Lembar Sepuluh

97 24 1
                                    

Love Under the Rain: Avoid

Selepas kejadian malam itu, Sejeong total menghindari Park Jimin. Hari ini, Jihoon sedang tidak dirumah. Dia memiliki jadwal ke psikolog hari ini. Setelah mengantar Jihoon, Sejeong izin pergi ke sungai Han untuk menenangkan pikiran.

Udara disini benar-benar membuat pikirannya jernih kembali.

"Permisi," seseorang memanggilnya seraya menepuk bahu kanannya.

Sejeong lantas menoleh dan melihat Ayah mertua Jimin dengan pakaian jas formalnya.

"Kau Kim Sejeong, benar?"

Sejeong mengangguk.

"Kau sudah mendapatkan apa yang Kau mau kan? Yaitu menikah dengan Park Jimin. Aku yang menganjurkan hal itu padanya. Aku tau Kau menjadi gadis murahan setelah ditinggal Ibumu pergi. Maka dari itu Kau memanfaatkan kesem--"

"Jaga bicaramu, Tuan! Kau penyebab Ibuku meninggal! Hwang Nara, apa Kau mengingatnya?! Kau penyebab Ibuku meninggal!"

Pria paruh baya itu merubah ekspresi wajahnya menyeringai.

"Aku mengenalmu. Dan Kau tau? Aku tidak pernah mengharapkanmu. Bahkan dunia tidak mengharapkanmu hadir, Nona Kim."

"Kau yang melakukan kesalahan, tapi kenapa Aku yang harus menanggungnya? Kemana tanggung jawabmu, huh? Kau--- pria tua bangka yang pengecut, Tuan!"

'PLAK!'

Dia menampar pipi Sejeong kuat.

Perih dan panas.

"Ayah!"

Jimin, pria itu sedari tadi berada di kafe yang terletak tidak jauh dari sungai Han karema pertemuannya dengan klien. Saat selesai meeting, Jimin melihat Sejeong disana. Memperhatikan gadis itu dari kejauhan, sampai akhirnya Ayah mertuanya datang.

Jimin berpikir mereka tidak saling kenal, namun saat Jimin perhatikan lagi, ternyata mereka saling berdebat.

Jimin hendak menghampiri mereka, namun saat sudah dekat, Jimin dibuat terkejut dengan perlakuan Ayah mertuanya yang menampar Sejeong kuat.

"Apa yang Ayah lakukan?!"

"Dia sudah kurang ajar! Dia hanya ingin memanfaatkanmu dengan menjadi pengasuh Jihoon, Jim!"

"Kau menuduhku, Tuan?"

"Sejeong-ssi, apa itu benar?"

"Tidak, Aku..."

"Tidak perlu banyak alasan, dasar miskin!"

"Kim Sejeong-ssi, mulai saat ini, Kau Aku pecat!"

"Kenapa Aku? Aku tidak bersalah!"

"KIM SEJEONG! Pulang dan kemas barang-barangmu, lalu pergi dari rumahku. Gajimu untuk bukan ini, akan Aku transfer."

"Baiklah jika itu mau mu. Tapi Aku harap, Kau jangan menyesal suatu saat nanti ketika mengetahui siapa Ayah mertuamu sebenarnya!"

Sejeong berjalan meninggalkan sungai Han.

***********

Setelah kejadian itu, Aku nenar-benar kembali ke rumah Jimin dan mengemasi barang-barangku lalu pergi dari sana. Kepala pelayan bertanya padaku kenapa Aku pergi, tapi Aku hanya beralasan pulang kampung untuk sementara.

Sekarang Aku berada di bus menuju Jeju. Aku lebih memilih pergi ke Jeju dan memulai hidup baru disana. Mengganti nomor ponselku, dan menghapus semua akun media sosialku.

Uang yang Jimin berikan sebagai gajiku di transfer saat itu juga. Cukup banyak, hingga Aku dapat menyewa apartemen kecil yang hanya terdiri dari kamar dan kamar mandi saja. Tidak ada dapur ataupun ruang tamu. Apartemen yang dibayar seharga dua juta perbulannya. Setidaknya Aku tidak kehujanan dan terhalau dari teriknya panas matahari.

Di Jeju sendiri, banyak yang membuka cabang restoran seafood karena dekat dengan laut. Tempat dimana apartemenku berada juga tidak jauh dari laut.

Aku memutuskan kontak dengan semua orang, termasuk dengan Paman dan Bibiku. Mungkin Aku akan pulang ke Gwangju jika uangku sudah terkumpul cukup banyak.

Malam ini, selesai Aku membereskan pakaian dan barang-barang lainnya, Aku pergi tidur. Melepas lelah tubuh dan pikiranku dengan cara memejamkan mata, sampai akhirnya Aku tertidur lelap.






-Ryukanie

Love Under the Rain | END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang