidak nakal, kenapa paman dan bibi selalu marah-marah padaku? Apa salahku?"

"Dirimu punya banyak salah! Banyak sekali. Sampai-sampai rasanya Aku ingin mencekikmu hingga mati!"

Pokoknya Sejeong itu.... menyedihkan dan selalu tidak beruntung.



-Ryukanie








Love Under the Rain | END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang