Chapter 13: Hello Again

289 21 0
                                    

Ia menunggu. Matanya fokus pada pintu dimana para penumpang penerbangan dari luar negeri datang. Banyak orang-orang yang berjalan keluar dari sana. Ia memperhatikan satu persatu dari mereka. Dua orang yang ditunggunya belum juga menampakkan diri.

Hampir tiga jam menunggu—Akashi Tetsuya duduk dikursi tunggu dengan tidak tenang sedari tadi. Sesekali mata bulat itu melirik langit lewat jendela kaca dari tempat duduknya, mengamati tiap pesawat yang ingin mendarat maupun lepas landas, barangkali satu diantara pesawat yang baru mendarat adalah yang dinaiki oleh kedua orang tuanya.

Kemudian ia menunduk, memerhatikan kedua kakinya yang berayun-ayun tidak jelas, gelisah.

"Nii-san! Setelah Okaa-san dan Otou-san sampai nanti, kita jadi pergi melihat kembang api malam nanti, 'kan?" disebelahnya, Seijuurou sedang duduk tenang sambil bermain handphone.

Akhirnya Tetsuya mengatakan itu lagi.

Si sulung menghela nafas berat. Mengamati adiknya yang sedang memerhatikannya dengan mata bulatnya. Ia tersenyum. Wajahnya mendekati wajah si bungsu.

"Ya, Tetsuya. Sekali lagi kau mengatakan itu, kakak akan cium bibirmu itu agar diam." Katanya menggoda.

Tetsuya menggeleng cepat—buru-buru menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

"Sepuluh kali—" Shintarou yang duduk di sebelah Seijuurou menaikkan bingkai kacamatanya yang tidak turun sama sekali. "Sudah sepuluh kali kau mengatakan kata-kata yang sama, Tetsuya."

"Tetsu sangat antusias, ya?"

"Tentu saja nanti malam jadi-ssu! Aku sudah tidak sabar."

"Hm.. ngomong-ngomong, Kaa-chin dan Tou-chin lama sekali."

"Seharusnya mereka disini sejak dua jam yang lalu." Seijuurou memeriksa arloji yang melingkar ditangan kanannya. Sekarang sudah pukul lima lewat tujuh menit—seharusnya pesawat yang ditumpangi Otou-san dan Okaa-sannya tiba dua jam yang lalu.

'BREAKING NEWS!'

Keenam Akashi saudara teralihkan perhatiannya pada suara keras yang menggema di seluruh bandara. Itu berasal dari televisi berukuran besar di sana.

"Baru saja kami mendapat kabar kalau pesawat xxxx air dengan nomor penerbangan xxxxx98 tujuan London-Jepang mengalami kecelakaan dan diyakini telah jatuh disekitar daerah Kanto. Belum ada laporan lebih lanjut tentang hal ini."

Seijuuro menahan napas. Yang lain memperhatikan dengan serius, kecuali Tetsuya yang hanya memerhatikan ekspresi kelima kakaknya bergantian dengan tatapan polosnya. Tidak mengerti apa-apa.

"—tapi yang jelas, dapat dipastikan seluruh penumpangnya tewas, karena sebelum jatuh pesawat tersebut sempat meledak."

Tangan Seijuuro gemetar hebat. Tetsuya yang sedang menggenggam tangan kakaknya dapat merasakannya.

Ia bingung sekarang. "Ne, Nii-san, nanti malam.. jadi, kan?" sedikit ragu Tetsuya akhirnya mengatakan itu lagi. Berharap mendapat respon setidaknya dari Seijuurou-niisannya yang katanya jika dia mengatakan itu lagi Seijuurou akan mencium bibirnya.

Tapi yang ia dapat hanya diam. Sepasang iris delima yang menatap lurus pada televisi yang baru saja memberitakan kabar kecelakaan—itu terlihat kosong.

Kemudian tangis Ryouta-niisannya yang tiba-tiba pecah membuat Tetsuya sadar.

Tidak akan pernah ada nanti malam.

From You to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang